TEMPO, Senin, 23 Oktober 2006 | 09:50 WIB
Ba'asyir: Bencana di Indonesia Akibat Dosa Pemimpin Bangsa
TEMPO Interaktif, Solo:Amir Majelis Mujahiddin Indonesia Abu Bakar Ba'asyir
menyatakan berbagai bencana yang terjadi selama ini merupakan dampak dosa
individu pemimpin. Para pemimpin mengaku memeluk Islam tetapi berbuat maksiat
dan kemungkaran.
"Membiarkan warganya berbuat maksiat dan kemungkaran di seklilingnya,
melecehkan syari'at Islam berarti mereka (para pemimpin) mengundang bencana bagi
seluruh warganya," kata Ba'asyir ketika memberi khotbah Sholat Ied di Lapangan
Timur Konimex Cemani, Grogol Sukoharjo, Senin (23/10).
Pendiri Pondok Pesantren Al Ngruki, Sukoharjo ini menyebutkan pemimpin yang
dimaksud dari presiden, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, seluruh anggota legislatif hingga ketua rukun tetangga.
Ba'asyir mengatakan Al Qur'an hanya sekedar diperingati turunnya dan menjadi lagu
merdu dalam musabaqoh tilawatul qur'an tetapi syar'iat-Nya dilecehkan, ditinggalkan,
dan tidak diamalkan sebagai hukum positif negara.
Kelahiran NabiMuhammad dan Isro' Mi'roj, kata Ba'asyir, diperingati tetapi sunnah
nabi tidak ditegakkan. "Pebuatan ini kelihatannya menyinarkan syi'ar Islam padahal
hakikatnya perbuatan yang mengundang bencana karena tidak menunjukkan
ketaqwaan tetapi secara terselubung mendustakan syariat Allah," kata Ba'asyir.
Ba'asyir mengajak umat Islam mengoreksi diri dengan mempertanyakan apakah
memperoleh kemenangan pada Idhul Fitri. Dia mengatakan umat Islam Indonesia
jumlahnya terbesar di dunia, tetapi mereka kalah dalam berbagai aspek kehidupan.
"Syariat Islam tidak berjalan secara kaffah (menyeluruh), bahkan RUU Anti Pornografi
pun sampai sekarang belum juga disahkan padahal janjinya bulan Juni yang lalu.
Umat Islam tidak berdaya untuk memaksakan pelaksanaan rencana undang-undang
ini," kata dia lagi. imron rosyid
copyright TEMPO 2003
|