Home | My Books

Sibuk bagi Tuhan

Sibuk bagi TuhanSibuk bagi Tuhan: 100 Renungan Inspiratif
Cetakan I, 2006
Tebal: 118 halaman
Harga: Rp 20.000,-
Kata Pengantar: Mundhi Sabda H. Lesminingtyas


"Yang Pertama Saya Lihat", renungan terakhir di buku ini, adalah renungan pertama Arie Saptaji yang saya baca di situsnya. Saya terpesona dibuatnya. Sejak saat itu, renungan-renungannya yang lain juga saya baca untuk dinikmati; kadang juga saya gunakan sebagai ilustrasi dalam pengajaran atau khotbah saya.

Arie Saptaji, dalam pandangan saya, adalah sosok yang luas wawasannya dan dalam perenungannya. Kedua hal inilah yang menjadi modal baginya sehingga mampu menampilkan mutiara-mutiara yang berharga dalam setiap renungannya di buku ini. Sampai saat ini, renungan-renungan yang ia tulis masih terekam di benak saya, teristimewa "Mas Wrekso".

-- Sidik Nugroho, penulis muda

Ditulis secara ringkas, padat, disertai dengan contoh-contoh sederhana yang mudah dijumpai dalam keseharian kita, kumpulan renungan ini cukup mampu mengungkap berbagai realitas hidup yang kadang terlewatkan karena berbagai aktivitas dan kesibukan. Tilik saja renungan "Karena Aku Mencintainya" yang dengan sangat sederhana menggambarkan cinta sejati, "Mas Wrekso" yang melukiskan pengabdian dan penyerahan diri tanpa pamrih seorang hamba karena ia dapat selalu dekat dengan "tuannya", atau "Turun Ke Jalan", sebuah kisah mengharukan tentang seorang pemimpin yang merendahkan diri untuk melayani rakyatnya. Renungan-renungan kecil ini disampaikan tanpa sikap menggurui sehingga cukup nikmat dibaca, sekalipun di sana muncul tantangan bagi kita untuk merenung kembali serta bercermin kepada diri sendiri, dan sebuah undangan untuk selalu kembali kepada kasih mula-mula kepada Dia. Sebuah buku yang patut disimak!

-- Mirma Respati, mahasiswi pascasarjana di Pusat Studi Pariwisata UGM, Yogyakarta

Saat menjadi kolega Mas Arie sebagai sesama penulis Renungan Malam, saya mendapat kesempatan pertama untuk "mengintip" tulisannya sebelum naik cetak. Saya banyak mendapatkan berkat dari buah pemikirannya. Dalam setiap renungan, Mas Arie mampu membingkai persoalan kehidupan dengan tepat dan mengupasnya dalam terang ilahi. Bagi saya, Mas Arie adalah "perpustakaan berjalan". Tulisan-tulisannya diwarnai oleh literatur-literatur yang beraneka-ragam dan dari hasil riset di internet. Hal ini membuktikan keluasan wawasan penulis dan kerendahan hatinya untuk selalu belajar. Satu hal lagi, isteri saya akhirnya terdorong membeli buku karya John Bunyan setelah membaca tulisan Mas Arie. Ini membuktikan tulisan Mas Arie berhasil menggugah hati pembaca.

-- Purnawan Kristanto, penulis dan moderator milis Komunitas "Penulis dan Jurnalis Nasrani"

Membaca renungan Mas Arie itu seperti membuka jendela di tengah malam, dan menatap langit cerah penuh bintang: Memberi wawasan baru dan kesegaran.

-- Hendro Saputro, pengajar di beberapa lembaga pendidikan, ketua Creative Ministry dan pemimpin sel di GBI Generasi Baru, Yogyakarta

© 2006 Denmas Marto