Ambon, Siwalima - Misteri hilangnya tabung nuklir berisi bahan beracun
pembuat radio aktif milik Perusahaan Krakatau Stheel disinyalir sedang dimuat
Kapal Motor (KM) Dansetra menuju Propinsi Maluku. Selain tabung nuklir,
terdapat pula 18 peti amunisi dan 1 peti berisi granat dan senjata.
"Sudah, sudah. Kita sedang menyelidiki hal itu. Kalau tidak salah kapalnya
Dansetra. Dicurigailah, disamping membawa 18 peti berisi amunisi, 1 peti
berisi granat dan senjata juga satu tabung nuklir kuning berisi bahan beracun
yang mungkin kalau tidak salah hilang di Cilegon beberapa waktu lalu. Tapi
sekali lagi, ini informatif belum informasi," ungkap anggota Pemantau Komnas
HAM yang juga Koordinator KPMM Komnas HAM Maluku, Mayjen Polisi (Pur)
Drs Koesparmono Irsan, SH, MM, MBA berhatihati saat ditemui di Pos
Perwakilan Komnas HAM, kantor gubernur, kemarin.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, Koesparmono mengakui dirinya
telah menginformasikan hal itu ke Jakarta melalui saluran telepon untuk
meminta bantuan pihak berwewenang di Jakarta guna menelusuri kebenaran
tabung nuklir dan 19 peti berisi amunisi dan granat yang dimuat KM Dansetra.
"Bahkan hal ini telah saya sampaikan langsung kepada Kapolda Maluku Brigjen
Firman Gani ketika bertemu dengan saya di sini tadi (Rabu siang, Red)," ujar
Koesparmono.
Disebutkan, KM Dansetra tersebut semula bertolak dari salah satu pelabuhan
di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) dan kini sedang mengarung lautan di
kawasan Indonesia Timur menuju Propinsi Maluku. Padahal, diketahui kondisi
Maluku saat ini masih dalam keadaan bahaya, sana sekali belum kondusif.
Sementara itu, Mayor Marthen Djari selaku Koordinator Staf Ahli Bidang
Penerangan Darurat Sipil yang dikonfirmasi di Posko Darurat Sipil siang
kemarin, mengaku belum mengetahui informasi tersebut.
Berkaiatan dengan hilangnya bahan radioaktif milik PT Krakatau Steel, Kapolri
Jenderal Pol Suroyo Bimantoro kepada wartawan seusai memimpin acara
serah terima jabatan Kapolda Jawa Timur di Mapolda Jatim, Jl Ahmad Yani,
Surabaya, Jumat (27/10/2000) lalu menegaskan, "Polisi akan mencari sampai
ketemu. Itu harus," kata dia. Menurut Kapolri, pihaknya belum mendapat
informasi, apakah benda itu sudah dijual ke luar negeri atau belum. Dia
meminta kepada masyarakat, agar mau memberitahu polisi jika menemukan
barang-barang itu.
Kapolri juga mengimbau kepada instansi-instansi yang memiliki barang
radioaktif dalam kegiatan operasionalnya, untuk memberikan pengamanan
secara ekstra ketat. Soalnya, kata dia, dampak dari bahan radioaktif bisa
berbahaya. "Benda itu jika digergaji bahaya sekali. Kalau tidak, ya tidak
apa-apa karena tersimpan dalam tabung," kata dia.
Sebagaimana diberitakan, sebanyak 21 unit limbah radio aktif PT Krakatau
Steel, Serpong, raib dicuri orang. Bapeten (Badan Pengawasan Tenaga
Nuklir) telah meminta kepada masyarakat agar segera mengembalikan barang
tersebut jika menemukannya.
Menurut Bapeten, bahaya radiasi dari bahan radioaktif itu sangat dahsyat.
Seseorang yang terkena radiasi akan terlihat setelah 710 hari. Pertamanya,
radiasi itu terlihat seperti luka kecil. Seiring berkembangnya waktu, luka itu
akan terus membesar. Tak ada tindakan lain, kecuali diamputasi, agar radiasi
itu tidak menyebar. (eda/mg4) |