DISKUSI KRISIS EKONOMI


Selamat datang di situs DisKrisek. Jika anda :
  • berminat untuk menggugah pendapat bagaimana mengatasi krisis ekonomi
  • ingin menjelajah situs lain yang membahas krisis ekonomi

Komentar dan saran sampaikan kepada : mugajava@oocities.com


Situs ini berupaya mengumpulkan rangkuman pendapat-pendapat mengenai krisis ekonomi, yang telah melanda Indonesia dan Asia sejak pertengahan tahun 1997.

We appreciate your visit
to this website .....


Kearah Regulasi Kapital Global (Rev.981018)
Hedge Fund LTCM Hampir Runtuh (Rev.981004)
Jurus Malaysia: Kebijakan Pengendalian Devisa (Rev.981004)
Jurus Hong Kong: Intervensi di Pasar Bebas (Rev.981026)
Riwayat Bantuan IMF (Rev.980910)

Bagian utama dari situs ini berisi ringkasan atau cuplikan yang dipandang penting dari sejumlah artikel atau tulisan para pakar yang tersebar di berbagai sumber. Narasumber selengkapnya dari setiap cuplikan disebutkan atau dirujuk melalui link.

Ada banyak pandangan para pakar dan ahli-ahli yang bisa ditemui diberbagai koran, majalah, maupun jaringan internet, namun begitu banyak pula pihak-pihak yang saling mengkritik dan melontarkan argumentasi tanpa pada akhirnya memberikan solusi yang konkret.

Selanjutnya, situs ini hendak menjajaki apakah bisa dirumuskan suatu pendapat yang lebih terarah kepada perbaikan alam perekonomian, dan mudah dipahami oleh sebagian besar masyarakat, tanpa terlalu besar porsi retorikanya daripada esensinya.

  • Bagaimana intisari pandangan yang menjurus kepada perbaikan ekonomi?
  • Bagaimana mengartikulasikan suatu teori dengan cara sederhana?



      KRISIS EKONOMI DI ASIA TIMUR, ASIA TENGGARA DAN KHUSUSNYA INDONESIA
    • Latar belakang teori makroekonomi
    • Kebijakan Fiskal dan Moneter
      Bagaimana Menghindari Krisis Keuangan Internasional
      diringkaskan dari : "How to Avoid International Financial Crises" by Leland B. Yeager, CATO Journal, Winter 1998
      Yeager menguraikan mengenai berbagai pilihan kebijakan nilai tukar mata uang, dan menyimpulkan bahwa kebijakan mata uang sebaiknya bukan ditangan Pemerintah......
      [Ringkasan]     [Teks Asli]

    • International Banking and Finance
      Krisis Asia Timur - Penyebab, Kebijakan Penanggulangan, Pelajaran dan Wawasan
      Terjemahan dari : "The East Asian Crisis - causes, policy responses, lessons and issues"
      oleh : Bank Negara Malaysia - Central Bank of Malaysia -
      Sebuah pembahasan yang sistimatik dan komprehensif diuraikan dalam Kertas Kerja ini, dimana digambarkan berbagai faktor sebagai penyebab krisis ekonomi Asia Timur, berikut dengan kebijakan yang perlu dilaksanakan dalam konteks lingkungan global liberalisasi aliran modal. Ditegaskan bahwa perlu ditinjau secara seksama sistim moneter internasional dalam pola struktur yang berlaku sekarang, dan juga dibahas sejumlah anjuran mengenai tindakan yang perlu diambil demi mencegah dan mengatasi krisis semacam ini.
      Sebuah penilaian terhadap IMF menunjukkan bahwa tidak semua bersikap, dan juga mungkin tidak cukup, hanya mengikuti semata-mata rekomendasi dari IMF. Dapat dilihat bahwa analisa yang diberikan menunjukkan pemahaman mendalam untuk keberhasilan meminimalkan efek dari guncangan krisis.
      Meskipun Indonesia tidak disebutkan secara eksplisit, jelas termasuk sebagai salah satu negara yang berperan dan (paling!) menderita akibat krisis.
      Seberapa jauh upaya dan inisiatif yang sudah diambil untuk mengatasi krisis ini?
      [Terjemahan]     [Teks Asli]

      Lebih lanjut mengenai jurus-jurus pengendalian devisa oleh Malaysia dengan berbagai aspek serta komentar: ikuti link Kebijakan Pengendalian Devisa. (980927)

    • Aliran Modal Asing
      The East Asian Crisis: Origins, Policy Challenges, and Prospects; by Javad K.Shirazi, World Bank Regional Manager East Asia & Pacific; Seattle, June 10, 1998
      Sumber masalah adalah ketidakimbangan Savings-Investment di sektor swasta yang bergerak di lingkungan institusi domestik dan kebijakan peraturan yang lemah, dan lingkungan pasar modal internasional sangat bebas.
      Disamping itu Neraca Pembayaran mengandung unsur defisit pada rekening berjalan, yang terus menerus bertambah besar dibandingkan PDB dan pertumbuhan ekspor. Pinjaman swasta dari sumber-sumber eksternal meningkat dengan tajam dan sebagian besar tidak dilindungnilai, dan jangka pendek. Krisis kepercayaan bersifat sangat berlebihan tetapi tidak irrasional mengingat situasi regulasi sektor finansial dan standar praktek perusahaan. Akibatnya adalah terjadinya arus balik aliran modal yang sangat cepat.
      Dari segi kebijakan makro yang fundamental dan persaingan yang terbatas mengakibatkan berbagai ancaman terbuka. Kebijakan nilai tukar yang dipertahankan pada level tertentu selama bertahun-tahun menimbulkan aliran pinjaman luar negeri meningkat cepat. Arus modal masuk dalam jumlah besar tidak terkontrol. Rekening modal diberi kebebasan yang sangat liberal dan tidak ada sistim pengaturan finansial domestik yang baik.
      Apa kebijakan untuk mengatasinya? Bentuk ketahanan dan kemantapan kebijakan lembaga-lembaga keuangan. Harus dibentuk pasar modal domestik untuk jangka panjang. Hilangkan mismatch jangka pendek dan jangka panjang. Hidupkan pasar obligasi, dan manfaatkan dana-dana pensiun dsb. Cegah aliran modal jangka pendek, untuk mengurangi bahaya modal asing yang masuk. Harus disusun kerangka kerja untuk menangani turunnya kinerja ekonomi, dengan memberlakukan Hukum Kepailitan.

    • Mekanisme Nilai Tukar
      BERAPAKAH NILAI TUKAR RUPIAH YANG WAJAR?
      OPINI : Perlu ada kebijakan yang konkrit untuk mentargetkan nilai tukar Rupiah pada level yang lebih baik dari Rp10.000 per USD. Pemikirannya secara sederhana yaitu bahwa pada level ini, berarti Rupiah merosot sampai tinggal 25% dari nilainya sebelum krisis, semua barang lokal terlalu murah dibandingkan harga-harga luarnegeri. Jika demikian halnya, penyesuaian menuju keseimbangan hanya akan terjadi melalui kenaikan harga-harga semua barang, atau akan terjadi kelangkaan barang dipasar dalam negeri karena semuanya lebih menguntungkan untuk diekspor.
      Perlu ada tindakan nyata untuk mengatasi suatu distorsi dan tidak membiarkan distorsi mencari keseimbangannya sendiri, sementara jelas banyak efek berantai yang mengikuti distorsi itu.

    • Kebijakan Pembatasan Lalu-lintas Devisa (980905)
      Artikel PAUL KRUGMAN di majalah Fortune edisi September 7, 1998:
      Saving Asia: It's Time to Get Radical (Part 1 - 6)

      Berhubung resep yang diajukan oleh IMF tidak menghasilkan perbaikan, sedangkan situasi sudah semakin memburuk, maka perlu diambil kebijakan yang lebih radikal.
      Krugman menganjurkan suatu Plan B, yaitu "kontrol devisa".
      Tetapi hendaknya dikaji dengan seksama, apa yang sesungguhnya dimaksud oleh Krugman, dkk(!), dan seberapa yakin dia sendiri dengan saran ini.....
      Dan apakah benar tidak ada alternatif Plan C?
      Tidak berbeda dengan apa yang dikatakan Krugman mengenai aliran "hard-money" dan "soft-money" bahwa masing-masing mempunyai pandangan atau pendapat yang sebagian benar dan sebagian salah, maka adalah tidak keliru kalau dikatakan argumentasi yang dipaparkan Krugman juga bisa ada yang benar dan bisa ada yang salah!
      Yang paling pokok dari apa yang dikatakan Krugman adalah tepat, dan itupun sudah banyak yang menganjurkan, yaitu perlu ada pembatasan-pembatasan lalu lintas devisa, seperti sistim two-tier nilai tukar, dsb. Disamping itu memang sudah jelas bahwa semata-mata mengikuti resep IMF saja tidaklah cukup, perlu ada inisiatif sendiri mencari alternatif yang lebih ampuh agar benar-benar bangkit dari krisis penyakit ekonomi.
      Semoga dapat membantu anda menyimak dengan teliti teks asli gabungan Part 1 - 6; dan untuk arsip berbagai artikel kunjungi Homepage Krugman.

      Dan agaknya supaya jangan keliru paham, Krugman bergegas menulis sebuah surat terbuka kepada Perdana Menteri Mahathir, sehubungan mulai diberlakukan pengendalian devisa di Malaysia:
      An Open Letter to Prime Minister Mahathir (September 1, 1998).

      Lebih lanjut mengenai jurus-jurus pengendalian devisa oleh Malaysia dengan berbagai aspek serta komentar : ikuti link Kebijakan Pengendalian Devisa. (980927)

    • Spekulator di Pasar Valas
      Capital Flow Sustainability and Speculative Currency Attacks by  IMF Research Department Staff


    • Bagaimana Hong Kong bertahan terhadap spekulator? (980913)

      Dalam pembahasan yang ramai awal bulan September ini sehubungan diberlakukannya kontrol devisa di Malaysia yang juga berkaitan dengan artikel Krugman, RRCina disebut sebagai salah satu negara yang berhasil mempertahankan perekonomiannya sehingga tidak tertular oleh krisis Asia, karena sistim ekonominya yang tertutup dan masih berlaku kontrol devisa disana. Sebuah artikel yang skeptis dengan daya tahan RRCina dan Hong Kong dalam menghadapi goncangan keuangan yang begitu ganas melanda negara-negara sekitarnya meragukan daya tahan "satu negara, dua sistim" ini dapat bertahan sampai kapan:
      "China and Hong Kong are headed toward collapse" [Japan Echo, Jun 1998], by Ito Kiyoshi.

      Namun, dibalik kisah yang skeptis diatas, agaknya kita harus akui bahwa sampai sekarang Hong Kong tetap berhasil mempertahankan nilai tukar mata uangnya pada tingkat yang tidak berubah sejak tahun 1983, yaitu HK$7,80 per US$1.

      Bagaimana sistim kerja currency board yang berlaku di Hong Kong diuraikan cukup mendalam dan lengkap oleh Joseph Yam, Chief Executive dari lembaga keuangan pengganti bank sentral yang bernama Hong Kong Monetary Authority (HKMA), dalam teks panjang berjudul "The Hong Kong Dollar Link", atau terjemahannya "Keterkaitan Dolar Hong Kong".

      Joseph Yam sendiri percaya bahwa belum banyak yang mengenal bagaimana sistim nilai tukar fixed yang bernama akademik 'currency board' itu dilaksanakan dalam prakteknya, sehingga ia menulis teks pidatonya sekaligus untuk menjelaskan beberapa pilihan tindakan rinci yang dijalankan oleh HKMA dan oleh para pengritiknya dipandang menyimpang dari sistim currency board orthodox.

      Meskipun otorita moneter di Hong Kong yakin penuh akan ketangguhan sistim ini, sudah berulangkali serangan gencar dari spekulator berniat betul untuk meruntuhkannya, dan yang besar terakhir terjadi antara tanggal 5 Agustus sampai 7 Agustus 1998 yang baru lalu. Tak dapat disangkal bahwa kebijakan yang diambil pihak otorita moneter sejauh ini benar-benar kredibel dalam memainkan peranannya menghadapi manipulator pasar yang barangkali benar sudah dapat dikatakan, mengulang kata-kata Mahathir, sebagai 'kurang bermoral'.

      Dua artikel lagi ditulis untuk menjelaskan tindakan-tindakan HKMA guna menangkal para manipulator yang mencoba menghantam dengan bermain sekaligus di dua front, yaitu bursa stock index futures dan bursa valas. Untuk menghadapinya HKMA dengan terpaksa mulai intervensi di bursa yang sama.

      "Mengapa HKMA Intervensi" [AWSJ, 20 Aug 1998] oleh Joseph Yam (terjemahan dari "Why We Intervened")

      "Intervention True to Guiding Policy" [SCMP, 24 Aug 1998] by Joseph Yam

      Seruan Joseph Yam menyuarakan kembali bahwa ada sesuatu yang salah dalam tatanan yang diistilahkan sebagai globalisasi dan liberalisasi keuangan dunia, sehingga perlu ada tindakan-tindakan yang lebih berarti dari negara-negara G-7!

      Lebih lanjut mengenai "Jurus Hong Kong: Intervensi di Pasar Bebas", dengan menguraikan secara jelas tindakan intervensi yang diambil, Joseph Yam mengirim sebuah surat kepada Alan Greenspan berkenaan dengan komentar Greenspan atas langkah-langkah Hong Kong itu. (Rev.981026)

      Artikel-artikel lengkap dari otorita moneter Hong Kong bisa didapat di website HKMA.

      Untuk kebijakan-kebijakan bank sentral Amerika, kunjungi website Federal Reserve Board:
      beberapa pidato pejabat Fed menarik untuk dikaji, a.l. mengenai apa yang seharusnya diperbuat oleh pejabat bank sentral untuk stabilisasi moneter dan mata uang, serta juga komentar mengenai krisis Asia.

      Tabel Kurs Harian beberapa mata uang Asia, dll, terhadap USD:
      mulai tanggal 2 Juli 1997 s/d 30 November 1998.



    • Plan B dari Krugman : Kontrol Devisa.
      Bagaimana dengan Plan C ?
      (980927)

      Kebijakan Kontrol Devisa sebagai alternatif yang diambil oleh Malaysia untuk mengatasi krisis ekonomi dinegaranya cukup banyak memiliki pendukung namun banyak juga yang menentang, baik di dalam negeri maupun dari kalangan pakar ekonomi dunia.

      Demikian pula masih jadi perdebatan seberapa jauh kontrol devisa itu hendak diterapkan, dan seberapa besar pula kebebasan yang masih ada.
      Ikuti link "Jurus Malaysia: Kebijakan Pengendalian Devisa", untuk mengetahui lebih banyak mengenai kebijakan baru yang diterapkan oleh Malaysia mulai awal September 1998 ini. Sejumlah komentar pro dan kontra akan membantu memberikan variasi aspek dan prospek kebijakan ini.

      Pada garis besarnya Malaysia memberlakukan larangan perdagangan Ringgit diluar negaranya, serta bertindak ketat dengan memanggil pulang semua Ringgit yang disimpan di luar negeri, dan disamping itu menentukan nilai tukar yang fixed pada tingkat RM 3.80 per US$ 1.00.

      Plan B bertolak dari pemikiran perlunya ada pembatasan mobilitas kapital, agar jangan sampai negara-negara kecil dari emerging markets menjadi sasaran perputaran modal yang dimainkan dipasar global secara bebas tanpa batas.

      Bagaimana dengan alternatif lain, sudah adakah Plan C? Kembali kepada Krugman, artikelnya tanggal 23 September 1998 berjudul "Latin America's Swan Song", membahas penularan krisis ekonomi yang sudah berjangkit sampai ke Brazil, dan memberikan tiga pilihan. Diantaranya dua yang sekarang kita sudah kenal: Plan A, yaitu tenang-tenang saja sambil 'tahan napas' biarkan kurs bebas mengambang, lalu berbisik dalam hati mudah-mudahan hanya terjadi depresiasi kecil-kecilan ["amit-amit......, jangan sampai kejadian yang seperti di Indonesia atau di Rusia itu....."]. Dan Plan B, kontrol devisa.

      Alternatif lain, yang diberikan dalam resep Krugman terakhir ini ialah: bertahan dengan nilai tukar tetap, dan membiarkan penyesuaian-penyesuaian akan terjadi berangsur-angsur melalui tahapan deflasi, disertai reduksi biaya-biaya dan peningkatan produktivitas.

      Jangan bilang Krugman, sebab Krugman di artikel itu tidak bilang begini: sistim dengan nilai tukar fixed yang paling mantap ialah tidak lain currency board seperti di Argentina atau Hong Kong. Dengan currency board tidak ada kontrol devisa, siapa saja bebas dan selalu dijamin dapat menukarkan mata uangnya dengan mata uang jangkar pada tingkat nilai tukar yang pasti. Sistim itu sendiri sudah pasti benar. Tapi selalu ada orang yang melihat bahwa itu tidak benar. Misalnya, Nouriel Roubini dengan "Debunking Ten Myths About the Benefits of Currency Board." Atau lihat tiga buku terbitan mutakhir: "Upaya Memperkuat Rupiah: Kumpulan Pemikiran" dari Majalah Gatra, "Sumber Krisis Moneter Indonesia" oleh HMT Oppusunggu, dan "Krisis Ekonomi Menuju Reformasi Total" oleh Sjahrir. Memang canggih-canggih pemikiran para pakar ekonomi Indonesia. Sampai pusing kepala dibuatnya.

      Masih ingat Steve Hanke? Entah apa dosanya (barangkali karena nyaris 'membantu' Suharto), dia punya nama kurang harum di Indonesia. Tapi sebagai kolumnis Forbes dia rajin menulis. Dan mungkin sebagian tulisannya ada benarnya. Seri Forbes Point of View oleh Steve Hanke.

      Kembali kepada maxim ekonomi sebagai ilmu yang melakukan pemilihan mana yang terbaik diantara alternatif yang ada dengan pengorbanan minimal, maka setelah krisis berjalan lebih dari setahun mestinya sudah ada pemikiran yang matang dan segera ada tindakan nyata.

      Misalnya saja, pada saat ini Rupiah sedang undervalue karena overshoot. Guna menolong memutar roda perekonomian dan mengangkat rakyat dari penderitaan, sambil sekaligus menahan inflasi akibat kurs yang overshoot, ditetapkan sistim dewan mata uang, dengan rupiah pada level 7000 sampai 8000 per USD. Ditetapkan Undang-undang sistim dmu, dengan ketentuan peninjauan nilai tukar satu kali setiap 20 (dua puluh) tahun. Jika nilai tukar akan diubah, maka nilai tukar yang baru harus diumumkan pada tahun kesembilanbelas sebelum diberlakukan pada tahun keduapuluh. Atau dmu diundangkan berlaku 20 tahun atau 30 tahun, setelah itu kembali ke sistim nilai tukar lain yang lebih 'kredibel', sambil terus-menerus diadakan riset. Atau varian lain semacam itu. Atau Plan B. Banyak jalan menuju ke Roma. Dan tidak cuma menunggu belas kasihan.

      Sistim dmu yang orthodox memerlukan tatanan perbankan yang kuat dan tidak mengandalkan lender of last resort dari bank sentral. Sistim perbankan dan bank sentral benar-benar direvisi besar, sekarang waktu yang tepat bersamaan dengan pemberesan BLBI yang sedang berlangsung. Sistim dmu yang non-orthodox, menyerupai sistim Hong Kong, berjalan secara auto-pilot dengan pengimbang gerakan suku bunga, mengandung unsur lender of last resort tetapi dikendalikan dengan kredibilitas tinggi. Mutlak diperlukan pemikiran independen, murni dan jernih.

      Lantas kalau masuk sistim dmu dengan kurs 7000, apakah semua hutang luarnegeri akan langsung menubruk dolar? Ya, untuk mereka yang sudah jatuh tempo cicilannya, dan punya mata uang tunai rupiah. Yang bisa ditukar adalah uang tunai rupiah, bukan deposito, atau CP, atau asset lain apapun. Kalau belum, kenapa harus 'nubruk sekarang. Lima tahun atau sepuluh tahun lagi, sudah ditetapkan undang-undang kurs masih akan tetap sebegitu juga. Otorita moneter dituntut secara transparan meyakinkan kredibilitasnya.

      (980927)



    PERMASALAHAN KASUS INDONESIA

  • Subsidi sembako dll.
  • Pembenahan Perbankan
  • Hutang Luarnegeri Pemerintah
  • Hutang Swasta
  • Ekonomi Kerakyatan & Koperasi
  • Pengembangan Usaha Kecil & Menengah
  • Perpu & RUU Kepailitan

  • Ketergantungan kepada IMF dan Kebijakan Moneter (980906)
    Sejumlah langkah kebijakan sudah digariskan bersama IMF, dan berulang kali ditinjau kembali dan direvisi mengikuti perkembangan perekonomian yang berjalan. Tidak dapat disangkal bahwa kebijakan-kebijakan itu akan membawa perbaikan-perbaikan, pada akhirnya. Namun berlandaskan prinsip keterbukaan dan transparansi yang bersama-sama didengungkan, penilaian dapat dipertimbangkan bersama dan barangkali menjadi masukan yang berarti.

    Walaupun pada saatnya nanti, waktulah yang akan membuktikan apakah kebijakan-kebijakan yang digariskan telah dijalankan dengan sesuai dan berhasil, pengalaman dari negara lain dan kacamata yang tajam dapat membantu membuka jalan atau memisahkan padi dan gabah.

    Satu hasil analisa post mortem memperlihatkan bahwa garis-garis kebijakan yang disusun bersama IMF tidak menunjukkan sedikit pun upaya yang langsung bertujuan menetapkan berapa nilai tukar yang menjadi target, dan berkonsentrasi untuk mencapai target itu. Apa yang terjadi adalah target nilai tukar yang pernah dibuat, dengan tidak diberi alasan, dalam suatu periode singkat, telah digeser, pada waktu peninjauan kembali karena perubahan situasi perkembangan perekonomian.

    Menjadi pertanyaan apakah target nilai tukar bukan sesuatu yang maha penting, dalam suatu kebijakan moneter yang bermaksud mencari kestabilan?

    Akibatnya, boleh cari kalau ada negara lain yang jatuhnya matauang lebih parah daripada Indonesia.
    Rusia pun sebelum mata uangnya jatuh terlalu dalam, segera ambil tindakan menghentikan perdagangan!

    Dibalik itu, sebenarnya kurang tepat kalau IMF sebagai satu lembaga dianggap hanya mempunyai satu pandangan dalam kebijakan ekonomi. Ada banyak artikel yang dipublikasikan IMF memberikan segudang koleksi macam-macam resep untuk diracik dan disajikan.

    Riwayat Bantuan IMF (Rev.980910)



  • Aneka Artikel : 

    Kearah Regulasi Kapital Global (Rev.981018)

    Hedge Fund LTCM Hampir Runtuh (Rev.981004)

    Jurus Malaysia: Kebijakan Pengendalian Devisa (Rev.981004)

    Jurus Hong Kong: Intervensi di Pasar Bebas (Rev.981026)

    Riwayat Bantuan IMF (Rev.980910)

    Kumpulan berbagai komentar, kritik dan saran-saran mengenai program kebijakan dan bantuan IMF kepada negara berkembang: tulisan Jeffrey Sachs, George Schultz, Joseph Stiglitz, artikel WSJ, FT, Washington Post, NYT, dll.
    Tiga Makalah oleh Robert Wade mengemukakan analisa yang kritis terhadap "Wall Street - Treasury - IMF Complex" serta merangkum pandangan para pakar lainnya.




  • Jika anda :
    • berminat untuk menyampaikan pandangan anda mengupayakan solusi krisis ekonomi
    • ingin menambahkan lokasi situs lainnya pada links diatas
    silahkan kirim melalui email: mugajava@oocities.com


    juliusl
    For any comments send e-mail to mugajava@oocities.com

    Page created 16 August 1998. This page last updated Tuesday 27 October 1998, 7:08 AM.
    Produced with Webford 2.01.

    Setelah versi ubahan ada   kunjungan sejak 7 Desember 1998.


    A remark on the name in this website: "mugajava" is derived from the meaning 'a cup of coffee' which has quite similarity to 'a mug of java'. The word 'java' is becoming popular worldwide in the information technology circle after it is being adorned to the name of a programming language. Although people from the island which has the same name may silently wonder whether such reasoning is apparently plausible, the creators of the programming language, which happened to be some how related to the sun, insist that it's a popular drink which gives them inspirations. By the way, how come the word 'gamelan' could also have a new meaning, a collection of wonderful pieces, in the same programming community....., it shall rather be the exotism to remain in its canonical writings :-)