"ANDALUSIA
YANG HILANG" DI THANTHA
Posted on
2003/3/12 20:30:18
Setelah tampil di Alexandria beberapa hari lalu,
kemarin rombongan Maiyah CN dan KK pentas secara
off air/out door di taman terbuka, tempat orang
Thantha bersantai sambil minum teh dan roti
sekeluarga. Dalam sejarah pertunjukan musik baru
pertama kali ijin pentas musik di Thantha
dikeluarkan, ini juga yang membuat kurang
maksimalnya sound karena berkali kali pihak
kepolisian menegur operator untuk menurunkan
volume, padahal pihak wagubpun menyaksikan
disitu. Beruntung, taman tempat pertunjukan
tersebut dikelilingi gedung-gedung tinggi
menjulang sehingga suara menggema jauh meskipun
sound yang minim volumenya.
Dibanding sebelumnya, perjalanan kali ini sangat
berat terutama bagi player karena melawan dingin
cuaca yang luar biasa, sehingga suara terbang,
kendang bahkan gamelan saronpun tidak keluar
sebagaimana aslinya, di tambah lagi sound monitor
panggung yang kurang. Hawa dingin benar-benar
mencekam para kru kiai kanjeng.
Selesai pertunjukan, rombongan ditahan untuk
dijamu makan Walikota dan pejabat gubernuran.
Walikota Thantha yang kebetulan pengikut sufi
thoriqot tidak begitu saja melepas langsung
rombongan namun masih di ajak ke masjid Imam
Badawi, dimana disitu terdapat sorban dan pakaian
Nabi Muhammad SAW. Kami diminta Thoriqod di
masjid dan langsung dipimpin oleh rektor azhar,
dan diikuti orang orang kaya di Mesir, beda
dengan pengikut thoriqot di Indonesia yang
umumnya diikuti oleh rakyat jelata. Syekh di
Maqom Imam Busyiri pencipta Burdah Iskandaria
mempersilahkan kami masuk (sholawat,red) dengan
Ya Robbi bil Musthofa... kami songsong sampai 3
shalawat dipimpin beliau. Selanjutnya kami
diminta terbangan sampai malam memenuhi ruang
dengan Dauni, Sidnan Nabi dst hingga mengharukan
staff walikota sampai beberapa histeris berteriak
Allohu Akbar mau pingsan mendengar sholawat kiai
kanjeng di tengah masjid Imam Badawi tersebut.
"Kalianlah Andalusia yang hilang, di wajah
kalian memancar cahaya Rasulullah, di tenggorokan
kalian hanya ada pujian untuk Rasulullah
kata Gubernur Thantha memberi sambutan.
saya akan mati kalau kalian meninggalkan
Thanta tidak dengan membawa cinta kami masyarakat
Thantha kepada kalian, Saya sarankan cak nun mau
..(Cak Nun yang tahu, red)" sambung beliau
penuh harap. Bpk.NurShomat selaku atase
kebudayaan Indonesia yang menemani rombongan
spontan saja menolak saran tersebut.
Yang menarik dan berharga dari perjalanan ini
adalah ketika memasuki maqom Imam Syafii, yakni
dibukakannya Jejak tapak kaki Rasulullah. Padahal
sulit sekali mendapat ijin untuk membukanya
meskipun seorang Presiden. [nov, reportase by Al
Faqih Ust.Wijayanto, CN]
|