|
|
Selasa, 02 Oktober 2001, 23:01 WIB Mori Atas Kembali Rusuh, Satu Tewas dan Puluhan Rumah Terbakar Palu, Selasa Kerusuhan kembali pecah di wilayah Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali, mengakibatkan seorang warga sipil tewas dan puluhan rumah penduduk musnah terbakar. Menurut beberapa sumber di Kolonodale --ibukota Kabupaten Morowali--yang dihubungi per telepon dari Palu, Selasa malam, menuturkan, aksi kekerasan yang terjadi pada Senin (1/10) di desa Peleru, sekitar 335 Km Tenggara Palu, menyusul adanya penyerangan puluhan orang tak dikenal ke permukiman sekelompok warga setempat. "Saya mendapat laporan seorang sipil tewas dan sejumlah lainnya luka-luka dalam peristiwa itu, serta sekitar 90 rumah penduduk musnah terbakar," kata sumber dari Koramil Kolonodale, namun mengatakan laporan tersebut belum final karena masih dalam penyelidikan aparat keamanan. Komposisi penduduk desa Peleru yang mencapai lebih 300 jiwa itu hampir sebanding antara muslim dan kristiani, namun ia dikelilingi oleh perkampungan Umat Kristiani. Sumber lain mengatakan aksi penyerangan itu sulit diantisipasi aparat keamanan yang bertugas di kawasan tersebut, sebab berlangsung malam hari dan lokasinya terisolasi karena berada lebih 20km dari jalan provinsi. "Puluhan warga muslim, umumnya wanita dan anak-anak, dilaporkan melarikan diri di hutan-hutan guna menyelamatkan diri," tutur sumber yang juga aparat militer setempat. Sementara itu, Kapolres Poso AKBP Unggung Cahyono yang dihubungi secara terpisah, membenarkan kejadian tersebut, dan mengatakan sesuai laporan sementara yang dikirim Polsek Tomata, tercatat seorang tewas dan sekitar 90 bangunan penduduk musnah terbakar akibat kerusuhan tersebut. Korban yang tewas dan rumah penduduk yang naas itu belum teridentifikasi, katanya. Tapi, menurut Kapolres yang membawahi wilayah hukum Kabupaten Poso dan Morowali, situasi kamtibmas di kecamatan Mori Atas hingga Selasa malam mulai kondusif dan dalam kendali aparat keamanan, setelah pihaknya menerjunkan sejumlah personil tambahan dari kesatuan Polri dan TNI. Menjawab pertanyaan, mantan Komandan Brimob Polda Kalimantan Barat itu mengatakan, pihaknya sejauh ini belum mengetahui sebab-sebab kerusuhan. "Belum diketahui penyebabnya apa, sebab kami sementara ini masih melakukan pengusutan di lapangan," ujarnya. Kerusuhan yang melanda kecamatan Mori Atas sebagai dampak dari pertikaian bernuansa SARA yang melanda daerah tetangga Poso, merupakan kedua kalinya kurun empat bulan terakhir. Pada kerusuhan akhir Juni lalu di wilayah tersebut, mengakibatkan lebih 200 rumah musnah terbakar dan sedikitnya 1.000 petani plasma pada PIR (Perkebunan Inti Rakyat) Karet milik PTPN XIV eksodus ke Kolonodale dan sejumlah desa sekitar. Bahkan kegiatan perusahaan ini dilaporkan sempat tutup selama beberapa pekan.(Ant/jy)
|