The Cross
Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Maps
Help Ambon
Statistics
HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2000 -
1364283024 &
1367286044

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 
Siwalima Report -
Provided By Masariku Network & Harian Umum Siwalima Ambon

Edisi Selasa 31 Oktober 2000

 Noija: TNI Hadir untuk Melindungi Rakyat

Ambon, Siwalima - Akhirnya peristiwa penyiksaan yang dilakukan aparat dari batalyon 623 terhadap Yadus Lesnussa warga Dusun Labuan, Desa Elfile, Kecamatan Buru Selatan, Kabupaten Pulau Buru dikecam banyak pihak. Adalah praktisi hukum, Fileo Fistos Noija,SH yang ikut mengecam peristiwa yang mencemarkan korps TNI itu. Menurutnya, jika itu benar, maka sikap semacam itu sangat tidak manusiawi. Alasannya TNI adalah tentara yang besar di tengah rakyat dan bertugas untuk melindungi rakyat. Bukan sebaliknya menjadi pemeras. Ya. "Saya kira tugas mereka jelas.

Bagaimana kerusuhan ini bisa berakhir kalau aplikasi tugas itu, hanya dibaca dalam tataran untuk menyakiti warga," kecam Noija. Dikatakan, hadirnya TNI dengan peralatan lengkapnya untuk mengamankan kerusuhan, bukannya dengan timbangan cengkeh untuk berdagang, ataupun menanamkan investasi termasuk mencari modal di Maluku, "Saya semakin tidak mengerti soal pekerjaan tambahan yang dilakukan seperti itu. Apalagi itu dilakukan ditengah tudingan atas peran TNI yang belum maksimal menengarai kerusuhan yang beranjak dua tahun ini," katanya.

Alhasil, Noija yang juga anggota Tim Pengacara Gereja (TPG) ini mempertanyakan kehadiran oknum TNI yang katanya untuk mengeliminir kerusuhan di Maluku. "Sebetulnya apa maksud kehadiran TNI dan Polri di Maluku. Kan untuk melindungi yang lemah. Sekarang orang sudah susah, rumah sudah terbakar, barang sudah dijarah, kok tidak dilindungi malah diperas dan dianiaya," jelas Noija seraya mengacu pada bukti pengakuan korban (Lesnussa) terhadap penganiayaan yang dilakukan Danki 623 Kapten Harry maupun Danpos Serda I N Mantra.

Dia menduga ada konspirasi terselubung yang sengaja dimainkan Danki dengan kelompok-kelompok perampok. Alasannya, kalau anggota TNI, maka Danki harus datang berseragam lengkap bukannya dengan celana pendek. "Eh, malah tidak berseragam tapi bersenjata. Nah, jangan sampai mereka-mereka ini adalah perampok-perusuh yang dibawa Danki untuk merampok cengkih milik warga," tuding Noija. Walhasil, dia mendesak agar tindakan penyiksaan itu segera disikapi Sub Penguasa Darurat Sipil dan Pangdam Brigjen TNI I Made Yasa untuk segera memanggil Danki maupun Danpos. Pula, mereka harus disidang sebagai bukti supremasi hukum di ini daerah. "Kita mau ngomong dialog bagaimana, kalau anggota TNI atas nama kesatuannya bertindak ceroboh seperti itu. Datang bukannya bertugas dengan misi damainya, malah merampok untuk memperkaya diri," sesal Noija yang juga alumnus Fakultas Hukum Unpatti ini.

Diingatkan, jika kasus memalukan ini tidak disikapi demi penegakan hukum maka Sub PDS tidak berkeinginan untuk menciptakan dialog maupun rekonsiliasi yang murni. " Sebab rekonsiliasi tanpa penegakan hukum itu adalah bohong." Ungkapnya. (ana)

From : Izaac Tulalessy - Wartawan Harian Umum Siwalima Ambon    

Received via e-mail from : Alifuru67@egroups.com 


Copyright © 1999-2000 
- Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/alifuru67
Send your comments to alifuru67@egroups.com