Surat Dari Redaksi

Setelah terbit bulan agustus tahun lalu, kini dengan agak malu-malu Suara Demokrasi datang lagi menjumpai anda. Betapa tidak ! Jangka waktu lima bulan cukup lama untuk membuat teman teman mulai lupa dengan wajah Suara Demokrasi ini. Memang sulit sekali untuk secara teratur datang menjumpai teman teman sekalian karena kekurangan tenaga, waktu dan juga dana.

Tapi tak apalah. Toh kini kita dapat bertemu lagi, bercengkerama dengan ide-ide reformasi yang berpijak pada idealisme kita bersama. Oh yaa, tentu saja teman teman dapat sangat membantu redaksi untuk bisa lebih teratur menghadirkan majalah ini jika tiga unsur di atas dapat dibantu: Tenaga, jika ada teman teman yang tanpa perlu secara resmi menjadi anggota kelompok API Indonesia (jika mau mengapa tidak ?!), bersedia membantu kerja redaksi dan bagi yang ingin membantu dengan dana, dari tanah air serta juga yang berada di luar negeri, API Indonesia mengucapkan terima-kasih sebelumnya.

Tema utama kali ini adalah: Mencari format politik baru, menyongsong milenium ketiga. Dari sudut masa depan bangsa dan strategi perjuangan, dialog dan pembahasan yang sistematik dan terpadu mengenai masalah ini adalah sangat penting. Tajuk mengungkapkan hal tersebut. Kemudian sebuah tulisan dari Profesor Daniel S Lev (Universitas Washington ) mengawali rubrik utama dengan tulisan menarik, mempertanyakan urgensi reformasi politik dibandingkan dengan reformasi institusi di tanah air. Sudut pandang yang sering luput dari hiruk pikuknya perjuangan menuntut adanya reformasi politik di tanah air. Sebuah tulisan dari Denny J.A, kandidat Doktor dari Universitas Ohio yang pernah dimuat di harian Kompas serta artikel dari DR. Syahrir, ekonom dan dosen Universitas Indonesia (juga pernah dimuat di majalah Warta Ekonomi) mengantar kita pada tinjauan politik dan ekonomi atas tuntutan reformasi politik itu sendiri. Artikel menarik lainya dalam rubrik utama ini adalah kiriman dari Prof. Harould Chrough yang menyoroti posisi militer, khususnya Angkatan Darat dalam format politik mendatang. Rekan Robby B.Baowollo dari Universitas Hamburg mengingatkan kita kembali atas beberapa pertanyaan mendasar dalam kaitan dengan pemilu dan demokrasi, suatu hal yang sangat penting dalam mencari format politik baru abab 21 nanti. API Indonesia sendiri, dalam rubrik ini menurunkan sebuah wawancara terbuka., sebagai bahan diskusi kita bersama-di mana saja berada, dalam kelompok perjuangan apa saja-untuk secara serius dan bertanggung-jawab menemukan pandangan pandangan kita berkaitan dengan beberapa aspek reformasi politik. Jika teman teman, secara perorangan ataupun perkelompok bersedia mengirimkan hasil diskusinya atas seluruh ataupun sebagian dari wawancara terbuka tersebut ke alamat redaksi atau sekretariat API Indonesia, redaksi menyambutnya dengan senang hati untuk diinventarisasi dan diterbitkan bersama atas nama kita semua. Dari hasil diskusi kita bersama itu, dapat dicari langkah langkah lanjutan yang bisa memadukan irama perjuangan. Kepercayaan di antara kita, sesuatu hal yang tentu saja amat sulit, dapat membuat rencana ini terealisir.

Sebagai Laporan Khusus, redaksi menurunkan beberapa tulisan yang berkaitan dengan Seminar Pemilu yang diadakan di Berlin oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia , PPI, Jerman. Liputan jalannya seminar serta wawancara dengan rekan Aldrin Situmeang, selaku ketua Umum PPI Jerman dilengkapi dengan keterangan pers serta pernyataan sikap PPI menjadi sajian di rubrik ini.

Rubrik Lingkungan, kali ini diisi dengan dua artikel yang pertama dikirim oleh rekanita Pinky Lunantasari dari Surabaya yang menyoroti adanya arogansi konspirasi yang memaksakan realisasi dari proyek PLTN serta sebuah artikel yang mengetengahkan pertanyaan sekaligus ide mengenai kemungkinan munculnya kelompok "Green" sebagai bagian dalam format politik mendatang.Artikel ini adalah rangkuman dari sebuah diskusi intern API Indonesia, sekaligus juga menjadi pelengkap rubrik utama..

Selain tiga rubrik di atas, seperti biasa juga disajikan kolom Introspeksi, Dari Dapur Api yang kali ini berisi laporan singkat kegiatan Api Indonesia dalam bidang budaya.. Selingan berupa beberapa buah puisi di mana salah satunya khusus dipersembahkan buat Romo Sandyawan yang sebentar lagi kemungkinan besar akan menjalani proses pengadilan. Sebagai kolom terakhir kembali disajikan Lika Liku Rantau, kali ini diisi dengan cerpen dari rekan I Gusti Nyoman Aryana. Kandidat Doktor politologi Frei Universität Berlin  ini, kali ini absen dengan analisa-analisa tajam lewat bedahan-bedahan pisau politis-teoretisnya yang cemerlang namun hadir dengan sajian ringan yang membutuhkan renungan lewat kisah Nyoman dan Presiden.

Selamat menikmati dan semoga kita bertemu lagi dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Salam Persaudaraan dari Berlin.


Kembali ke Daftar Isi