MENU ARTIKEL



Personal Photos

Halaman Utama

BERGURU KEPADA KHIDIR

Posted on 2003/3/27 0:30:39
"Ketika Nabi Khidir diutus Allah untuk menunggu Musa di majma'al bahroin, Musa datang dengan sahabatnya/pembantunya yang bernama Dzunnun. Anda semua pasti ingat, setelah mereka melakukan perjalanan dimana Khidir mengatakan bahwa Musa pasti tidak akan bisa bersabar, Khidir melakukan tiga hal yang (kalau bahasa sekarang) kontroversial yang Musa tidak mengerti sehingga dia selalu bertanya. Anda ingat yang pertama dilakukan Khidir adalah merusak perahu, membocorkan kapal; yang kedua membunuh anak kecil, tepatnya memotong kepala anak kecil; dan yang ketiga Khidir menegakkan dinding.
Khidir itu seorang pendekar yang luar biasa... Khidir lebih pandai dari semua nabi dan rosul. Khidir bisa melintas waktu, dia tidak terikat oleh tahun, hari dan bulan sehingga sampai hari ini dia masih hidup. Kalau anda belajar ilmu fisika, kalu anda belajar ilmu biologi anda akan mengerti kenapa beliau masih hidup sampai hari ini.
Musa tidak pernah mengerti wajahnya Khidir, karena nabi Khidir begitu muncul di pantai ketika Musa datang beliau krukuban (menutupi seluruh badannya, red ) dengan kain sehingga wajahnya tidak pernah tampak. Dan tidak pernah disebutkan dalam riwayat di Al-Qur'an, hadits qudsi maupun riwayat apapun dimana Khidir pernah membuka tabir yang menutupi seluruh badannya. "Urai Cak Nun mengawali ceramahnya dalam Maiyah Padhang mBulan tanggal 18 Desember 2002, yang malam itu diramaikan juga dengan hadirnya Kyai Kanjeng Sepuh, yang dengan musik-musiknya mampu menghadirkan nuansa lain sehingga membuat jama'ah bisa lebih khusu' dalam ber-maiyah.

Tiga Dimensi Waktu
"Saya hanya ingin memberi satu point kepada anda semua, bahwa anda saat ini sedang menghadapi masalah-masalah besar sebagai bangsa dan sebagai ummat. Dan Padhang mBulan yang seperti ini adalah potret dari ke-tidakmampu-an kita semua untuk menanggapi secara tepat..."lanjut Cak Nun.
Kenapa kapal dibocorkan oleh Khidir? Musa bertanya diakhir perjalanan dimana Khidir kemudian meninggalkannya karena Musa tidak lulus bertanya terus tiga kali. Khidir mengatakan, kapal ini saya bocorkan karena di depan sana ada kapal perampok yang kalau kapal ini kelihatan bocor atau rusak tidak mungkin akan dirampok, tapi kalau kelihatan utuh dan baik pasti akan dirampok.
Kapal itu hari ini berlayar, perampoknya hari ini juga berlayar sehingga peristiwa kapal ini adalah peristiwa yang melambangkan dimensi waktu sekarang atau kekinian.
Kemudian anak yang dipenggal kepalanya, Khidir mengatakan kepada Musa bahwa anak ini nanti kalau dewasa kafir dan mempunyai kewibawaan yang tinggi sehingga orang tuanya nanti bisa ikut kafir. Maka yang dilakukan Khidir dengan membunuh anak ini adalah menyelamatkan anak itu sekaligus menyelamatkan orang tuanya, tetapi "mata" hukum kita, "mata" syar'i kita dan "mata" fiqh kita tidak akan mampu menangkap hikmahnya Khidir ini.
Kenapa yang dilakukan Khidir ini menyelamatkan? Karena kalau anak ini dibunuh orang tuanya akan selamat menjadi muslim sampai akhir hayatnya dan anak tersebut sebelum berdosa dibunuh dulu oleh Khidir agar bisa bersama-sama orang tuanya masuk sorga.
Lho kok Khidir tahu anak ini nantinya akan menjadi kafir? Pengetahuan tentang masa yang akan datang itu disebut, kalau kata orang sekarang ramalan, kalau menurut ilmu pengetahuan futurologi dan kalau menurut kaum thoriqoh kasyful hijab. Berarti peristiwa anak kecil ini melambangkan dimensi waktu yang akan datang.
Tembok yang ditegakkan oleh Khidir itu mengandung harta karun. Harta karun itu tentunya menyimpannya pada masa dahulu kala atau yang telah lalu, ini berarti melambangkan masa silam.
Jadi kita diajari oleh Khidir untuk selalu melaksanakan hidup ini dalam urutan menyadari masa kini, melihat ke depan, terus berkaca ke belakang. Yaa ayyuhal ladziina aamanuu-ttaqulloha waltandur nafsun maa qoddamat lighod fattaqulloha inna Allooha khobiirun bima ta'maluun, hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. "Untuk mengurusi masa sekarang anda harus melihat masa depan". Jelas Cak Nun.

Dengan Ilmu Khidir Meneropong Indonesia
Mulai bulan Januari 2003 (itu masa depan yang paling dekat) akan ada demo besar di delapan kota di Indonesia dimana Megawati mulai digoyang, ditargetkan Agustus- September bisa jatuh. Jatuhnya Megawati nanti akan diteruskan oleh Hamzah Haz atau diganti kedua-duanya oleh presidium.
Kemudian pemilu 2004 mungkin akan ada pemilu ulangan, karena anda tahu bahwa PDIP tidak akan mampu mencapai 30%. Kalau bekerja sama dengan partai-partai nasionalis yang lain diperkirakan hanya akan mendapat 40% sehingga tidak mencapai 51%, dengan demikian tidak akan bisa berkuasa lagi. Pada saat yang sama parpol lain yang berjumlah ratusan semua kompak untuk ABM, asal bukan Mega.
Kedua-duanya tidak mau kalah sehingga akan terjadi mobilisasi kucuran uang sebanyak-banyaknya... nanti akan terjadi konflik, akan terjadi benturan-benturan dan mungkin pembunuhan-pembunuhan. Mudah-mudahan kita semua diselamatkan oleh Allah dan tidak ikut membantu kekuatan manapun yang tidak maslahat bagi bangsa Indonesia. Tatapi orang-orang yang berdiri di tengah jumlahnya ya cuma sekian ini, sedikit sekali.
Itupun setelah terpilih seorang presiden sipil pada tahun 2004, setelah pemilu diulang mungkin, tahun 2006 tidak akan bisa diselamatkan lagi karena ternyata institusi sipil tidak mampu mempertahankan kemampuannya untuk mengurusi negeri ini. Habibie gagal, Gus Dur gagal, Megawati gagal, Amien Rais akan gagal juga nanti. Dan kemudian tahun 2006 mau tidak mau Amerika akan membantu naiknya militer Indonesia untuk menjadi penguasa. Meskipun militer tidak terang-terangan menjadi presiden tetapi akan ada kerjasama dimana militer akan dominan.
Itulah dilema kita sekarang, waltandur nafsun maa qoddamat lighod, supaya anda sadar hari ini harus apa anda harus melihat ke depan. Dari kapal ke anak kecil.
Dalam memarahi anak kita biasanya kita akan mengatakan: koen iku kelakuanmu koyo ngene iki mene-mene dadi opo? (Kelakuanmu sekarang seperti ini nanti kamu mau jadi apa?) Dari masa kini ke masa depan. Mulane ta biyen iku mbah-mbahmu...(Makanya bapak/kakekmu dulu itu... ), baru ke masa silam. Selalu begitu masa kini masa depan masa silam. Itulah dialektika manajemen kehidupan.
Khidir adalah orang yang sekaligus berada di masa silam, masa kini, dan masa depan. Jadi ilmu dari Khidir itu luar biasa banyaknya. Ini masih satu saja.
"Terus anda mau ikut yang mana? Mau membela siapa anda? Nanti kalau ada upaya untuk menjatuhkan Megawati tahun 2003, anda ikut menjatuhkan Megawati atau sebaliknya membela Megawati?" tanya Cak Nun.

Raden Wijaya, Khubilai Khan, Ratu Balqis dan Sunan Kalijaga
Untuk menjawab pertanyaan diatas, Cak Nun memberikan perumpamaan mengenai R. Wijaya, Khubilai Khan, Ratu Balqis sampai dengan filsafat orong-orong dari Sunan Kalijaga.
Raden Wijaya itu tidak mau melibatkan diri dalam peperangan antara Kediri melawan Singosari. Dia biarkan Jayakatwang perang tanding melawan Kertanegara. Setelah itu Khubilai Khan datang, Khubilai Khan itu zaman dahulu kalau zaman sekarang CIA-Amerika, dia beritahu bahwa Kertanegara itu dari Kediri, maka terjadilah peperangan antara pasukan Khubilai Khan dengan Kediri. Sementara itu R. Wijaya, Nambi dan Ronggolawe tidak mau melibatkan diri dalam peperangan untuk membantu salah satu pihak.
Kemudian kita harus pergi ke masa silam, Ratu Balqis harus segera dilamar oleh Kanjeng Sulaiman. Cendana adalah Ratu Balqis, siapa saja yang akan berkuasa di Indonesia tidak bisa menginggalkan cendana.
Pemboman di Bali, meskipun tidak terkait langsung dengan cendana tetapi berasal dari dendam-dendam cendana yang menyebar ke anak buahnya dan preman-premannya. Islam sedang akan dihancurkan habis-habisan karena untuk bisa berkuasa di Indonesa orang Islam harus dibuat tidak percaya diri. Ini teori baku. Dan yang membikin ini juga orang Islam sendiri. Jadi nanti hakimnya orang Islam, begitu juga jaksanya, terdakwanya, sipir dan kepala penjaranya. Semuanya orang Islam. "Terus akan membela orang Islam yang mana anda?"tanya Cak Nun lagi.
Makanya cepat-cepatlah bermaiyah dengan Ashif bin Bahriyah supaya jin ifrit kalah cepat memindahkan istana Ratu Balqis ke hadapan Kanjeng Sulaiman. Kalau ifrit butuh percepatan isro', artinya secepat-cepatnya jin itu cuma setara dengan isro' tetapi Ashif bin Bahriyah, manusia yang alim, manusia yang arif, manusia yang benar-benar menimba ilmu Allah, dia akan mampu melampaui kecepatan jin. Sehingga dia mampu memindahkan istana Balqis itu kalamhin bil bashor, sekedipan mata seperti percepatan mi'roj.
Oleh karena itu marilah kita belajar filsafat orong-orong Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga menyambung leher orong-orong yang patah menggunakan kayu jati itu artinya kalau anda ingin menemukan diri anda kembali maka jangan menjadi orang yang lupa kepada diri anda. Kebanyakan orang Indonesia lupa kepada dirinya, artinya tidak mengerti persis maqam-nya sebagai abdullah atau sebagai kholifatullah dan seterusnya.
Waa laa taquunuu kalladziina nasulloha fa'ansaahum anfusahum, kalau anda lupa kepada Allah anda lupa diri anda. Anda lupa diri anda berarti anda lupa kepada Allah. Untuk tidak mengalami itu sambunglah senantiasa antara fikiranmu dengan hatimu. Ini filsafat orong-orong. Makanya Sunan Kalijaga dalam membuat tiang masjid juga tidak dengan kayu utuh tetapi dari yang terkeping-keping dikumpulkan menjadi satu kekuatan yang justru menjadi istimewa sampai hari ini.
Kita semua hari-hari ini sebagai warga bangsa dalam keadaan yang terkeping-keping, terserak-serak menjadi tatal-tatal, sisa-sisa atau serpihan-serpihan kayu. Kita ini orang-orang sisa karena tidak ikut memperebutkan yang namanya kekuasaan. Dan karenanya kita hanya bisa ngasak (mengumpulkan barang buangan) dari sisa panen orang-orang besar. Tetapi Sunan Kalijaga telah memberi pelajaran kepada kita untuk mengumpulkan atau menyatukan tatal-tatal kayu ini menjadi sebuah tiang yang justru nanti akan sangat istimewa dan menjadi daya tarik utama dari sebuah bangunan masjid yang bernama Indonesia Raya ini. (Reportase PB oleh Rudd, Blora).

====================
Liputan PadhangmBulan Jombang, Jan.2003