TAJUK

Globalisasi adalah wajah bumi abab 21. Lalu-lintas manusia, barang, jasa serta juga ide, pikiran, informasi menjadi praktis tak berbatas. Pemisahan geographis antar negara menjadi berkurang artinya. Lalu apakah berarti nasionalisme akan juga memudar dan berkurang artinya ? Bagaimana KEINDONESIAAN kita dapat hidup, tumbuh serta bertahan dalam alam globalisasi abad 21 nanti ??

Pertanyaan terakhir di atas sebenarnya mendahului sebuah pertanyaan maha-penting: Apakah KEINDONESIAAN itu ?? Dan juga, bagaimana seluruh manusia warga negara Indonesia ini, betul betul merasa diterima menjadi bagian dari Indonesia, ikut memberi andil dalam keindonesiaan itu sekaligus juga ikut memiliki keindonesiaan itu.... merasa bangga karenanya: Saya adalah anak Indonesia kelahiran suku X yang menjadi warga dunia. Cita-cita akan suatu kondisi homogen dimana menghilangnya identitas serta ciri ciri kesukuan dan terbentuknya sebuah "Indonesia Baru" dengan ciri dan budaya yang merupakan hasil perkawinan unsur unsur budaya yang ada adalah hanya sebuah utopia belaka. Pluralitas adalah fakta. Persoalannya adalah bagaimana unsur unsurnya secara seimbang dihargai dalam pluralitas tersebut. Hanya dengan keseimbangan itu persatuan dalam pluralitas tersebut dapat langgeng. Contoh dari negara negara modern dengan sejarah yang panjang memberi bukti akan hal ini.

Akhirnya toh kita harus berbicara mengenai sentralisasi-desentralisasi, mengenai keseimbangan hubungan antara yang namanya pusat dan daerah, keseimbangan hubungan ini harus menyangkut banyak aspek: yaa politik, ekonomi serta juga sosial budaya. Format negara kesatuan yang mematikan jati-diri daerah akan mematikan kesatuan itu sendiri, cepat ataupun lambat. Format negara kesatuan yang memarginalisasi suku-suku kecil akan menjauhkan suku suku itu dari rasa keindonesiaan. Apalagi jika, sebagaimana biasa terjadi, pemarginalisasian itu dibarengi dengan penghegemonian suku atau suku-suku besar tertentu.

Ketika sebuah kawasan industri di Timika dinamakan "kota kencana", muncul sebuah keraguan apakah "kota kencana" itu dapat diterima menjadi bagian dari dirinya oleh orang-orang Timika yang adalah pemilik tradisionil kawasan itu. Kencana adalah kata asing bagi suku Timika, begitu nama kota itu disebut, spontan akan kedengaran sebagai sesuatu yang asing bagi telinga mereka. Lain kalau kota itu dinamakan kota Timika atau kata lain dari akar budaya mereka, maka paling tidak telinga mereka akan terasa akrab dengan nama kawasan itu. Tanpa perlu berbicara mengenai faktor faktor lain yang membuat kawasan itu asing buat mereka, nama itu sendiri telah memisahkan mereka dari sebagian "dunia" mereka. Ini sekadar sebuah contoh yang sangat kecil dari persoalan bagaimana suku-suku kecil dapat merasa menjadi Indonesia tanpa perlu merasa terhegemoni.

Penemuan suatu hubungan yang seimbang antar pusat dan daerah tetap menjadi pekerjaan rumah buat generasi kita dan menjadi bagian penting dari reformasi yang kita idam-idamkan di tanah air. Federalisme, dengan alasan historis dan kontitusi, ditolak, namun beberapa nilai dari sistem federal yang ada dapat dipertimbangkan untuk menjadi masukan bagi "hubungan yang seimbang" tersebut, tanpa perlu menerima format negara federal. Hubungan yang seimbang itu, kiranya dapat menjadi penyelesaian bagi gerakan gerakan separatis yang ada, diakui maupun tidak. Akhirnya hubungan yang seimbang tersebut, seimbang secara politis-ekonomis dan sosial maupun budaya, dapat menjadi dasar yang kuat bagi nasionalisme kita, juga politis-ekonomis- sosial serta budaya, di era globalisasi ini.

Acara pembukaan Olympiade Atlanta baru baru ini, sarat dengan kekhasan daerah Georgia. Kekhasan dan kebanggaan daerah Georgia diangkat sebagai kebanggaan bangsa Amerika. Kebanggaan nasional yang tumbuh dan muncul dari kebanggaan-kebanggaan lokal rasanya akan lebih membekas dibandingkan dengan kebanggaan nasional yang direkayasa secara sentralistik. Dan ketika "mobil nasional Timor" yang diproduksi di Korea dipaksakan menjadi salah satu simbol kebanggaan nasional, makin kuat keyakinan ini bahwa orde yang sekarang telah berada di batas usianya.


Kembali ke Daftar Isi