ALAM DUNIA/JASMANI
Diupdated
pada: Jumat 28 September 2001
Kutipan dari
"Pengalaman Tasauf (1)"
KATA Dunia berasal dari akar kata dana/dania
yang artinya rendah, karena alam dunia dalam
pandangan sufistik dan filosofis merupakan alam yang
terendah dari hirarkhi kosmologis, di atas mana terdapat
alam-alam lain, yang telah kita singgung seperti alam
misal dan alam makna atau spiritual dan alam tertinggi
alam ghaib. Alam dunia ini disebut juga alam
elemental, karena terdiri dari unsur-unsur, seperti
tanah, air, udara, dan api, tetapi disebut juga alam
jasmani, karena terdiri dari jasad atau tubuh-tubuh, baik
yang organik maupun yang inorganik.
Alam dunia, secara terperinci, terdiri dari beberapa
tingkat eksistensi/dunia yang disebut dunia mineral,
tumbuhan dan hewan. Masing-masing tingkat ini juga
memiliki tingkatannya secara hirarkhis. Jadi di antara
benda-benda mineral, yang terdiri dari batu-batuan dan
logam-logaman - terdapat derajat yang membedakan kualitas
masing-masing; maka kita misalnya bisa membedakan antara
logam dasar/kasar dengan logam mulia seperti emas dan
perak,tetapi bahkan diantara emas sendiri terdapat
perbedaan kualitas yang ditandai oleh karat,
sehingga ada emas 24 karat (emas murni) dan emas 21 atau
18 karat. Demikian juga batu-batuan, dari batuan koral
sampai jamrud dan kadang-kadang mencapai ratusan bahkan
ribuan karat.
Dunia tumbuhan secara keseluruhan tentu lebih tinggi
dibanding dengan dunia mineral, karena dunia
tumbuh-tumbuhan, betapapun rendahnya tingkat mereka,
memiliki kecakapan-kecakapan (bahkan kadang-kadang
disebut jiwa) yang tidak dimiliki alam dunia mineral
betapapun tingginya derajatnya. Daya-daya (atau
jiwa/nafs) ini disebut daya tumbuh, yang menyebabkan
tumbuhan bisa tumbuh dari benih yang kecil menjadi pohon
yang besar, daya makan (nutrisi) yang menyebabkan
tumbuhan tumbuh dan berkembang; dan yang terakhir adalah
daya reproduktif yang menyebabkan tumbuh-tumbuhan bisa
berkembang biak. Dengan daya-daya tersebut maka dunia
tumbuh-tumbuhan menunjukkan kualitas yang menyebabkan
mereka berbeda dari mahkluk mineral yang mati. Oleh
karena itu tumbuh-tumbuhan telah menunjukkan ciri-ciri
kehidupan, sehingga mereka adalah mahkluk pertama yang
organik sedangkan dunia mineral betapapun indahnya
dikatakan sebagai mahkluk inorganik. Itulah sebabnya
daya-daya tumbuhan disebut nafs atau jiwa
oleh para filosof dan Sufi Islam.
Berdiri di atas dunia tumbuh-tumbuhan adalah dunia hewani
yang sebagaimana dunia tumbuh-tumbuhan terhadap dunia
mineral, memiliki daya-daya tertentu yang tidak dimiliki
dunia mineral maupun dunia tumbuhan. Daya-dayaini dibagi
kedalam dua macam, yang pertama disebut
sensasi(pengindraan) dan yang kedua
lokomosi (gerak/ harkah). Pengindraan dibagi
menjadi indra lahir dan indra batin; di antara indra
batin yang paling penting adalah imajinasi
kreatif (al-Mutakhaiyyilah), karena dengan inilah
para Sufi dapat melihat dunia yang ghaib dan mempunyai
pengalaman-pengalaman mistik sebagaimana yang perikan Ibn
Arabi (lihat The Creative Imajination of Ibn Arabi
karangan Henry Corbin). Indra-indra batin yang lainnya
bisa disebut khayal(Retentive Faculty),
wahm (Estimative Faculty), dan
al-hafizhah (memory). Daya hewani yang kedua,
yang disebut harkah, adalah daya yang
menyebabkan seekor hewan bisa bergerak dari tempat di
mana ia pertama kali berdiri, baik ke arah obyek yang
menarik, maupun menjauhi obyek-obyek tertentu yang
dipandang berbahaya. Gerak ke arah obyek yang menarik,
inilah yang disebut nafsu syahwat, sedangkan
gerak menjauhi obyek yang berbahaya disebut nafsu
qhadlabiyah (marah).
Berdiri di puncak dunia jasmani adalah dunia manusia,
yang secara jenis, termasuk jenis hewani (atau
mahkluk-mahkluk hidup) tetapi memiliki daya tertentu yang
tidak dimiliki tingkat-tingkat eksistensi yang di
bawahnya. Daya ini oleh kebanyakan Sufi disebut
ruh sedangkan oleh para filosof disebut
akal tetapi baik ruh maupun akal kedua-duanya
dipandang sebagai berasal dari dunia ruhani. Dengan akal
atau ruhnya inilah maka manusia berpotensi untuk bisa
berkomunikasi dengan dunia ruhani, kalau tidak maka
manusia hanyalah mahkluk satu dimensi saja, yaitu dimensi
fisik, yang tidak mungkin berkomunikasi dengan dunia non
fisik. Tetapi yang istimewa dari manusia, bahkan sebagai
mahkluk fisik, adalah bahwa dalam dirinya terkandung
semua unsur yang ada pada level-level dibawahnya, seperti
tingkat mineral, tumbuhan, dan hewani. Oleh karena itulah
manusia kemudian sering dipandang
mikro-kosmos (dunia kecil).
Bagi para Sufi alam dunia adalah cermin dari sifat-sifat
Tuhan dan nama-nama indahNya (al asma ul husna).
Masing-masing tingkat eksistensi ini dipandang
mencerminkan sifat-sifat tertentu Tuhan. Ditingkat
mineral, misal, keindahan Tuhan tercermin dengan
kapasitas tertentu dalam batu-batuan atau logam-logam
mulia. Da inilah yang menyebabkan batu-batuan dan
logam-logam tersebut begitu besar peranannya bagi
manusia. Demikian juga dalam dunia tumbuh-tumbuhan,
ribuan jenis bunga-bungaan dengan aneka warnanya yang
unik dan serasi tak henti-hentinya mengilhami para
penyair dengan inspirasi yang mengesankan. Demikian juga
pesona yang diberikan oleh berbagai jenis hewan yang
sangat beraneka dan berbagai bentuknya. Tetapi dari semua
mahkluk yang ada di alam dunia, tidak ada yang bisa
mencerminkan sifat-sifat dan nama-nama Tuhan secara
begitu lengkap selain manusia, karena manusia sebagai
mikro-kosmos, yang mengandung seluruh kosmos,
bisa mencerminkan seluruh sifat Ilahi dengan
sempurna, yakni ketika manusia mancapai tingkat
kesempurnaannya yaitu, tingkat insan kamil,
yang juga sering disebut manusia sempurna atau manusia
universal.
|