Kamis, 30 Okt 2003
Gojlok Bupati Pamekasan PAMEKASAN - Penampilan Emha Ainun Nadjib
atau populer disapa Cak Nun bersama Kiai Kanjeng di Taman
Arek Lancor Pamekasan, kemarin malam, luar biasa. Seperti
biasanya, suami artis Novia Kolopaking ini mengemas
acaranya dalam bentuk maiyahan (istilah penampilan Cak
Nun dan Kiai Kanjeng, Red).
Yang istimewa, panggung yang dipakai Cak Nun dan Kiai
Kanjeng hanya 50 cm di atas tanah. Sementara seluruh
penonton dengan tertib duduk lesehan, tidak terkecuali
Bupati Drs Ach. Syafii Yasin, Wabup Kadarisman
Sastrodiwirdjo, Dandim Letkol Mukjizat, Kapolres AKBP
Sumoro dan undangan muspida lainnya ikut duduk lesehan di
atas karpet bersama ribuan penonton lainnya.
"Kalau lihat potongannya, Pak Syafii ndak potongan
jadi bupati. Orangnya sederhana. Lihat saja, bajunya saja
kayak tukang bakso, jalannya seperti tukang becak. Wes,
pokoknya ndak cocok. Tapi anda harus bangga punya bupati
seperti ini. Ini menandakan bahwa bupati anda ini mau
dekat dengan rakyat," ujar Cak Nun mengawali
penampilannya yang langsung mendapat gerrr hadirin.
Merasa dikerjain seperti itu, Bupati Syafii hanya
mesam-mesem.
Tak berhenti disitu gojlokan Cak Nun kepada bupati.
"Perutnya Pak Bupati juga tidak gendut seperti
pejabat kebanyakan. Tapi kurusnya jangan keterlaluan
juga. Ini pertanda beliau menjaga dari barang-barang
haram masuk ke perutnya, amin ya rabbal alamin
Mudah-mudahan ketika Pamekasan dipimpin saudaraku Syafii,
Pamekasan bisa jauh lebih maju," tambah Cak Nun
menambah suasana acara Ikrar Suci dan Kreasi Seni Pemuda
Pamekasan menyambut hari Sumpah Pemuda ke-75 semakin
hidup.
Seperti biasanya, Cak Nun juga menyindir soal
perkembangan politik mutakhir di dalam negeri. Misalnya,
menjelang Pemilu 2004 yang semakin menghangat. Cak Nun
berkali-kali menyebut, mudah-mudahan Madura (Pamekasan)
tidak terjadi perang antarpartai sebagaimana di Bali
antara PDIP dan Partai Golkar, dimana jatuh korban dua
kader Golkar tewas. "Kita doakan, mudah-mudahan
Pamekasan tetap aman, ya PKB, PPP, Golkar, PDIP harus
akur dan saling menghormati," pesannya. Dia lantas
mencontohkan personel Kiai Kanjeng yang beragam. Ada PPP,
PKB, Golkar, dan PDIP. "Tapi bagi Kiai Kanjeng,
partai nomor dua, yang nomor satu cinta kepada Allah dan
Rasulullah," ujarnya.
Menurut Cak Nun, Ikrar Suci yang digagas Poros Muda
Pamekasan (PMP) seharusnya dilakukan oleh Megawati
Soekarnoputri, Amien Rais, Akbar Tanjung dan Abdurahman
Wahid. "Ini kok justru anak-anak muda Pamekasan yang
mengusungnya. Kita doakan, semoga malaikat Allah
menyampaikan hal ini kepada orang-orang di Jakarta,"
katanya.
Kepada koran ini, Bupati Syafii mengaku sangat terkesan
dengan model pagelaran yang dilakukan Cak Nun dan Kiai
Kanjeng. Menurut Syafii, saat ini bukan zamannya lagi
pejabat menjaga jarak dengan rakyatnya. "Dengan
model lesehan seperti ini, menunjukkan bahwa pejabat
harus dekat dengan rakyat. Dan, saya tegaskan, bahwa
seluruh pejabat di Pamekasan tidak boleh menjaga jarak
dengan rakyat. Untuk mengantisipasi tuntutan masyarakat,
seharusnya pejabat tidak boleh anti kritik, selama kritik
membangun kita terima. Artinya, bukan kritik asal
kritik," jelas Syafii.
Sementara itu, jalannnya aksi pementasan Kiai Kanjeng
benar-benar memukau masyarakat Pamekasan. Aksi diawali
dengan dzikir bersama dipimpin Cak Nun. Selanjutnya
semaraknya malam itu, dilanjutkan dengan lantunan lagu
bertajuk Pamekasan yang dibawakan Ananto dengan irama
musik jazzy. Dilanjutkan dengan 3 lagu berturut
masing-masing Ana dengan salawat Maduranya, Yuli Astuti
dengan tembangnya laksana raja di langit, disambung
dengan Taqwa yang dilantunkan Zainul Arifin."Kalau
anda ingin bergoyang, silakan tampil ke depan, asal tidak
mengundang birahi. Boleh bergoyang, tapi kakinya saja,
tangannya saja, kepala juga boleh bergoyang, asal jangan
pantat," pungkas Cak Nun.
Setelah Kiai Kanjeng menampilkan beberapa lagu disambung
dengan puisi sumbangan dari pemuda Banyu Anyar, kegiatan
dilanjutkan dengan dialog pendek antara pemuda dengan
bupati. Acara berakhir tepat pukul 24.00 yang ditandai
dengan pembacaan ikrar suci yang merupakan ungkapan
persatuan pemuda Pamekasan menyikapi keadaan yang terjadi
belakangan ini dipimpin bupati. (sul)
©2003 Jawa Pos
dotcom
|