BELAJAR MENGGAMBAR MANUSIA

Lukisan
diatas merupakan karya seorang mahasiswa Jogja
asli Jember, dengan judul "Belajar
Menggambar Manusia". Dibuat diatas kanvas
seukuran kurang lebih 120 x 150 cm dengan teknik
sketsa kombinasi pensil dan tinta. Dengan gaya
malunya yang sempat mengundang tawa, karyanya
tersebut dihadiahkan ke jamaah pengajian Macapat
Syaffat Jogja, 17 Maret 2002, dengan diserahkan
ke Cak Nun. Gambarnya sungguh tepat, uptodate
dengan kondisi jaman yang sudah sangat edan ini,
dan yang lebih edan lagi adalah pelukisnya,
namanya Khadafi..
(Redaksi, PB.dokumentasi HandyCam,
Malhikdua.com.17/3/02)***
Cak Nun menggambarkan lukisan
tersebut memiliki dua makna yang sungguh luar
biasa yang merupakan rahasia Allah yang disebut istidroj,
ini yang disebut ironi, ini yang disebut
sarkasme, sudah berusaha sedemikian rupa ternyata
hasilnya tetap tidak sesuai dengan yang
diinginkan. Lukisan ini sebenarnya adalah
merupakan endapan kekecewaan dan kegelisahan yang
mendalam mengenai seorang manusia dan untuk
seorang pelukis perwujudannya berupa ironi-ironi.
Ini yang perlu kita pelajari betul-betul dan bisa
didiskusikan lebih dalam, kemudian lukisannya
sebenarnya sudah menyenangkan, yang lebih
mendalam lagi adalah proses pembayangan dan
imaginasi ketika sang pelukis menyebutnya
"belajar menggambar", dia sebenarnya
sedang membayangkan kecemasan yang mendalam, "manusia
kok bisa jadi begini, jadi sulit digambar".
Tamunya seorang professor dari Amerika yang
terpaksa harus diam, yang merasa lebih tentram
berada di Indonesia dari pada di negaranya
sendiri Amerika, dimana dia dimusuhi oleh
keluarganya oleh temannya ketika bicara tentang
Indonesia, kecemasan professor ini yang mungkin
tergambar juga dalam lukisan itu yang oleh
Ronggowarsito disebut jaman edan.
Yang disebut jaman edan sekarang ini adalah
rencana-rencana besar oleh sebuah negara yang
dipimpin oleh orang yang bernama Bush untuk
mencengkeram seluruh dunia, inilah gerakan setan
yang sungguh luar bisa. Mudah-mudahan kita
senantiasa mendapat perlindungan langsung dari
Allah. Yang perlu dilindungi bukan hanya sekedar
fisik saja, tetapi hati kita, psikologi kita,
juga fikiran kita, karena kita tidak tahu siapa
sesungguhnya yang sedang menghancurkan kita.
Lukisan tadi merupakan lambang, betul-betul
merupakan komposisi yang diciptakan Allah,
lukisan yang lebih luas adalah bahwa momentum
pada jaman edan ini yang harus kita ilmukan dalam
maiyah ini, memang betul-betul ada jaman edan
yang puncak keedanannya pada 10 tahun 20 tahun
mendatang dan kita harus bersiap-siap
mengantisipasinya.
"Alhamdulillahirobbil'alamin,
jangan pandang siapa-siapa kecuali Allah SWT, dan
jangan temukan siapapun di depanmu kecuali imam
besar Muhammad SAW." Lanjut Cak Nun.
"Saya mimpi...rumah saya dan rumah saya
adalah Nusantara yang ingin kita cincini diserbu
oleh jutaan mahluk yang aneh-aneh muncul dari
berbagai penjuru bahkan muncul juga dari bawah
tanah, saya sangat ketakutan, ketakutan sekali,
saya sangat khawatir, khawatir dengan serbuan
makhluk-makhluk itu.....
Hingga secara tak sadar saya temukan satu kata
"tahayyul". Dan setiap saya
berteriak "takhayul...takhayul" sambil
tangan saya menunjuk kearah makhluk tersebut maka
satu persatu makhluk tersebut lenyap.
Saya terbangun dan sadar, ternyata
makhluk-makhluk tadi bernama takhayul. Didalam
politik penuh dengan tahayyul, di mall-mall penuh
tahayyul, di jalan raya penuh tahayyul, kamu
disuruh berenang-renang di atas asap-asap
"hayalan" yang tidak akan membawa kamu
kemana-mana kecuali terjebak di dalam
tipuan-tipuan dunia maya. Mudah-mudahan maiyah
ini membawa kita semua ke dalam kesejatian
Allah SWT". ***
|