The Cross
Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2000 -
1364283024
& 1367286044


Ambon Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com>
Date: Wed, 16 May 2001 16:07:17

MENGUAK TABIR 19 JANUARI 1999
download artikel     Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya 

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,

Di dalam "tabiq Ak-bar-bar" yuang diadakan untuk membebaskan si "kepala rusuh", Peristiwa Kerusuhan Pertama, 19 Januari 1999, diungkit-ungkit dan dijadikan "hasutan dusta" oleh berbagai "pendusta beriman", seperti di bawah ini!!! Walaupun masih belum memuat "kejadian di Mardika-Batumerah", yang dimulai dengan "aksi pemerasan" preman Muslim, "Nursalim bin Kadir" terhadap seorang sopir angkot Kristen, "Yoppy Leuhery", saya persilahkan saudara-saudara meneliti kembali apa yang bisa saya dapatkan ini!!

SOURCE REPUBLIKA
Date 2001-05-12
TABLIGH AKBAR: BEBASKAN USTADZ JAFAR

Pembicara kedua, Wakil ketua MUI Maluku ustadz Abdul Wahab Polpoke menyatakan pula, hukum rajam yang dilakukan Laskar Jihad adalah perkara kecil dibanding kerusuhan Ambon. "Masih ada perkara yang lebih besar lagi yang harus ditangani oleh polisi, yakni mengungkap kerusuhan awal 19 Januari 1999 serta menangkap dalang-dalangnya. Hanya saja semua itu tidak pernah ditempuh oleh Kapolri," katanya. "Pada 19 Januari 1999, dua tahun lalu, kita umat Islam di pepet, dibantai dan diperkosa, namuan TNI/Polri tidak mengambil tindakan apapun," kata Attamimi. Hal yang sama juga disampaikan oleh seluruh pembicara dalam tabligh akbar itu. Di Yogyakarta, sedikitnya 3.000 umat muslim menggelar Tablig Akbar di Masjid Agung Kauman Yogyakarta, kemarin. Mereka menuntut pembebasan Ustadz Jafar.

JOSHUA:
Inilah sebagian dari peristiwa "hari terkutuk" itu!!!

KRONOLOGIS KERUSUHAN AMBON 19-24 JANUARI 1999
(DAERAH SILALE, POHON PULE, MANGGA DUA DAN PONOGORO)
sumber :
http://www.members.tripod.com/ambon1

I. S I L A L E

1. SELASA, 19 JANUARI 1999

a. PUKUL : 16.45-17.30 WIT

Pengumpulan massa Soabali di depan Hotel Jamilah dan massa Jalan Baru di depan Wartel Aladin (Jl. Sultan Babullah).Salah seorang warga Soabali yang bernama IQBAL OHORELLA berteriak kepada massa yang berkumpul : "Batu Merah telah dibakar, maka sekarang Silale harus dibakar", disertai yel-yel "Allah hu Akbar" sambil memasuki lorong Silale sebanyak 3 (tiga) kali disertai aksi pelemparan batu namun dapat dihadang oleh massa Silale yang bertahan. Yang dilihat oleh massa yang berada di Silale, bahwa massa yang berkumul di depan Hotel Jamilah dan Wartel Aladin mengenakan kain putih di kepala sebagai tanda pengenal dengan berbagai jenis senjata tajam. Beberapa keluarga yaitu KEL. I. DAGANG, KEL. J. FERDINANDUS, KEL. H. AKERINA, KEL. P. ENGEL, KEL. D. SAMSON dan KEL. H. PATTIASINA pada saat keributan mulai memuncak kemudian mengungsi di Wartel Aladin (milik Umat Islam).

b. PUKUL : 17.30-17.45 WIT

Gelombang penyerangan yang keempat oleh massa Soabali memasuki Lorong Silale dengan melempari rumah KEL. RESPESSY, KEL. DAGANG, dan KEL. GOMMIES, dan serentak dengan bergabungnya massa Waihaong melalui lorong samping RM AI MADURA hingga membakar rumah KEL. NIKIJULUW (Rumah Tua) dan terus masuk mendekati GEREJA SUMBER KASIH dan dihadang oleh massa Silale dengan pelemparan batu. Massa Soabali, Jalan Baru dan Waihaong semakin beringas dan memakar rumah KEL. RESPESSY, KEL. DAGANG, dan KEL. GOMMIES. Massa menuju GEREJA SUMBER KASIH dan melakukan pelemparan ke arah gedung gereja.

c. PUKUL : 17.45-18.00 WIT

Massa Soabali, Jalan Baru dan Waihaong mundur ke Jl. Sultan Babullah dan aparat keamanan (POLISI MILITER) sebanyak 6 (enam) orang tiba di tempat peristiwa dan hanya melihat proses pembakaran yang terjadi. Beberapa massa Silale yang coba menghalau api agar tidak menjalar ke rumah yang lain dan massa yang berada di Jl. Sultan Babullah bertanya : "Mengapa tidak keluar dari tadi?" Massa semakin beringas dan kemudian membakar dan merusak rumah-rumah umat Kristen yang ada di lorong Silale dan massa Silale hanya bisa berlindung di rumah KEL. B. SAMSON.

d. PUKUL : 18.00-18.15 WIT

Massa kemudian mundur ke Jl. Sultan Babullah dan penyerangan berikutnya diarahkan ke daerah pemukiman umat Kristen yang berada di daerah Waihaong disertai aksi pelemparan batu.

e. PUKUL : 18.15-19.30 WIT

Pengrusakkan terhadap rumah-rumah penduduk terus terjadi hingga massa kembali berkumpull di Jl. Sultan Babullah. Aparat keamanan tetap berada pada posisinya dengan hanya mengamati jalannya kerusuhan.

f. PUKUL : 19.30-21.00 WIT

Massa Silale (orang tua, perempuan dan anak-anak) tetap berlindung dalam gedung GEREJA SUMBER KASIH sampai terjadinya proses evakuasi ke POLRES Pulau Ambon dan P.P. Lease dan Pastori Jemaat GPM Silo oleh aparat keamanan setelah adanya desakkan dari Pendeta Jemaat GPM Silo.

II. P O H O N P U L E

1. SELASA, 19 JANUARI 1999

a. PUKUL : 18.00-20.00 WIT

Massa Pohon Pule, Air Mata Cina, Mangga Dua, Trikora, dan Urimessing berkumpul secara spontan di Jl. DR. Soetomo karena melihat kobaran api dan permintaan bantuan dari massa Silale melalui telepon.

b. PUKUL : 20.00-22.00 WIT

Massa yang berada di depan Mesjid Al-Fatah bergerak mendekati daerah sekitar Gereja Silo tetapi berhasil di tahan oleh massa yang berada di Jl. Dr. Soetomo. Peristiwa ini membuat massa mengamuk karena tidak berhasil menuju ke daerah Silale dan membakar 2 (dua) buah pondok serta beberapa becak di Jl. A.M. Sangadji. Aparat keamanan berada di depan Toko Nusantara dan di depan Rumah Kopi Sariwangi dan karena keterbatasan personil, maka aparat keamanan hanya bisa mengawasi tanpa bisa berbuat apa-apa. Mobil aparat keamanan (patroli dan truk) banyak yang melintasi daerah tersebut tanpa upaya untuk mengamankan.

c. PUKUL : 22.00-22.15 WIT

Massa merusak Mesjid An-Nur di Jl. A.M. Sangadji dan kemudian berupaya untuk membakar mesjid tersebut (berhasil digagalkan) setelah mendengar bahwa GEREJA SUMBER KASIH telah dilempari.

d. PUKUL : 22.15-24.00 WIT

Massa di Trikora, Pohon Pule dan Air Mata Cina saling mengawasi dan menghujat dengan massa Soabali, Jalan Baru dan depan Mesjid Al-Fatah. Seorang pemuda (orang Buton) dengan seorang teman gadisnya hendak pergi ke Air Mata Cina tetapi diperingatkan oleh massa untuk kembali namun tidak dihiraukan dan malah menampakan sikap yang sinis. Massa yang ada menjadi beringas kemudian memukulinya hingga diamankan aparat keamanan dan dibawa ke RSU Dr. Haulussy Ambon.

III. M A N G G A D U A (mulai Jumat 20 Januari 1999, jam 10.00 pagi)

IV. P O N O G O R O

1. SELASA, 19 JANUARI 1999

a. PUKUL : 17.00 WIT

Ada upaya damai yang dirakarsai oleh Bpk. JOHN TALAKUA (Ketua RT 003/ RW 04) dengan melakukan dialog bersama Bpk. TURUY. b. PUKUL : 20.00 WIT Upaya untuk menjaga kondisi keamanan lingkungan Ponogoro tetap stabil kembali dilakukan oleh Bpk. JOHN TALAKUA sebagai wakil dari Ponogoro Atas (Umat Kristen) dengan Bpk. ABBAS wakil dari Ponogoro Bawah.

CATATAN: Jika ada yang punya Kronologi 10 Januari 1999 untuk daerah Mardika-Batumerah, mohon ditayangkan juga!!!

JOSHUA:
Sebagai BUKTI bahwa Umat Kristen tidak berniat untuk melakukan serangan pada tanggal 19 Januari 1999, dan malah asik ikut "bersilaturahmi" kemana-mana, ikutilah kisah di bawah ini!!!

LAPORAN YAYASAN SALA WAKU, MALUKU:

TRAGEDI PENYERANGAN DAN PEMBANTAIAN WARGA MASYARAKAT PADA BEBERAPA DESA/DUSUN DI PULAU AMBON

2. Rombongan "Bible Camp" GKPB di kompleks Field Station Universitas Pattimura, Hila. Pada tanggal 17 Januari 1999 kira-kira jam 17.30 WIT, rombongan "Bible Camp" dari GKPB (Gereja Kristus Perjanjian Baru) dengan kurang lebih 120 orang, berangkat dari Ambon menuju kompleks Field Station Universitas Pattimura di Hila untuk melakukan kegiatan "Bible Camp". Direncanakan selama 3 (tiga) hari dan mereka baru akan kembali pada tanggal 20 Januari 1999 sekitar jam 11.00 WIT.

Pada tanggal 20 Januari, pukul 11.00 WIT tersebut, saat mereka akan meninggalkan lokasi kegiatan, mobil yang akan mereka tumpangi ternyata tidak mampu menampung seluruh peserta. Rombongan kemudian memutuskan mengutus HENDRIK HURSEPUNY, MECKY SAINYAKIT (pendeta) dan supir mobil DEREK MATAHERU untuk pergi ke desa Wakal atau sekitarnya mencari mobil tambahan untuk mengangkut rombongan.

Menurut saksi mata, setibanya di desa Wakal, MECKY dan DEREK MATAHERU (supir) dikeluarkan dari mobil, langsung di bunuh dan mayatnya kemudian dibawa ke Puskesmas Hila, sedangkan mobilnya di bakar dan dibuang kelaut. Sedangkan HENDRIK (polisi), karena pernah bertugas di desa Wakal, maka ia dilindungi dan tidak dibunuh.

Sementara rombongan yang menunggu di kompleks Field Station, yang waktu itu berada di dalam aula mendengar suara "Allahu Akbar" berulang kali dan ternyata para penyerang dengan mobil truck telah datang dan memasuki kompleks Field Station untuk menyerang mereka. Mendengar suara-suara tersebut, pimpinan rombongan memerintahkan seluruh peserta untuk masuk ke kamar masing-masing untuk melindungi diri sambil berdoa.

Sementara berada dalam kamar dan berdoa, penyerang memotong jendela dan pintu maupun ambang pintu dan jendela sambil berteriak agar mereka segera keluar, kalau tidak mereka akan dibunuh. Karena takut, peserta keluar dari kamar masing-masing, sementara ada peserta wanita yang berada di dalam kamar dan anak-anak yang sudah meloncat dan lari melalui jendela.

Rombongan yang keluar dari ruangan, kemudian diiring ke lapangan dan sementara itu mereka di pukul dan ada yang diseret. Sementara mereka di luar, seorang peserta yang kemudian dikenal bernama ROY PONTOH di bunuh dengan cara dipotong, yang menurut saksi mata, karena ketika Roy di tanya "kamu siapa?" maka secara berulang kali ia menjawab "saya tentara Allah". bersamaan dengan itu peserta lain masing-masing HENGKY PATTIWAEL, HERMANUS KURSAIN dan seorang pengawas pekerjaan galian parit dalam kompleks Field Station Universitas Pattimura, yang diidentifikasi bernama JOSUA, ikut dibunuh oleh penyerang. Tragisnya setelah mereka dibunuh oleh penyerang, mayat-mayat mereka dilemparkan ke dalam got dan ditinggalkan begitu saja selama beberapa hari, kemudian baru dievakuasi oleh petugas keamanan. Rombongan yang tadi-tadinya digiring keluar ruangan (kira-kira 90 orang), kemudian di suruh masuk lagi ke ruangan. Mereka kemudian disandera dan bersamaan dengan itu penyerang mengambil/menjarah uang-uang yang ada di dalam tas mereka.

Kira-kira pukul 15.00 WIT, terdengar suara speed boat di pantai dan 2 (dua) orang penyerang keluar menuju pantai sedangkan penyerang lainnya keluar dan mengatakan akan pergi ke Benteng Karang. Ketika para penyerang meninggalkan mereka, datang 1 (satu) orang Buton dan mengatakan kepada rombongan yang ada, kalau ada mobil yang lewat supaya segera melarikan diri.

Melihat kondisi tersebut, rombongan segera terpecah menjadi beberapa kelompok, diantaranya kelompok anak-anak yang berumur 5 s/d 15 tahun sebanyak 8 (delapan) orang yang lari ke arah pantai dan dengan mempergunakan perahu yang sudah bocor, mereka berenang ke tengah laut dan kemudian di tolong oleh pengemudi perahu motor yang bernama Pak SALEH, warga Asilulu dan disembunyikan di dalam kapal rusak di pantai dan selanjutnya atas bantuan Bapak USMAN ELLY, Bapak ASIS MAHULETE dan beberapa penduduk, mereka ditampung untuk beberapa hari dan akhirnya diserahkan kepada petugas untuk diantar ke Ambon.

Kelompok berikut adalah kelompok anak-anak yang berumur 7 s/d 14 tahun dan berjumlah 11 (sebelas) orang, yang melarikan diri ke pantai dan setelah berenang beberapa jam di laut, beberapa orang dari mereka kembali ke pantai dan meminta bantuan dari seorang kakek dan anaknya yang diketahui sebagai warga suku Buton. Rombongan anak-anak ini kemudian ditampung oleh kakek dan anaknya tadi, mereka tidur semalam dan kemudian besok paginya tanggal 21 Januari 1999 mereka di antar lewat hutan menuju Desa Hative Besar dan di sana mereka diserahkan kepada pihak keamanan.

Kelompok lain adalah beberapa kelompok kecil yang melarikan diri ke hutan. Kelompok ini, setelah keadaan agak tenang ada yang kembali bergabung dengan kelompok yang tetap tinggal di kompleks Field Station Universitas Pattimura, yang kemudian dievakuasi oleh pihak keamanan pada tanggal 21 Januari 1999 di Koramil Hitu, sedangkan kelompok lain tetap tinggal di hutan hingga keadaan tenang barulah mereka melaporkan diri kepada pihak keamanan dan dibawa ke Ambon. Termasuk dalam kelompok ini adalah Ny. TALAHATU dan anaknya yang kemudian dievakuasi oleh petugas keamanan ke asrama tentara Waiheru. Khusus rombongan yang tetap tinggal di kompleks Field Station Universitas Pattimura, Hila, menurut saksi mata, pada tanggal 20 Januari 1999 pada jam 17.00 WIT, ada rombongan penyerang yang berjumlah kira-kira 10 (sepuluh) orang mendatangi mereka dan meminta maaf dan mengatakan bahwa yang mereka cari orang laki-laki besar (dewasa) bukan anak-anak atau wanita. Jam 23.00 WIT juga datang penyerang dan mereka hanya merusak gedung. Dan pada jam 04.00 WIT pagi, tanggal 21 Januari 1999, ada rombongan penyerang yang datang dengan senter, tetapi mereka tidak melihat rombongan "Bible Camp" tersebut. Saksi mata juga menyebutkan pada jam 07.00 WIT, tanggal 21 Januari 1999 ada 2 (dua) orang warga Buton yang datang dan mengatakan bahwa yang menyerang adalah orang-orang Wakal. Akibat dari penyerangan tersebut, rombongan "Bible Camp" GKPB mengalami kerugian sebagai berikut:

A. Korban meninggal 6 orang, masing-masing:
1.Pdt. Ir. MECKY SAINYAKIT (dibunuh)
2.DEREK MATAHERU (dibunuh)
3.ROY PONTOH (dibunuh)
4.HENGKY PATTIWAEL (dibunuh)
5.HERMANUS KURSAM Kursam (dibunuh)
6.JOSUA, Seorang pengawas pekerjaan parit di dalam kompleks Field Station Universitas Pattimura, Hila (dibunuh)

B. Korban luka ringan karena dipukul dan diseret (hingga kini belum terdata)

C. Hilangnya sejumlah uang karena dijarah oleh penyerang.

JOSHUA:
Semoga sebagian kisah di atas bisa dibaca juga oleh "Handoko Semeru", yang tanggapannya saya sertakan di bawah ini!!!

Salam Sejahtera!!!

JL.

--------------------
Tanggapan Handoko Semeru:
From: Handoko Semeru suneo_bl@yahoo.com
To: joshualatu@hotmail.com
Subject: Cuma bisa omong doang
Date: Wed, 2 May 2001 09:14:47-0700 (PDT)

wah wah si bapak ini cuma bisa menceracau..ketemulaskar jihad aja terbirit birit ..kaing kaing kaing persis anjing kudisan.. kalo ketemu juga beraninya keroyokan..yah seperti teman temanmu itulah..waktusholat ied terus nyerang dan membantai 3000orang..ingat khan lebaran 1999 ayo ngaku aja deeeh ...biar sportif. btw kamu udah cebok belum? barangkali kamu nulis artikelnya sambil main sodomi dengan pastor pastor ituya hehehehe...dadah joshua...ehm diobok obok joshua diobok obok diobok obok sampai pada mabok

From: Handoko Semeru suneo_bl@yahoo.com
To: joshualatu@hotmail.com
Subject: JOSHUA TAIK ANJING!
Date: Tue, 8 May 2001 20:02:10-0700 (PDT)

KAMU MASIH DISODOMI SAMA PENDETA KAMUNGGAK..ANJING??..DASAR PENGECUT..PASANG DONG ALAMATKANDANG KAMU KALAU KAMU BERANI DAN TIDAK BAR-BAR DASARDOGOL! GUE TUNGGU..OH IYA KAMU MASIH SENANG MAKAN BABIKHAN ..YAH NGGAK APA SIH ASAL BUKAN BABI HUTAN KATA SIPAULUS.SEKALI LAGI PASANG ALAMAT KAMU DI WEBSITE KAMU ..DASAR TOLOL!
-----------

Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/maluku67
Send your comments to alifuru67@egroups.com