MAIYAHAN
di KOTA KEMBAR JOGJA
Posted
on 2003/3/12 8:20:50
Ismailia, kota yang terletak jauh disebelah timur
Kairo adalah kota kembarnya Yogyakarta. Disebut
begitu karena semua kondisi masyarakat, format
bangunan, dan suasana kotanya mirip Yogya. Hanya
beberapa saja yang membedakan, terutama dari sisi
humanisnya. Dan di Ismalia ini kita dapat melihat
terusan yang akan membuat dunia kacau balau kalau
orang mesir egois. Terusan Suez -nama yang telah
kita kenal-, karena dengan menutup terusan ini
berarti akan terjadi krisis di seluruh dunia
mengingat arus perjalanan antar 3 benua yang
dihubungkan terusan tersebut menjadi terhambat.
Di kota ini rombongan dikawal ketat kepolisian
seolah tamu negara penting dalam rangka
penghormatan pemerintah mesir. Ketika rombongan
sampai di perbatasan ismailia, sudah banyak yang
menunggu di ruang tunggu bagian penerangan.
Sebagaimana biasanya, rombongan diantar foreder
dengan motor besar dan mobil polisi langsung
diajak ke terusan sues untuk orientasi kota
sebelum pentas.
Seperti pada pementasan sebelumnya, kali ini juga
diliput oleh TV dan wawancara khusus dengan cak
nun dan cak fuad. Namun pada pementasan ini,
segmen yang dihadapi berbeda dengan pementasan
sebelumnya karena didalam gedung yang megah
dengan kapasitas 1000 orang ini banyak
diwarnai/penonton dari kalangan pelajar dan
mahasiswa. Meskipun begitu, dari segi apresiasi
sama sekali tak berbeda dengan sebelumnya, mereka
sangat terkagum-kagum dengan warna musik kyai
kanjeng yang jarang mereka jumpai apalagi kali
ini kiai kanjeng juga diiringi teman teman aceh
dengan tarian samannya. Perpaduan dua kesenian
ini menjadi daya tarik tersendiri bahkan patut
diteladini dari kekompkan dan jamaah dalam
tariannya.
Selepas acara, ekspresi kegembiraan masih
terlihat jelas dari para pengunjung. Hal ini
tampak ketika banyak pelajar yang keluar untuk
menemui player dan mencari vokalis mas Ananto
hanya untuk sekedar berkenalan karena terkesan
dengan penampilannya. Barangkali disinilah yang
menjadi perbedaan sikap humanisnya agar tidak
egois, betapa anak kecilpun sudah pandai menjaga
hati orang lain, jangan sampai menyakiti hati
orang lain. Ketika ada seseorang nitip salam ke
Cak Nun untuk Ananto, tiba tiba yang lain
menyambung agar tidak untuk ananto saja tapi yang
lain juga tolong disampaikan salam pelajar
ismailia. Semoga bisa menjadi pelajaran untuk
kota kembarnya Ismalia dan Indonesia pada
umumnya. [nov, reportase by al faqir wijayanto]
|