INISIASI KAMPUS 2001 UGM
DITUTUP DENGAN MA'IYAHAN
BERBEDA dengan
susana sebelumnya, seperti halnya pelaksanaan
ospek mahasiswa baru, yang sarat dengan
perploncoan dan superioritas senior atas yunior.
Suasana hening, khusuk, dan khidmat mewarnai
halaman depan gedung utama kampus tertua di
Indonesia, UGM Jogjakarta, Selasa (11/09/01)
malam hari yang lalu. Di malam yang hening itu,
sebanyak kurang lebih 6000 mahasiswa baru UGM
dengan khusyuk mengikuti do'a, wiridan dan
sholawatan yang diimami oleh Emha Ainun Nadjib
(Cak Nun) dengan didukung oleh Kiai Kanjeng dalam
format Kanjeng Sepuh-nya. Mereka duduk lesehan di
atas aspal Balairung UGM, menundukan kepala
memanjatkan doa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa
agar di anugrahi pondasi kebersamaan dalam
pluralitas, tolerensi, dan benteng jiwa dan
nurani yang kuat, peduli dan memiliki sensifitas
terhadap permasalahan masyarakat..
Sebelumnya acara malam itu dihangatkan dengan
penampilan Kiai Kanjeng, melalui vokalis Ananto
yang mengawali tembangnya dengan lagu Duta Masa
Depan, sebuah lagu yang merefleksikan sosok Bung
Karno yang diaransmen model Kiai Kanjeng. Suasana
bertambah hangat dan fokus ketika muncul tembang
Terbit Rembulan dan Ya Ampun, yang merupakan
nonor-nomor pilihan dalam album Raja Diraja dan
Perahu Nuh. Bagi mahasiswa baru UGM hal ini
merupakan sesuatu yang "exotic," karena
selama ini mereka hanya mengenal lagu-lagu pop
remaja semisal, Sheila on 7, Boomerang, Jikustik,
dan lain-lain. Sehingga terhadap suguhan m usik
Kiai Kanjeng, mereka tampak lebih surprise ada
ketercerahan hati dan pikirannya, begitu mereka
menikmati suguhan musik Kiai Kanjeng. Malam itu
mahasiswa baru UGM benar-benar dibongkar
kecerdasannya, sebab begitu belum selesai
apresiasi mereka pada Kiai Kanjeng, Imam Fatawi
yang punya suara mirip-mirip Rhoma Irama dengan
rancak dan riang melantunkan lagu Darah Muda khas
dangdutan model Kiai Kanjeng.
Emha sendiri sebelum memimpin doa malam itu
mengawalinya dengan tampil memukau melalui
pembacaan puisi-puisinya yang cerdas, nakal,
humoris, rileks dan akrab, yang diselingi juga
dengan orasi-orasinya yang menyegarkan. "Ada
binatang namanya undur-undur meskipun kelihatanya
mundur padahal maju, Orang Madura tetap mengaku
presidennya Gus Dur, sedangkan Mbak Mega Cuma
penggatinya saja",
Emha juga sempat menyentil Sri Sultan,
"malam ini Sultan tidak ada, karena bagi
Sultan anda semua tidak penting." Dan rektor
juga tidak ada. Walaupun ini merupakan acara
mahasiswanya sendiri, tetapi yang penting Tuhan
tetap ada, d an akan bersama kita nanti untuk
kita mohonkan agar menolong kesulitan kita semua.
" Mahasiswa Indonesia sudah banyak memberi
kegembiraan, tetapi mantan mahasiswa malah sering
membikin penderitaan pada Indonesia," kata
Emha. Banyak mantan mahasiswa saat ini, yang
begitu mereka mendapatkan kekuasaan, begitu
mereka kuat malah merampok rakyat, padahal saat
mereka lemah sanggup menempatkan jadi pengemis.
Emha mengharapkan agar mahasiswa terus menemani
rakyat, sebagai duta masyarakat, karena
mahasiswalah yang diharapkan mampu membuat
perubahan, berkat mahsiswalah Soeharto bisa
turun.
Menurut Emha, setiap gerakan mahasiswa melahirkan
karakter dan angkatan yang merupakan bentuk
tanggung jawab atas realitas bagi rakyat, bangsa
dan negaranya. Ada angkatan 66 yang me lahirkan
Akbar Tanjung dan lain-lain, angkatan 73-an, yang
melahirkan peristiwa Malari, dan angkatan yang
disebut sebagai situasi pemasungan mahasiswa,
dengan NKK/BKK, yakni angkatan 80-an. Maka pada
tahun 1991 ada demonstrasi besar-besaran anti
kekerasan oleh mahasiswa UGM dan lainnya, dan
mulai saat itulah gerakan reformasi dimulai.
" Harapan kita adalah Indonesia harus tumbuh
semakin baik, menacapai kematangan kebangsaannya.
Kalau anda pilih makanan mesti dipilih yang sehat
dan juga enak, begitu pula kalau pilih pemimpin
haruslah yang jujur dan juga pinter. Indonesia
sudah punya lima presiden dan masing-masing bisa
anda nilai. Bung Karno itu pintar, tapi apakah ia
jujur? Soeharto adalah orang yang tidak pintar,
tapi apakah ia juga jujur? Lantas bagaimana kok
mereka bisa jadi presiden? Lalu Habibie kita tahu
ia seorang yang pintar, ilmuwan dan sekaligus
teknokrat yang cerdas, tetapi sayang ia bernama
"Habibie", sehingga tidak bisa jadi
presiden lagi, padahal dia hampir tidak punya
kesalahan sepanjang pemerintahannya, kesalahannya
Cuma satu, yakni melepas Timor-Timur dari
Indonesia. Padahal kalau seandainya Gus Dur yang
melepas disebutnya sebagai demokratisasi. Saat
Gus Dur presiden ia pintar atau jujur tidak?
Megawati ini pintar atau jujur tidak? Anda semua
hampir tidak tahu, dan ragu-ragu semua atas
karakter pemimpinnya. Maka kalau nanti pilih
presiden harus benar-benar pintar dan
jujur!" kata Emha.
Yang menarik, ditengah-tengah orasinya itu Emha
mendadak mengumumkan ada berita soal penabrakan
pesawat dan pemboman atas pentagon dan world
trade center (wtc) di Amerika Serikat, yang
secara serentak dan spontan dijawab dengan
"al-khamdulillahi robil 'alamiin" oleh
seluruh mahasiswa yang hadir malam itu.
Inti acara inisiasi kampus ini adalah berdoa
bersama dan saat berdoa itu dipimpin langsung
oleh Emha, dengan metode ma'iyahan, artinya
berdoa dalam kebersamaan dengan Allah, yang saat
ma'iyahan itu seluruh pendukungnya memakai
pakaian putih-putih dengan duduk setengah
melingkar membentuk tapal kuda, memang tidak
seperti biasanya Kiai Kanjeng dengan kostum khas
hitam-hitam, sebab untuk format Kanjeng Sepuh
dalam ma'iyahan memang menggunakan pakian
putih-putih.
Sebelum berdoa terlebih dahulu Emha mengawalinya
dengan menjelaskan seputar metode untuk doa malam
itu, bahwa doa ini memakai musik, maka kendang,
rebana, seruling, kita ajak untuk mengabdi pada
tuhan. Biola, ketipung dan sebagainya kita ajak
agar bermanfaat bagi manusia, tidak kita ajak
untuk merugikan mental manusia.
Ada tiga tingkat doa yang dilakukan malam itu,
pertama ; doa itu diperuntukkan bagi mahasiswa
baru agar mendapat kemudahan yang ekstra dari
Tuhan Yang Maha Esa, dan itu berlaku untuk semua
mahasiswa tidak peduli agamanya apa dan partai
serta gerakannya apa. Semua kita doakan
mudah-mudahan hidupnya enak, tentram, weselnya
lancar dan studinya cemerlang. Kedua ; kita
doakan orang tua anda dirumah masing-masing
mudah-mudahan diberi jalan yang lempang oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Gampang penghasilannya, ada
rezeki yang tidak terduga-duga pada saat-saat
darurat sehingga tetap bisa menghidupi anda
diperantauan. Ketiga ; doa ini berlaku untuk
seluruh rakyat Indonesia meskipun doa kami belum
tentu punya getaran untuk seluruh Indonesia,
tetapi dengan kekecilan kami, kita semua memohon
kepada Allah, mudah-muda han bangsa Indonesia
jangan terlalu lama dibiarkan, di dalam keputus
asaan yang tidak habis-habisnya. Mudah-mudahan
Allah mendatangkan kemudahan-kemudahan,
mendatangkan kepemimpinan baru yang betul-betul
berpedoman pada nurani akan kebutuhan hidup
rakyat.
Dan doa malam itu dibuka dengan rampak rebana
yang sangat kental, kuat, dan dinamis, sehingga
benar-benar bisa cukup kuat menyedot perhatian
dan kekhusukan mahasiswa baru UGM, mereka seolah
terbius dan khidmat mengikuti setiap kalimat doa
yang diperdengarkan oleh Emha. Malam itu Emha
Ainun Nadjib dan Kanjeng Sepuh sengaja memilihkan
doa, wirid dan sholawat pas dan sesuai dengan
suara hati mereka. Ada wirid Tangkisan,
ketertindasan, pencerahan dan lainnya. Terlebih
sejak awal saat mereka mendengarkan doa lagu Duh
Gusti, tampak mereka benar-benar menundukkan
kepala, dan memejamkan matanya dalam-dalam sambil
benar-benar meng-amini setiap doa. Wirid, dan
sholawat yang dilantunkan oleh Emha dan Kanjeng
Sepuh.
Suasana ma'iyahan malam itu semakin bertambah
hening dan khidmat, ketika Emha dengan gayanya
yang khas melantunkan syair doa dengan suluk
Arabiannya. Tampak beberapa orang mahsiswa baik
yang senior ataupun yunior, menitikkan air mata
dengan sambil histeris berteriak menyebut-nyebut
nama Allah, dan Masya Allah serta
ungkapan-ungkapan takjub dan rasa ketakutannya
pada Allah. Sehingga yang menonjol pada malam itu
bukan lagi suasana malam penutupan inisiasi
kampus, melainkan sebuah suasana upacara kegamaan
yang teduh, khusuk, khidmat dan barokah.
Ma'iyahan malam itu-pun dipuncaki dengan doa yang
dipimpin langsung oleh Emha, dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang pilihan kata dan kalimatnya
benar-benar membuat hati bergetar-getar dan
terasa sangat dekat sekali dengan Tuhannya. Usai
doa, mahasiswa baru UGM tampak mendapatkan
pencerahan yang luar biasa, salah seorang
mahasiswa baru asal Aceh, sempat mengungkapkan,
ini merupakan pengalaman pertama dalam hidupnya
mengalami suasana berdoa begitu sangat khusuk dan
tawadhuk. Dengan wajah cerah dan masih sedikit
kelihatan sisa air matanya, mahasiswa baru dari
universitas tertua dan terhebat itu dengan sangat
takzim dan terharu berebut salaman, dan menciumi
tangan Emha Ainun Nadjib, Emha-pun tampak
terharu, dan terus menanggapi kemesraan itu
dengan mengucapkan amiin, dan musthofa
(terpilih). (jns).
|