20-25 MEI:DEKRIT DAN
KOPKAMTIB-NYA GUSDUR
Posted on
2002/6/11 9:56:46
Ikrar Husnul Khatimah ini ditawarkan
kepada setiap hamba Allah (abdullah)
terutama yang merupakan warga negara Indonesia,
termasuk manusia yang mungkin tidak melihat dan
menemukan bahwa dirinya adalah hamba Allah, atau
bahkan misalnyapun manusia tersebut tidak
menjumpai dirinya sebagai bukan makhluk Allah,
sehingga bersikap sangat mandiri kepadaNya dan
tidak memiliki ketergantungan apapun kepadaNya,
termasuk untuk menumbuhkan helai bulu kumisnya.
Ikrar Husnul Khatimah ini ditawarkan tidak kepada
siapapun dalam kapasitas sekundernya, umpamanya
sebagai (modusnya sebagai khalifatullah) pejabat
suatu pemerintahan, sebagai fungsionaris suatu
partai politik, sebagai pengusaha, sebagai
jendral suatu angkatan bersenjata, sebagai
intelektual, pakar, publik figur, seniman,
paranormal atau apapun saja.
Namun jika dalam kapasitas sekundernya itu
seseorang justru menjumpai berbagai noda dan
kotoran hidup yang perlu ditobati dan
di-husnul-khatimah-i, maka secara khusus tawaran
ini akan memproyeksikan sasarannya kepada orang
tersebut.
Ikrar Husnul Khatimah ditawarkan tidak dengan
semangat memobilisasikan suatu gerakan sejarah,
meskipun sifatnya tidak tertutup dari fenomena
tersebut. Juga ditawarkan tidak dengan
target-target praktis dalam kehidupan politik
negara, melainkan semata-mata dengan semangat
menawarkan itu sendiri saja.
Ikrar Husnul Khatimah tidak memiliki keinginan
untuk misalnya mengumpulkan tokoh-tokoh suatu
masyarakat demi mengupayakan penyelesaian suatu
problem. Karena berkumpul tidaknya tokoh-tokoh
itu seratus persen bergantung kepada diri mereka
sendiri, bergantung pada bagaimana mereka
menggagas peran dan tanggung jawab sosial
kepemimpinannya sendiri.
Juga karena Ikrar Husnul Khatimah ini tidak
digagas dengan menuduh bahwa manusia itu bodoh,
tidak sehat akalnya, atau sakit moralnya. Ia
dilontarkan mungkin tidak lebih karena rasa takut
sebagai manusia yang fakir di hadapan Tuhannya,
sementara diketahui bahwa subyek-subyek yang
menjadi sasaran gagasan ini adalah
manusia-manusia yang sudah akil baligh, sangat
banyak dari mereka sudah sempurna pendidikannya,
sudah menyendang bermacam-macam gelar dan
kebangsaan, sudah memiliki kedewasaan sosial dan
kematangan sejarah sehingga tawaran semacam ini
justru akan ditertawakan.
(dari buku Ikrar Husnul Khatimah, EAN,
1999).
Dalam salah satu rapat kabinetnya Gus Dur,
Menteri Mahfud MD kabarnya mengemukakan kepada
Gus Dur bahwa seorang Jendral TNI datang
kepadanya mengatakan: Kasih saya tiga
batalyon, maka saya amankan posisi kepresidenan
Gus Dur
Sementara tak usah dipersoalkan omongan begini
ini proporsional atau tidak di sidang kabinet.
Yang pasti Gus Dur memang menempuh berbagai macam
cara untuk mempertahankan kekuasaannya, namun
dengan data-data lapangan yang sering tidak
akurat mungkin karena ia memperoleh
informasi ABS asal Bapak
senang.
Seorang perwira TNI-AD menanggapi sebagian yang
dilakukan Gus Dur dengan berkata begini:
Gus Dur mengumpulkan sejumlah kolonel dan
dua jendral. Anda tahu ayam sayur? Kalau
disediakan 100 ekor ayam ras, lantas yang lulus
dan memenuhi syarat untuk disembelih ada 90 ekor
maka perwira yang dikumpulkan Gus Dur ini
ibarat yang 10 ekor yang untuk disembelih saja
tidak lulus.
Antara tanggal 20 s.d 25 Mei 2001 ini mungkin
saja Gus Dur akan kalap dan nekad mengeluarkan
Dekrit Presiden, bahkan disangga dengan
mendirikan Kopkamtib sebagaimana jaman Pak
Harto dulu.
TNI bisa kita jamin tidak akan mengambil
keputusan untuk mengambil alih kekuasaan
nasional, tetapi ia juga pasti bersikap tidak
patuh kepada Presiden Gus Dur, dalam hal
penggantian pucuk-pucuk pimpinan mereka.
Gus Dur menyatakan bahwa yang tidak pro kepadanya
hanya sejumlah pimpinan tetapi anggota TNI
secara keseluruhan sesungguhnya pro-Gus Dur.
Entah beliau mendapat informasi dari mana
sehingga memperoleh kesimpulan GR
seperti ini.
Perwira TNI lain yang sangat dekat dengan
Megawati mengatakan: Susahnya sekarang ini
kita menghadapi orang kalap
Maksudnya, sangat gampang bagi TNI untuk
mengantisipasi dan melakukan perlawanan terhadap
apapun saja tindakan Gus Dur. Dari segi kekuatan,
maka TNI saat ini sangat solid dan sudah didadar
oleh marginalitas mereka di tahun-tahun
reformasi, apalagi mereka menjadi tidak pernah
bisa berbuat apa-apa karena selalu terganjal oleh
tema HAM.
Tetapi kalau TNI harus unjuk kekuatan melawan Gus
Dur, yang menjadi celaka adalah keadaan rakyat
secara keseluruhan. Di Jawa Timur posko PDIP
diserbu oleh sejumlah aktivis PKB. Di Jawa Tengah
masyarakat PKB bentrok dengan masyarakat PPP,
meskipun mereka sama-sama NU.
NU sungguh-sungguh harus memohon petunjuk Allah
agar menemukan cara yang elegan untuk menempuh
husnul khatimah. Gus Dur sendiri sebenarnya juga
masih punya sedikit waktu untuk menempuh akhir
yang baik, bukan su-ul khatimah.
Kita-kita yang orang Islam sangat tidak bahagia
menemukan Gus Dur yang ulama besar, yang selama
puluhan tahun dikenal sebagai pejuang demokrasi
sekarang justru menjadi bahan olok-olok di
seluruh dunia. Dulu Suharto ditakuti dan dibenci,
tetapi tidak ditertawakan, diperhinakan dan
direndahkan dalam konteks personal sebagaimana
Gus Dur. Dulu Suharto yang berkuasa sangat lama
dianggap mengerikan, tetapi tidak pernah disebut
menggelikan atau apalagi menjijikkan sebagaimana
Gus Dur sering dirasani orang.
Sebagai salah seorang sahabat Gus Dur, saya
mengalami kesedihan yang amat sangat dengan
kenyataan ini. Sehingga saya memimpikan
diperkenankan oleh Tuhan agar kelak kalau Gus Dur
sudah tidak berkuasa saya diberi peluang
untuk menghibur hatinya. Kalau sekarang, ketika
dia berkuasa, saya tidak bisa apa-apa, karena dia
juga sama sekali tidak membutuhkan saya.
Gus Dur sudah dibela oleh bukan hanya pasukan
dugdeng dengan kesaktian dan persenjataan. Lebih
dari itu sudah diupayakan juga berbagai tim yang
bertugas macam-macam untuk menggagalkan
Memorandum dan Sidang Istimewa. Ada pasukan yang
mendatangkan hujan sangat deras di Senayan. Ada
pasukan yang memanggil angin badai. Ada pasukan
yang sejak pagi buta masuk secara samar ke gedung
parlemen untuk menaburkan benda-benda prasyarat
kesaktian. Ada pasukan yang bikin anggota DPR
mencret dan murus. Ada pasukan yang bikin Akbar
Tanjung, Amin Rais dan pimpinan parlemen lain
kabur matanya. Dan lain sebagainya
meskipun sejauh ini tidak satupun yang berjalan
efektif sebagaimana dirancang sebelumnya.
Betapa inginnya saya bertemu dengan Gus Dur,
untuk menemaninya, memberinya thariqah dan
kaifiyah tentang apa yang sebaiknya ia lakukan
menjelang akhir Mei 2001 ini.
|