Sampai
Kapan ?
Segala
puji hanya bagi Allah Rabbul Alamin, sholawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Rosul-Nya, para sahabtnya serta orang-orang yang
mengikuti sampai hari kiamat Allah Ta’ala berfirman :
“Mereka menipu
Allah dan orang-orang yang beriman,padahal mereka itu tidak menipu
kecuali terhadap diri meraka sendiri sedangkan mereka tidak
menyadari (nya)” (Al-Baqarah:9)
Bila kita membaca siroh para nabi, kita diliputi keheranan kenapa
kaum mereka umumnya menolak kebenaran yang di bawa oleh Allah dan
justru malah menganggap kemusyrikan dan kesesatan yang mereka anut
sebagai kebenaran dengan berbagai macam alasan.
Begitu
juga kaum musyrikin quburiyyin (para penyembah kubur yang mereka
keramatkan) yang mengaku muslim baik dahulu maupun sekarang, mereka
menganggap apa yang mereka anut sebagai kebenaran dengan berbagai
alasan yang di buat-buat, kadang dari Al-Qur’an yang mereka
pelintirkan maknanya, dan kadang dari hadist shohih yang mereka
selewengkan maksudnya, dan banyak dari hadist-hadist palsu yang
dibuat-buat oleh ulama kaum musyrikin. Kita geleng-geleng kapala
sampai pada saat itu syaitan menyesatkan manusia. “begitulah
orang-orang kafir itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan”
(Al-Anam 122). “Maka tatkala mereka berpaling( dari kebenaraan),
Allah memalingkan hati mereka (As-Shaff : 5). “ Begitu
juga pada masa ini bermunculan “du’at di atas pintu-pintu jahanam”
yang “ Mereka itu dari golongan kita” yaitu penampilan luarnya
islam “dan berbicara dengan lisan-lisan kita” 1 yaitu
dengan menggunakan dalil – dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang mereka
selewengkan maksudnya dalam langka melegalkan dan bahkan menganggap
maslahat dan bahkan mewajibkan masuk dalam kubangan syirik demokrasi
dan duduk sebagai tuhan jadi-jadian di dalam parlemen yang banyak
manusia terpesona dengan sebagaimana Banu Israil terpesona dengan
patung sapi mas buatan samiri. Bila saja kemusyrikan dilakukan
walaupun tidak disertai perbolehan adalah pelakunya musyrik
kafir,maka bagaimana bila di sertai pelegalan, pengajakan manusia
kepadanya, dan bahakan pengwajiban ? Apalagi bila di sertai
penilaian sesat kepada du’at Tauhid yang mengajak manusia berlepas
diri dari ajakan syirik ini ? itulah iftiraul kadzib ‘alallah (berdusta
atas nama Allah) yang palakunya di vonis dzalim “Dan siapakah
yang yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengadakan
kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang tatkala yang hak itu
akan datang kepadanya ? Bukankah dalam ada-adakan kedustaan terhadap
Alllah atau mendustakan ayat-ayatnya ? Sesungguhnya orang-orang
yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan”(Al-Anam : 21)
Divonis sebagai mujrimun (para pendosa atau penjahat) “maka
siapakah yang lebih aniaya dari pada orang yang mengada-ada suatu
kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayatNya ?
Sesungguhnya tidaklah beruntung orang-orang yang berbuat dosa itu” (Yunus
: 17 ) dan divonis kafir “Dan siapakah yang
lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan
terhadap Allah atau mendustakan yang tatkala yang hak itu datang
kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi
orang-orang yang kafir” (Al-Ankabut : 68)” Maka siapakah yang lebih
zalim daripada orang yang membuat-buat
1
Ini semua dari
potongan hadist Muttafaq’alaih dari Hudzaifah
Dusta terhadap Allah dan
mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah dalam neraka
Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang
kafir”(Az_Zumar 32)
divonis
sombong karena menolak kebenaran itu “Dan pada hari kiamat kamu
akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya
menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi
orang-orang yang menyombongkan diri” (Az-Zumar : 60) Mereka
sombong karena “sombong itu adalah menolak kebenaran dan
meremehkan orang lain” 2 mereka menolak seruan untuk
berlepas diri demokrasi dan parlemenya dan mereka mencap para du’at
tauhid itu adalah orang-orang bodoh yang tidak paham dakwah dan
siasat, sehingga dengan sikap mereka ini mereka telah menghalangi
manusia dari jalan Allah ta’ala (tauhid) dan menampakan tauhid yang
di serukan para muwahhidin itu dalam gambaran yang bengkok lagi
buruk yang tidak layak di ikuti, maka itu menambah point kekafiran
mereka menjadi berlapis-lapis “Dan siapakah yang lebih zalim
daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu
akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi[716]
akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan
mereka." Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang
zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan
Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah
orang-orang yang kafir terhadap hari akhirat.”(Huud :18-19).
Begitulah kekafiran melahirkan kekafiran yang lain dan maksiat
melahirkan maksiat yang lain sebagai sangsi dari Allah ta’ala
“Maka tatkala berpaling ( dari kebenaran ), Allah
memalingkan hati mereka” (Ash-Shaff:5.)
selengkapnya....
اَ
Insya Allah home page ini akan selalu
diperbaharui
Semoga
Allah Azza Wa ‘Jalla membalas kebaikan orang yang menyebar kitab
ini tanpa merubah
isinya
dan tidak mempergunakannya untuk kepentingan komersil
pergunakanlah untuk kepentingan kaum Muslimin !
Jazakalloh
kritik
dan saran ;
emailke:
finafaan@yahoo.co.id
|