|
|
From: "uriel manarang" <seruni@msn.com> Sweeping oleh Mahasiswa UMI Makassar Barbar (2) Sudah bukan rahasia umum lagi mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar memang pekerjaan dan studinya hanya demo dan bagaimana melukai orang Non Muslim/Cina. Nampaknya pimpinan Universitas tersebut tidak pernah peka akan situasi ini. Barangkali jika ada lembaga yang mengadakan survey/penelitian, akhirnya akan menyimpulkan bahwa rata-rata alumni UMI Makassar kebanyakan menganggur dan sulit mendapat pekerjaan karena kemampuan intelektual masih sangat terbatas, atau dapat pekerjaan jadi tukang becak/tukang angkut barang di pelabuhan. Sweeping terhadap warga Minahasa sebenarnya sudah keterlaluan pertama mereka tidak pernah memahami hak-hak pribadi setiap orang untuk mendapat ketenangan dan berpendapat (saya yakin Islam mengajarkan penghargaan terhadap hak-hak pribadi setiap orang), selain itu mahasiswa UMI tidak pernah mendapat pelajaran sejarah bahwa salah satu Pahlawan Nasional kebanggaan warga Makassar sebenarnya berdarah Minahasa, yaitu Wortel Mongisidi. Ketiga, mahasiswa UMI tidak pernah memahami bahwa bangsa ini terbentuk atas kesepakatan bersama antara warga suku bangsa baik minoritas maupun mayoritas, sehingga jangan sekali-kali bergaya didepan bangsa ini dengan cara melukai komponen suku-bangsa walaupun itu minoritas (agama), ingat sekali melukai dan yang dilukai merasakannya, saya percaya 100% NKRI tinggal kenangan. Ini juga sekaligus menjadi peringatan terhadap orang-orang yang secara arogan untuk bermain-main politik mayoritas. Di Indonesia terdapat banyak suku-suku bangsa yang dengan mudah melepaskan diri dari NKRI, yaitu Pulau Irian, sebagian Sulawesi, NTT, Bali, sebagian Kalimantan, sebagian suku Batak, Nias, sebagian Maluku dll bahkan Provinsi Aceh, jika rasa aman untuk hidup, beribadah, berkarya di NKRI diganggu. Sayang, jika hal ini terjadi, segala sesuatu akan menjadi sia-sia. salam, seruni
|