The Cross
Under the Cross

Listen to the News
English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2001 -
1364283024
& 1367286044


Ambon - Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

Sinar Harapan, Senin, 10 September 2001

Sulawesi Utara Tolak Piagam Jakarta

Manado, Sinar Harapan
Warga Sulut secara resmi menolak ide bakal dimasukkannya Piagam Jakarta dalam konstitusi negara, seperti yang diusulkan oleh sejumlah pihak. Jika ada keinginan untuk memaksakan ide itu, secara otomatis warga Sulut akan memisahkan diri dari ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Keputusan ini dicapai melalui putusan sidang paripurna DPRD Sulut, Sabtu (8/9) di Manado, yang dihadiri anggota dewan dan Gubernur Sulut Drs AJ Sondakh.

Sidang dewan yang berlangsung setelah mencermati aspirasi masyarakat Sulut, yang sempat dibuat resah dengan ide bakal mengubah kembali dasar negara itu, akhirnya memutuskan sikap resmi warga Sulut atas usulan itu. ”Masyarakat Sulut, dengan tegas menolak ide-ide untuk memasukkan kembali Piagam Jakarta dalam bentuk apapun ke dalam konsitusi negara,” kata Syahrial Damapolii, ketua DPRD Sulut sesaat sebe-lum mengetuk palu dan menetapkan hasil sidang paripurna sebagai produk hukum dewan.

Lima fraksi di DPRD melalui juru bicaranya menyatakan sikap yang sama, yakni tidak bisa menerima upaya ‘mengutak-atik’ kembali dasar negara yang dibangun para pendiri (the founding fathers) dimana tokoh Sulut seperti Sam Ratulangi dan AA Maramis ada di dalamnya.”Kami tidak bisa menerima berbagai upaya untuk memasukkan kembali Piagam Jakarta ke dalam UUD 45, baik pembukaan maupun batang tubuh, kami juga menolak jika ada upaya pemaksaan kehendak untuk menggolkan ide itu. Terakhir, kami menolak dengan tegas upaya pemberlakuan berbagai bentuk isi Piagam Jakarta di belahan bumi nusantara,”ujar Jendry Keintjem, ketua Fraksi PDI-P, yang menjadi tim pengusul sidang paripurna dewan. 

Pernyataan senada disampaikan Elisabeth Winokan, dari fraksi Reformasi,”kami dengan tegas sependapat dengan usulan dari teman-teman anggota dewan tentang masalah Piagam Jakarta yang kini terlihat sedang diupayakan oleh sejumlah pihak untuk dimasukkan dalam dasar negara. Fraksi kami menolak usulan itu.” 

Winokan yang juga ketua DPD PDKB Sulut itu, bahkan menyatakan keseriusan warga Sulut apabila rencana itu tetap dipaksakan oleh sejumlah ke-lompok di DPR dan MPR.”Yang jelas, semenjak adanya usulan dari sejumlah ormas Islam untuk memasukkan Piagam Jakarta, telah timbul keresahan di tingkat masyarakat di Sulut. Mereka juga mempertanyakan sikap-sikap elit politik tentang dasar negara yang hendak diubah dengan memasukkan tujuh kata tentang Syariat Islam,” katanya.

Sementara Imanuel Setyadi dari Fraksi TNI Polri, Victor Mailangkay, dari Fraksi Partai Golkar, juga menyatakan dukungan dan sikap resmi menolak usulan Piagam Jakarta.”Sebagai melihat perkembangan akhir-akhir ini, dewan perlu menyatakan sikapnya. Dan syukur, dewan dengan suara bulat menyatakan sikap setuju menolak ide Piagam Jakarta ini,” kata keduanya.

Sementara itu, Gubernur Sulut Drs AJ Sondakh juga menyatakan sikap sependapat dan mendukung sepenuhnya hasil sidang paripurna DPRD Sulut.”Apa yang diputusakan dewan sudah merupakan aspirasi dari warga Sulut. Oleh karena itu, sangat wajar jika hal itu dikonkritkan dalam bentuk putusan resmi dewan,” kata Sondakh kepada SH usai sidang.

Di mata Sondakh, putusan yang dihasilkan dewan harus direspon oleh pimpinan DPR/MPR di Jakarta.”Sebagai pernyataan sikap resmi Sulut, diharapkan pimpinan MPR dapat merespon sikap ini,” katanya.

Keputusan ini, rencananya akan disampaikan langsung kepada Amien Rais selaku ketua MPR agar dapat dijadikan bahan pertimbangan yang kuat untuk menolak membahas usulan memasukkan Piagam Jakarta pada Sidang Tahunan (ST) MPR bulan November mendatang. 

Siap Merdeka

Seandainya aspirasi warga Sulut ini diabaikan, maka secara otomatis Sulut dengan berat hati harus memisahkan diri dari ikatan NKRI. Alasannya, perjuangan para tokoh-tokoh Sulut, seperti Sam Ratulangi dan AA Maramis yang waktu itu menjadi pentolan tokoh Indonesia Timur dan didukung Bung Karno, menolak Piagam Jakarta kini akan diingkari.”Tidak ada alasan untuk tetap bertahan jika kesepakatan luhur para pendiri bangsa itu diubah kembali. Ini berarti kelompok minoritas selalu terancam jika produk hukum agama telah dinasionalkan,” kata Pdt Estevin Sasauw, anggota dewan dari fraksi PDI-P.

Usulan merdeka, menjadi alternatif paling buruk yang harus ditempuh warga Sulut seandainya bingkai-bingkai persatuan yang dibangun sejak Sumpah Pemuda 1928, harus diakhiri dengan memasukkan Piagam Jakarta.”Itu otomatis alternatif paling buruk. Bagaimana pun, warga Sulut merasa sebagai bagian dari Republik Indonesia,” ujar Marhany Pua, ketua Pemuda GMIM menanggapi hasil putusan sidang paripurna.

Pada kesempatan berbeda, salah seorang tokoh Minahasa, OC Kaligis dalam pertemuan dengan wartawan di Manado menyatakan dukungan sepenuhnya untuk merdeka jika Piagam Jakarta dimasukkan dalam dasar negara.”Jika kita dikhianati sudah sepantasnya kita merdeka dan memisahkan diri dari NKRI,” katanya. ”Buat apa bertahan lagi,” tambahnya. 

Sebelumnya, sejumlah pimpinan pemuda Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM), dan tokoh-tokoh pemuda di Manado, telah mengeluarkan pernyataan sikap mempertanyakan status konsitusi negara, apakah sudah final, atau masih akan diubah dengan memasukkan kembali Piagam Jakarta. Jika ada upaya untuk mengubahnya, maka sama artinya dengan pengkhianatan terhadap kesepakatan para pendiri negara.

Ketua Pemuda GMIM Ir Marhany Pua, sekretaris Jackried Maluenseng, Pdt David Tular, Drs Jermia Damongilala, mantan ketua pemuda GMIM, perwakilan komisi pemuda, dan wilayah, sejumlah pengurus DPD Parkindo Sulut, serta tokoh-tokoh pemuda lainnya, minta partai-partai politik berbasis nasionalis, termasuk Megawati Soekarnoputri menyatakan sikapnya, apakah nasionalisme bangsa ini masih akan dipertahankan atau tidak. (mic)


Copyright © Sinar Harapan 2001

Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to alifuru67@egroups.com