|
|
From: "umat umat" <umatumat@hotmail.com> TENTANG SWEEPING KTP DI MAKASSAR Aksi sweeping KTP Kristen dilakukan lagi di depan Universitas Muslim Indonesia jalan Perintis Kemerdekaan km.4,5 tanggal 25 Oktober 2001 pukul 20.00 WITA. Kejadian pemblokiran jalan juga terjadi di depan sekretariat HMI Makassar jalan bontolempangan. Kejadian ini memang bukan barang baru untuk Makassar dan selalu saja pihak keamanan datang terlambat. Kemarin pihak keamanan terlambat hampir 2 jam. Tetapi sweeping 25 oktober ini belum apa-apa dibandingkan kejadian sweeping tiga tahun belakangan yang selalu disertai pemukulan atau pembakaran gereja maupun kendaraan, bahkan beberapa terjadi di depan kampus Universitas Hasanuddin. Orang kristen makassar seperti sudah menjadi santapan setia bogem mentah dan harus siap untuk menghindar, lari atau dipukuli. Dalam talk show pagi di Smart FM tanggal 26 Oktober, hampir seluruh penelepon mengecam tindakan ini. Angkat topi untuk masyarakat Muslim yang berpikir rasional mengecam perbuatan ini. Namun disamping itu ada juga yang mendukung atau paling tidak memandang sebagai suatu kewajaran, dengan asumsi:
Surat kabar terbitan Makassar juga dengan setia menampilkan berita-berita dengan kalimat yang mencari-cari kambing hitam dalam ulasannya tentang daerah konflik di Indonesia dan luar negeri. Sehingga tidak heran jika dahulu kerusuhan anti etnis cina sedikit banyaknya juga dipicu dari berita media massa lokal (pak Agum juga tau tuh). Mengapa emosi kita sangat cepat terbakar dan terlampiaskan pada hal yang irasional?. Sungguh ironis, menolak pelanggaran HAM terhadap masyarakat Muslim, rakyat Afganistan dan Palestina dengan cara menindas dan memukuli masyarakat kristen di sekelilingnya. Inilah realita wajah sekelompok intelektual di Makassar, pada jaman komunikasi informasi dan internet yang sedemikian majunya, sekelompok intelektual masih saja menganut paham premanisme, mendukung issue dan selebaran lalu tanpa mengecek kebenarannya melakukan generalisasi. Kapan lembaga-lembaga intelektual dapat memainkan peran yang sebenarnya bila sumber dayanya seperti ini?. Bagaimana kita dapat menuding Amerika sebagai preman dunia dengan kelakuan kita seperti ini?. Tapi bagi umat kristen tidak mengapa, biarlah hari minggu depan nanti pendeta dan pastor boleh bilang: "Bapa, ampunilah mereka". Damailah Makassar.
|