BUKAN
MEGAWATI, TAPI FIR'AUN
Posted on 2003/4/3
18:54:13
Tiga hari sebelum berangkat ke Mesir ada delapan orang
tamu mendatangi pos maiyah di Kasihan Bantul Jogja.
Mereka bercerita panjang tentang perjalanan thariqat
mereka, dan di ujungnya berkata tentang Firaun - padahal
mereka tidak tahu bahwa kami akan berangkat ke kampungnya
tokoh yang mereka sebut itu.
Seluruh pembicaraan mereka berpusat pada keprihatinan
tentang keadaan sakit Indonesia yang tak kunjung sembuh.
Dan puncak tema yang mereka tuturkan kepada saya sangat
sederhana :
"Cak Nun lebih tahu dari kami, bahwa sesungguhnya
dalam hal kedhaliman di negeri ini yang terpenting yang
harus dilawan bukanlah Megawati atau tokoh dan kelompok
penguasa yang manapun. Cak Nun tahu bahwa tokoh-tokoh itu
hanyalah boneka, sedangkan penguasa yang sesungguhnya
adalah Firaun. Cak Nun tahu bahwa kematian itu hanya
sebuah pengertian, tetapi kenyataan kematian yang
sebenarnya tidaklah seperti yang disangka oleh masyarakat
modern sekuler" .
"Firaun masih terus mengumbar enerji negatifnya,
sebagaimana Rasulullah SAW dan para Nabi dan Rasul yang
lain juga terus hidup dan menghidupi jiwa perjuangan
kita. Maka kami mohon hendaknya Cak Nun mulai mengurangi
pelaksanaan tugas-tugas yang kecil-kecil, dan mulai
membereskan yang besar. Hanya Cak Nun yang bisa
mengalahkan Firaun, dan hanya itu satu-satunya jalan
untuk mengembalikan Indonesia kepada kesehatan
hidupnya..."
Anda tidak perlu berpikir untuk mengerti bahwa pasti saya
kebingungan akan menjawab bagaimana. Anda pasti juga
bertanya-tanya Firaun yang merajalela di Indonesia ini
Firaun yang mana. Yang dari Dinasti Mina 15.000 tahun
yll, ataukah Ramses bapak angkatnya Musa 3000 tahun yll,
yang botak, berambut putih di bagian belakang, yang
berhidung betet dan berbadan tinggi kekar, atau Cheup
perintis pendirian piramid, atau putranya si Khafra yang
memuncaki teknologi piramid? Yang mana yang rewel? Firaun
yang berkulit putih, berkulit coklat ataukah yang
berkulit hitam?
Tentu Anda juga berpikir kontekstual. Di samping de fakto
enerji dan roh yang tamu-tamu itu maksudkan, tentu juga
ada relasi terhadap segala potensi perilaku manusia yang
bersifat firaunistik: segala gejala penuhanan diri,
kekufuran, kemusyrikan, keangkuhan, politik takabur,
industri api pelalap dan pemusnah kemanusiaan, teknologi
informasi sihir...yang Musa diperintah oleh Allah untuk
melawannya dengan Tongkat Tauhid...
Jadi saya menjawab sekenanya: "OK-lah beberapa hari
lagi insyaallah akan saya datangi Firaun, baik di lubuk
kedalaman piramid maupun mumminya yang di museum".
Kemudian di Mesir bahkan kami datangi juga Qorun yang
ditenggelamkan oleh Allah harta kekayaannya. Bersama Kiai
Kanjeng kami melakukan perjalanan keliling Mesir membawa
Tauhid, Kalimah Syahadat dan Shalawat kepada Nabi. Kami
dengan semua yang mendengarkan menangis bersama-sama.
Menangis, mencair, terkuak tabir, di pasar, di jalanan ,
di desa-desa, di pantai, di danau, di gedung pertunjukan,
di rumah-rumah, di gurun pasir, di bangunan gua-gua pusat
pertahanan militer Israel.....(CN)
|