The Cross

Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Maps
Help Ambon
Statistics


HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright © 2000
1364283024&
1367286044

 


 

AMBON Berdarah On-Line
About Us


Hati-Hati dengan Pembusukan Kelompok:
Pak Koes: Awas, Setan Masuk Bermain

Ambon, Siwalima - Fenomena pembusukan kelompok yang akhir-akhir ini marak terjadi, ditanggapi serius Mayjen Pol (Purn) Koesparmono Irsan dengan meminta masing-masing pihak perlu mewaspadai adanya pembusukan kelompok itu. Kalau itu terjadi akan semakin memperparah kondisi internal kedua pihak.

"Contohnya seperti keributan antara dua kelompok Kristen pimpinan Coker dan Agus Watimena di Kudamati yang nyaris baku tembak. Demikian juga kelompok Muslim seperti kasus Negeri Lima dan Asilulu menyebabkan 4 orang pemuda tewas karena baku tembak. Inikan jelas merusak dan sangat merugikan persatuan umat Islam dan Kristen di sini. Saya sudah ketemu pimpinan masin-gmasing kelompok, kepada mereka saya katakan sikap kalian itu hanya merusak. Sedikitpun tidak punya manfaat apa-apa, masakh kamu tidak kasihan dengan ribuan saudara-saudaramu yang telah tewas, tidak sedih melihat penderitaan mereka yang sekarang ada di kamp-kamp pengungsian,ujarnya.

Pembusukan kelompok ini, menurut pensiunan jenderal polisi bintang dua yang biasa disapa Pak Koes, itu jelas ada pihak ketiga yang bermain atau karena kepentingan internal antar mereka. "Saya anggap itu orang-orang nakal yang masih suka kekerasan, pendukung penderitaan rakyat. Kalau tidak segera dihentikan akan menghancurkan komunitas sendiri. Nanti yang rugi siapa, kan komunitas sendiri. Nah, kalau didalamnya sudah rusak seperti di Kudamati, Kristen dengan Kristen baku sikat, ya untuk apa kita bicara dialog?

Karena itu ia minta para tokoh agama, baik Islam maupun Kristen, harus lebih banyak berperan untuk menghindari perpecahan di masing-masing komunitas. "Kami minta supaya ditertipkan oleh komunitasnya sendiri, selesaikan secara internal, jangan sampai akibat dari itu lalu pecah. Kalau komunitasnya pecah, maka yang masuk nanti kan Setan. Kalau setan-setan sudah bermain, konflik sulit diselesaikan?

Dikatakan, sebuah tindak kekerasan itu terjadi dapat dilihat dari tiga motif yaitu masalah internal akibat naluri pribadi seseorang untuk pergi kemana saja dia mau. Kedua, didorong oleh lingkungan untuk melakukan kegiatan keagamaan yang dilakukan di tempat ibadah masingmasing. Ketiga, adanya dorongan dari luar.

Nah, "Yang dari luar itu yang paling berbahaya, yang menekan orang atau menghasut orang untuk melakukan apa yang mereka kehendaki. Oleh karena itu kita belum melihat secara gamblang apa sih motifnya, kan gitu,?ujar Pak Koes. Namun, katanya, apapun masalahnya kita tidak hanya meributkan soal sebab akibatnya saja tapi perlu menyelesaikannya secara kekeluargaan demi kebaikan masa depan Maluku.

"Kalau masing-masing pihak masih masih ribut terus, ya jangan salahkan orang lain. Anda tunjuk orang lain dengan satu jari tapi tiga jari menunjuk anda sendiri, dan ibu jari tunjuk keatas berarti suatu ketika anda harus mempertanggung jawabkan perbuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa,?kata Pak Koes seraya menggerakan jari tangannya.

Itu tidak berarti, "Kita tidak mau mencari tahu latar belakangnya. Yang penting berdamai dulu, baru kemudian Komnas HAM akan menginjak pada masalah-masalah besar lain. Siapa yang melanggar, siapa berbuat apa, siapa bekerjasama dengan siapa, siapa bertanggung jawab kepada siapa. Nah, kalau tidak mau berdamai, kita mau buat apa, nanti bersinpun jadi salah? (aus/fik)  


Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2000  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/ambon67
Send your comments to alifuru67@egroups.com