TEMPO, Rabu, 18 Oktober 2006 | 16:03 WIB
Penembakan Pendeta Irianto
Kapolri Bantah Intelijen di Poso Lemah
TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutanto membantah
lemahnya intelijen yang bertugas di wilayah Poso dan Sulawesi Tengah. Bantahan ini
terkait adanya aksi peledakan bom dan penembakan terhadap Pendeta Irianto
Kongkoli pada Senin (16/10) lalu. ”Tidak lah. Kami sudah ketahui semuanya. Tinggal
membawa pelakunya," kata Sutanto seusai serah terima jabatan Deputi Sumber
Daya Manusia di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (18/10).
Tapi, menurut seorang perwira tinggi polisi yang pernah bertugas di Poso, intelijen
polisi di Poso lemah. Polisi yang enggan disebut namanya itu menyatakan, setelah
kejadian peledakan bom pada pekan lalu, disusul rentetetan bom berikutnya
seharusnya menjadi pelajaran bagi intelijen untuk memperkuat pengawasan.
Polisi di Poso, kata dia, seharusnya segera merazia senjata api dan bahan peledak
setelah beberapa aksi peledakan bom itu. "Dengan penembakan pendeta Irianto, bisa
dikatakan polisi kecolongan," ujarnya.
Juru Bicara Mabes Polri Komisaris Besar Bambang Kuncoko membantah bahwa
polisi kecolongan. Menurut dia, kepolisian telah berusaha semaksimal mungkin
menjaga situasi dan keamanan di Poso dan Sulawesi Tengah. "Itu bukan kecolongan.
Di Jakarta saja banyak polisi lalu lintas, tapi tetap saja ada pelanggaran lalu lintas,"
kata Bambang. Erwin Dariyanto
copyright TEMPO 2003
|