Otak-atik
gathuk di Padang Bulan
Posted on
2002/12/2 19:39:15
Padhang mBulan kali ini Cak Nun mengajak jamaah
maiyah untuk berpetualang di ranah othak-athik
gathuk dalam menemukan hubungan antara
penghancuran Gedung WTC dengan surat At-Taubah
ayat 109. afaman assasa bunyaanahu
alattaqwa minallahi wa ridlwaanin
hoirun
. Secara keseluruhan ayat
109 ini bercerita tentang dua macam gedung. Satu
gedung dibangun diatas dasar takwa, dan gedung
lainnya dibangun ditepi jurang yang runtuh, yang
akan menghancurkan gedung dan penghuninya
sehingga jatuh bersama ke dalam api neraka. Isi
surat ini secara gamblang menjelaskan sebuah
gedung yang hancur karena dibangun tidak diatas
dasar takwa, identik dengan peristiwa runtuhnya
gedung WTC di Amerika 11 September 2001 lalu.
Bila dirunut, Surat ini memiliki jumlah kata
sebanyak 2001. Dengan menghitung jumlah kata,
lalu urutan surat dalam Al-quran adalah
surat kesembilan, maka dimulailah petualangan
othak-athik gathuk ini. At-Taubah yang berada di
juz 11 ini cocok dengan tanggal kejadian
tersebut, juga bulan september yang merupakan
bulan ke sembilan yang ternyata sama dengan
urutan surat dalam Al-quran.
Realitas yang menunjukkan kesamaan antara
banyaknya kata dalam surat tersebut _ 2001 yang
persis dengan tahun penghancuran gedung WTC, dan
ayat ke-109 sama dengan jumlah tingkat dalam
gedung WTC_ membuat hubungan kedua hal ini semain
dekat. Cak Nun menegaskan dengan pernyataan,
othak-athik gathuke mulai
gugur. Dikuatkan dengan bukti bahwa gedung
ini berada di jalan jerf harr, yang mirip
pengucapan jurufin haarin dalam Bahasa Arab. Jadi
semakin mengarah bahwa semua ini tidak sekedar
othak athik gathuk saja.
Jadi 9 septembernya bisa direncanakan, tapi
109, 2001, dan jerf harr, tidak bisa
direncanakan. Itulah kesimpulan Cak Nun
mengenai hubungan yang tidak mungkin hanya sebuah
kebetulan belaka.
Bagi yang mempercayai ramalan, berpendapat bahwa
Allah, 1403 tahun yang lalu sudah meramalkan
gedung yang akan dihancurkan oleh Allah
berdasarkan bunyi surat At-Taubah, ini agak
menakutkan, bila menyadari ternyata Allah selalu
mengambil peranan. Tapi hal ini tidak merisaukan
karena menurut Kanjeng Nabi Muhammad, caranya
adalah sabar dan syukur. Sabar bila ujian yang
menghampiri dan syukur bila rezeki yang kita
peroleh.
|