|
|
Suara Merdeka, Minggu, 28 Oktober 2001 Amien: Konflik Maluku Perlu DisudahiYOGYAKARTA - Ketua MPR Prof Dr Amien Rais menandaskan, konflik bernuansa SARA di Ambon sudah memakan banyak korban dari pihak Islam dan Kristen. Karena itu, dia meminta, konflik di Maluku disudahi dan masyarakat kembali membangun kebersamaan. "Maluku merupakan cerminan Indonesia mini. Dulu orang jika ingin melihat interaksi antarumat beragama selalu melihat ke Maluku, indah sekali, sekarang rusak," ujar dia usai membuka Seminar Masa Depan Umat Islam di Maluku yang berlangsung kemarin di Hotel Ambarrukmo, Yogyakarta. Dia mengatakan, persoalan di sana sangat kompleks, ketidakadilan terjadi hampir di semua bidang. Pemerintah masa lalu melakukan kesalahan dengan melalaikan pembangunan Indonesia bagian timur. Bagi pihak-pihak yang bertikai, dia juga meminta bersikap adil. Keadilan merupakan kunci dari penyelesaian konflik Maluku. Mengomentari munculnya gerakan RMS, dia minta pemerintah bersikap tegas. Sebab, jika tidak, gerakan akan makin besar dan mempersulit pemerintah. Dien Syamsuddin yang juga Sekretaris MUI menyatakan prihatin karena konflik Maluku yang memasuki tahun ke-3 tak kunjung usai. Dia mengakui konflik di sana berdimensi agama. Karena itu, penyelesaiannya pun harus menggunakan pendekatan agama. Pemerintah dan aparat, jelas dia, dalam menyelesaikan konflik harus bersikap proporsional. Dia meminta, umat Islam ja-ngan selalu disalahkan. Dia juga menyesalkan munculnya indikasi rekayasa agar konflik terus berlangsung. Hal itu terlihat dari pendekatan represif. Dia menekankan berkali-kali, penyelesaian konflik sebaiknya dengan pendekatan keagamaan. Seminar tersebut akan berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu (28/10) ini. Sejumlah pakar, budayawan, faksi-faksi Islam akan membicarakan penyelesaian konflik di Maluku. Langkah selanjutnya, menyosialisasikan hasil seminar ke umat Islam di Maluku.(D19-16t)
|