|
|
Selasa, 8 Mei 2001 Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Ahlus Sunnah Wal Jamaah (DPP FKAWJ) menilai penangkapan Panglima Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Al-Ustadz Ja'far Umar Thalib oleh Polri kental bermuatan politis. "Penangkapan Ja'far kental bermuatan politis. Tuduhan penghasutan dan permusuhan terhadap agama tertentu serta melakukan penganiayaan sehingga seseorang meninggal dunia, adalah tuduhan yang terlalu diada-adakan," kata Ketua Forum Ahlus Sunnah Wal Jamaah Ayip Syafruddin dan Kepala Divisi Penerangan Hardi Ibnu Harun dalam pernyataan pers tertulis mereka hari Senin (7/5). Polisi, Jumat lalu, menangkap Ja'far. Polri mengaku punya bukti awal yang kuat, Ja'far terlibat penghasutan di Ambon. Polri mengenakan status tersangka kepada Ja'far dengan tuduhan membangkitkan rasa permusuhan pada agama tertentu serta terlibat dalam pembunuhan dan penganiayaan berat. Kuasa hukum Ja'far Umar, Hartono Mardjono dalam jumpa pers di tengah acara tabligh akbar di Masjid Al Furqan, Jakarta, Senin , mengatakan, kalau melihat kronologi kejadian dan surat perintah penangkapan itu ada keganjilan. Saat memberikan jumpa pers, Hartono didampingi KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Sekjen Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Hussein Umar, dan KH Kholil Ridwan dari Badan Kerja Sama Pondok Pesantren se-Indonesia. "Antara surat (panggilan) pertama dengan kedua cuma selang satu hari. Padahal, paling tidak butuh waktu enam hari," kata Hartono Mardjono. DPP FKAWJ menilai tuduhan polisi mengada-ada, tanpa didasari bukti-bukti kuat, dan merupakan hasil rekayasa. "Penangkapan dengan dasar surat No.Pol: Sprin Kap/22/V/2001/ Pidter, cacat hukum. Dalam surat disebutkan, Ja'far sudah dua kali berturut-turut dipanggil dan tidak pernah datang untuk memenuhi panggilan tanpa alasan. Ini merupakan kebohongan. Al Ustadz Ja'far Umar Thalib tidak pernah mendapatkan panggilan sama sekali". Konspirasi Panglima Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jamaah Jawa Tengah Anwar Syuhuri menyatakan bahwa penangkapan Panglima Tertinggi Laskar Jihad Ja'far Umar Thalib oleh Pori merupakan konspirasi internasional yang datang dari negara-negara donor yang menekan Presiden Abdurrahman Wahid untuk menangkap Ja'far. "Jadi, penangkapan Ustadz Ja'far itu merupakan tumbal demi kelangsungan kekuasaan Gus Dur," kata Anwar Syuhuri di Solo, Senin. Anwar Syuhuri mengaku punya bukti tentang konspirasi internasional tersebut dalam bentuk kaset rekaman berita yang disiarkan oleh radio Belanda. Intinya menyebutkan tentang sikap negara-negara donor yang minta agar Presiden Wahid menangkap Ja'far karena Panglima Laskar Jihad itu merupakan salah satu "batu sandungan" bagi kepentingan politik mereka yang berjangka panjang di Indonesia. Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengecam tindakan Polri. Mereka menilai penangkapan Ja'far Umar Thalib ilegal. (win/asa/sto) Copyright © 2001 Kompas Cyber Media. All right reserved. Privacy Policy
|