POLIO

I.Pengantar
Polio merupakan suatu penyakit dengan prevalensi yang masih cukup tinggi di negara kita, maka merupakan suatu program yang sangat tepat kiranya bila pemerintah mencanangkan pekan imunisasi polio Kami hendak menguraikan sedikit tentang penyebab polio, proses terjadinya dan tanda & gejala penyakit serta vaksinasi polio.

II.Penyebab
Polio disebabkan oleh Poliovirus dari genus Enterovirus dan masuk dalam famili Picornaviridae. Disamping itu poliovirus termasuk golongan virus dengan asam nukleat RNA tunggal

1. Antigen.

Poliovirus mengandung 2 macam antigen yang dapat dideteksi dengan berebagai macam reaksi imunologi yaitu Antigen A & H. Untuk poliovirus galur yang dilemahkan (untuk vaksinasi) maka protein kapsid UP1 dengan satu atau lebih Antigen memegang peranan penting dalam interaksi dengan Antibodi netralisasi sedang UP2 dan UP3 juga berinteraksi tetapi kurang kuat dibanding UP1.

2. Reaktifitas terhadap bahan kimia.

Poliovirus relatif tahan terhadap bahan asam(pH 3)dan beberapa enzim proteolitik, hal inilah yang menyebabkan virus ini dapat disebarkan melalui Saluran pencernaan. Selain itu virus ini jaga tahan terhadap alkohol 70%, lisol 25 %, eter,deoksikholat dan berbagai macam detergent. Viru ini sensitif terhadap formaldehid 0.3%, HCl 0,1 N, juga bahan halogen lainnya. Maka daripada itu bahan formaldehid 0.3% merupakan pilihan untuk desinfeksi juga bisa dengan pemanasan, pengeringan dan cahaya.

III. Epidemiologi
Semua Enterovirus termasuk Poliovirus hanya menjangkiti manusia. Dimana menifestasinya lebih banyak pada pria daripada wanita (1.5-2.5 : 1) Anak-anak merupakan penyebab utama dari poliovirus dan enterovirus pada umumnya. Infeksi poliovirus pada orang dewasa lebih menjurus pada terjadinya kelumpuhan dan yang perlu diperhatikan bahwa infeksi oleh poliovirus 90-95 % bersifat asimptomatik atau tidak ada gejala, hal inilah yang menyulitkan dalam diagnosa apakah terjadi infeksi atau tidak.

IV. Proses Terjadinya
Jalan masuk atau Port d'entre dari poliovirus adalh melalui saluran cerna. Dalam masa inkubasi (6-20 hari)poliovirus berkembang biak didalam jaringan mucosa, jaringan pertahanan tubuh (tonsil dan patch peyer)dan usus. Kemudian terjadi episode viremia ( adanya virus dalam aliran darah) yang terjadi sekitar 6-9 hari setelah infeksi. Pada saat itu terjadi gejala-gejala seperti :

Kira-kira 4-8% infeksi poliovirus tidak terjadi penyulit dan hanya mengambil bentuk penyakit Minor(Abortive Poliomyelitis). Namun bila virus sampai menginfeksi sel target dalam susunan saraf pusat maka akan terjadi poliomyelitis baik dengan atau tanpa kelumpuhan.

1. Pada Poliomyelitis nonparalitik (tanpa kelumpuhan)

Akan terjadi gejala Abortive Poliomyelitis yang berlanjut setelah 3-7 hari oleh penyakit yang mirip meingitis Aseptik. Gejala :

2. Pada Polimyelitis paralitik (dengan kelumpuhan)

Adalah tahap yang paling berbahaya dari poliomyelitis. Gejala :

Penyakit akan lebih berbahaya oleh beberapa faktor pendukung yaitu Usia muda (terutama anak-anak) atau terlalu tua. Pada pria dengan malnutrisi kronik atau pengobatan dengan Kortokosteroid.

V. Vaksinasi Polio

Dari semua golongan enterovirus hanya Poliovirus yang dapat dicegah dengan vaksinasi dan perlu ditekankan juga bahwa poliovirus hanya dapat dicegah dengan vaksinasi, memgingat resistensi Virus terhadap berbagai bahan kimia. Ada berbagai macam jenis vaksin Polio :

1. Vaksin SALK (memakai virus yang dilemahkan dengan formalin)

Merupakan vaksin yang pertama kali digunakan, diberikan secara intramuscular yang dapat menginduksi pembentukan Antibodi netralisasi untuk mencegah infeksi poliovirus.

2. Vaksin SABIN (Virus hidup yang dilemahkan)

Merupak vaksin yang digunakan sampai sekarangdan lebih disenangi karena selain cara pemberian yang lebih praktis yaitu dengan cara peroral juga efektifitas lebih tinggi daripada vaksin SALK, Karen vaksin ini tidak hanya mencegah penyebaran virus melalui aliran darah ke sistem saraf pusat namun juga menghambat perkembang biakan dalam usus. Vaksin ini terdiri dari 3 serotype poliovirus. Virus vaksin berkembang biak dalam saluran cerna (Polivalesin oral Trivalen) dan menimbulkan infeksi Subklinik. Valesin ini akan menginduksi zat pertahanan tubuh yaitu IgG (seperti kerja vaksin Salk) dan juga zat pertahanan tubuh IgA sekretorik kedalam usus.

Yang perlu diperhatikan, terutama untuk vaksinasi dengan vaksin SABIN adalah adanya infeksi salurang cerana oleh enterovirus yang lain saat pemberian dapat menyebabkan terjadinya interferensi sehingga infeksi subklinik yang ditimbulkan oleh virus vaksin akan terhambat dan ini akan menyebabkan terhambatnya pembentukan sistem kekebalan tubuh.

VI. Penutup & Pesan

Semoga tulisan ini dapat berguna bagi kita semua dan menambah pengetahuan kita tentang Polio Dan tetaplah memberikan imunisasi Polio kepada anak anda.

Disusun oleh : Twi Adnyana , mahasiswa FK Unair angkatan '94

Kembali ke depan


Buku tamu

e-mail