OSAMA BIN LADEN, OSAMA
"BEN GAYENG"
Ada usulan
menarik dari Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) untuk
mensikapi perang AS vs Afghanistan, khususnya
menyangkut soal sweeping warga AS dan demo anti
AS. Menurut Emha kita harus bisa membedak an
antara rakyat AS dan pemerintah AS, maka sayangi
rakyat AS dan lawan pemerintah AS. Emha
mengatakan hal itu dalam orasinya saat menjawab
pertanyaan dari salah seorang jamaah pada acara
maiyahan untuk peresmian Masjid Ulil Albab di
kampus terpadu UII Yogyakarta, selasa (16/10/01).
Meski sebelumnya sempat diguyur hujan yang sangat
lebat, sehingga terpaksa harus memindahkan tempat
maiyah dari halaman masjid untuk ke serambi
masjid, namun justru malah menambah khidmat dan
khusyuk jamaah yang hadir malam itu. Mereka
sempat dikejutkan, karena Emha tiba-tiba turun
dari serambi masjid dan duduk lesehan diantara
penonton sambil mengajak bersama-sama untuk
"nderes" Qur'an surat Ar-Rahman. Emha
memang sangat memukau jamaah yang rata-rata
mahasiswa, terutama saat melontarkan kritik pedas
dan kejengkelannya kepada kondisi saat ini yang
dikemas secara apik dan lugas dalam
puisi-puisinya.
Lebih jauh Emha mengatakan bahwa, saat ini umat
Muslim sedang diseret ke dalam opini AS tentang
Osama Bin Laden secara besar-besaran dan
menyolok, sedangkan umat Islam ditempatkan
sebagai bagian dari yang harus "di kambing
hitamkan" atas tragedi WTC. Sehingga sosok
Osama lebih ditonjolkan oleh AS agar mata dunia
lebih menyorot ke Osama daripada serangannya ke
Afghanistan, yang banyak menewaskan penduduk
sipil itu. Seolah-olah sosok Osama lebih
"gayeng" dari Osma itu sendiri.
Kita umat Islam jangan terseret oleh opini AS,
sebab soal tragedi WTC itu, menurut analisa Emha
ada lima hal atas munculnya tragedi itu :
Pertama (1). Hal itu bisa dilakukan oleh
orang-orang Pentagon AS sendiri. Melalui
elit-elit Pentagon, karena mereka kesal, sudah
lama mengajukan Perjanjian Mondeal yang tidak
pernah segera untuk disetujui oleh Senat maupun
pemerintah AS, dan terbukti setelah sehari
penabrakan WTC, perjanjian itu akhirnya
disetujui. Dan tidak mungkin penabrakan itu
dilakukan oleh sekelompok teroris, sebab aksi
penabrakan itu benar-benar canggih dan memerlukan
kepandaian yang luar biasa.
Kedua (2), kemungkinan itu dilakukan oleh warga
domestik AS sendiri, yang tidak puas terhadap
kebijakan-kebijakan pemerintahan Geroge W. Bush,
dengan jalan mereka mengkordinir kelompok -
kelompok radikalis Amerika.
Ketiga (3). Bisa jadi itu dilakukan oleh kelompok
Timur Tengah anti AS, seperti Khadafi yang sudah
lama sakit hati pada AS, Saddam Hussein, dengan
membentuk koalisi anti AS dan memulai
konfrontasinya dengan penabrakan itu.
Ke-empat (4), Semua ini adalah ulah Mozart
(jaringan intelijen Israel-AS) yang sudah lama
berkeliling dunia untuk merusak tatanan kehidupan
umat Islam dari berbagai segi; budaya, ekonomi,
sosial, politik dan pertahanan. Sebagaimana
taktik GAM, dengan mereka menembaki orang GAM
sendiri. Agar yang dituduh adalah TNI, demikian
sebaliknya. Maka Mozart ini melakukan penabrakan
sendiri ke WTC itu.
Kemudian dicari-cari alasan agar yang dituduh
melakukan adalah teroris, dan mereka bisa
melakukan apa saja untuk hal-hal seperti ini,
karena Mozart cukup punya dana yang besar untuk
membiayainya. Di samping itu mereka selalu
bersinergi dengan Yahudi Amerika (The American
Yudans) yang sering menculik tokoh-tokoh dan
orang cerdik dunia untuk dididik di kawasan bawah
laut di segitiga Bermuda, guna dijadikan prajurit
Dajjal untuk mesukseskan sistem Dajjal yang
mereka sebarkan ke seluruh dunia. Dajjal itu
sendiri bisa berwujud dalam tiga hal:
1) sebagai sistem nilai,
2), sebagai produk budaya, dan
3) Dajjal dalam ujud sebagai figur atau oknum.
Ke-lima (5),
Bisa dilakukan oleh koalisi tokoh-tokoh Timur
Tengah di belakang atau dididikan AS yang
mempunyai rencana untuk dua abad ke depan dalam
upaya AS menguasai dunia.
Acara malam itu berlangsung hampir 3,5 jam dan
jamaah tetap setia istiqomah mengikuti sampai
akhir acara yang ditutup dengan do'a yang
dipimpin oleh Emha sendiri.
|