Home | Resensi Film

Gladiator (2000)

Balas Dendam Itu Muram, Jenderal!

Pembalasan dendam. Sudah berapa kali kita mendengar kisah ini dituturkan? Toh penonton terus bersorak dan bersorak. Dengan latar historis dan tokoh yang berbeda, Gladiator mengusung kembali tema lama itu, dan berhasil mengundang sorakan.

Gladiator berlatar tahun 180 M. Kaisar Roma saat itu, Marcus Aurelius (Richard Harris), tengah berperang melawan ancaman Jerman. Di bawah kepemimpinan dan keperkasaan jenderal terbaiknya, Maximus (Russell Crowe), pasukan Roma memenangkan pertempuran.

Secara diam-diam Kaisar memutuskan untuk mengangkat sang jenderal sebagai penerus tahtanya. Keputusan ini menyesakkan dada Commodus (Joaquin Phoenix), anak Marcus. Ia membunuh ayahnya, dan kemudian memerintahkan agar Maximus dieksekusi. Namun, sang jenderal berhasil lolos dengan membantai para algojonya, lalu bergegas pulang untuk melindungi isteri dan anaknya.

Terlambat -- ia mendapati keduanya telah tewas. Ia sendiri ditangkap oleh penjual budak, dan dibeli oleh Proximo (Oliver Reed), pemilik dan pelatih para gladiator. Melihat potensi Maximus, Proximo mempersiapkannya untuk bertanding di koliseum Roma. Bisa kita tebak, di situlah ia akan berhadapan kembali dengan Commodus, dan menggelegakkan dendamnya.

Perjalanan Maximus ini mungkin mengingatkan kita pada kisah Yusuf, Musa (lebih tepatnya, Prince of Egypt) atau Rehabeam. Kalau Anda sudah nonton Ben-Hur, Spartacus atau Braveheart, adegan-adegan pertempuran dan pertarungan di Gladiator tidak lagi terasa istimewa. Yang cukup mengasyikkan adalah penampilan para pemainnya -- dengan penokohan yang nyaris hitam-putih, mereka (catatan khusus untuk Joaquin Phoenix) toh berupaya mengerahkan kemampuan akting yang mumpuni.

Oya, film ini diganjar Oscar sebagai film terbaik 2000. Namun, nominator lain tahun itu, Crouching Tiger, Hidden Dragon, terasa jauh lebih subtil, baik secara teknis maupun tematis. Saya ingat banget prediksi Time ketika itu, "If Glad wins, we'll crouch. If Crouch wins, we'll be glad." *** (30/06/2005)

-- Dimuat di Bahana.

Home | Film Favorit | Email

© 2005 Denmas Marto