SUARA PEMBARUAN DAILY, 16 Oktober 2006
Teror Bom Terus Terjadi di Poso
[PALU] Aksi-aksi teror berupa ledakan bom masih saja terus berlangsung di Poso,
Sulawesi Tengah (Sulteng). Dalam dua malam berturut-turut (Sabtu dan Minggu
malam) kembali terjadi dua ledakan yang bersumber dari bom rakitan di Poso.
Kendati tidak menimbulkan korban namun akibat ledakan tersebut membuat situasi di
daerah itu bekas konflik itu senantiasa dirasakan tidak pernah aman.
Pada Sabtu malam (14/10) ledakan terjadi sekitar pukul 21.18 Wita di samping pagar
kantor Bupati Poso dalam Kota Poso. Ledakan yang bersumber dari bom rakitan
berdaya ledak rendah dan mengakibatkan pagar tembok mengalami keretakan namun
tidak ada korban jiwa. Polisi yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)
menemukan serpihan bom berupa sulfur dan florat serta casing bom.
Belum lagi terungkap siapa pelaku peledakan tersebut, ledakan kembali terulang
Minggu malam (15/10). Kali ini lokasinya di lorong Anoa, Kelurahan Kasiguncu Poso
Pesisir. Bom meledak di ruas jalan warga sekitar 15 meter dari rumah penduduk.
Ledakan yang cukup keras sempat mengundang konsentrasi massa yang langsung
berkumpul di lokasi kejadian karena kaget mendengar bunyi ledakan.
Beberapa saat kemudian aparat Polres Poso datang memeriksa lokasi kejadian dan
menemukan beberapa barang bukti seperti botol aqua sedang yang sudah terbakar
dan diduga sebagai tempat merakit bom yang meledak tersebut.
Menurut Panca, saksi mata di lokasi kejadian, sebelum terjadi ledakan ia sempat
melihat di lokasi ledakan terdapat bungkusan kecil dilapisi lakban berwarna cokelat
dan panjang 10 cm.
"Tapi belum sempat kita membicarakan barang tersebut, sudah terdengar bunyi
ledakan dan ternyata ledakan bersumber dari bungkusan tersebut," katanya kepada
wartawan di lokasi kejadian.
Hasil olah TKP polisi mene-mukan pipa paralon dan dalamnya diisi hidrocarbon dan
residu serta dibungkus dengan lakban cokelat.
Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP M Kilat yang dikonfirmasi Senin pagi (16/10)
menyatakan, ledakan-ledakan tersebut bertujuan untuk menteror warga agar
merasakan suasana tidak aman.
"Tapi warga Poso sudah tak mau terpancing dengan ledakan-ledakan yang sudah
sangat diketahui hanya ingin membuat situasi di Poso kacau sementara warga
sangat menginginkan kedamaian," tandasnya.
Ditanya mengapa polisi tidak pernah bisa ungkap siapa pela- ku-pelaku teror tersebut,
Kilat mengatakan, polisi sudah menginde-tifikasi para pelaku teror terse- but hanya
saja untuk menangkap mereka memerlukan bukti-bukti kuat.
Kapolres Poso, AKBP Drs Rudy Sufahriadi kepada wartawan di Poso, Minggu,
mengatakan para pelaku teror bom tersebut adalah masih orang-orang lama dan
sangat cerdik. Pola dan strategi yang digunakan para pelaku juga rapi dan
profesional.
"Pelakunya tahu dimana tidak ada polisi, maka di situ ia mengambil kesempatan
melakukan teror. Mereka sengaja ingin membuat teror menjelang hari raya lebaran,"
katanya.
Rudy mengatakan penyelidikan terhadap para pelaku saat ini sedang dilakukan dan
diharapkan mereka ditangkap dengan bukti-bukti kuat sehingga tidak mudah lolos dari
jeratan hukum.
Ikut Bermain
Sementara itu, aktivis LSM Visi Anak Bangsa (Konsentrasi dalam Pendidikan
Masyarakat Sipil), Roman N Lendong menduga pelaku kekerasan dan pengeboman di
Poso adalah aparat keamanan.
"Saya menduga, pelaku kekerasan dan pengeboman di sana adalah aparat
keamanan sendiri. Salah satu tujuan mereka, menjatuhkan popularitas Presiden Yu-
dhoyono. Saya minta Presiden bertindak tegas," kata Roman kepada Pembaruan,
Minggu (15/10).
Dikatakan, Presiden seharusnya malu terhadap masyarakat Indonesia dan dunia
internasional. Sebab, ternyata setelah Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus
da Silva yang dituduh sebagai pelaku dan dalang kekerasan di Poso dieksekusi,
kekerasan di Poso, terus terjadi.
Didesak Presiden mengakui secara jujur ke masyarakat Indonesia dan dunia,
tindakan eksekusi Tibo Cs adalah tindakan yang salah. Setelah Presiden mengakui
secara jujur, Presiden harus tegas kepada Panglima TNI dan Kapolri agar menangkap
pelaku dan dalang kekerasan dan pengeboman di Poso. [128/E-8]
Last modified: 16/10/06
|