Pertemuan Nasional
TAIZÉ
Bandung, Jawa
Barat, Indonesia
24- 26
September 1999
"Gambar dalam Cerita, Cerita dalam Gambar"
Jika
di atas suatu gambar, penunjuk / pointer Anda berubah,
berarti gambar itu dapat di-klik untuk membuka gambar yang
lebih besar
Klik gambar tersebut dengan tombol mouse KANAN, lalu
"open link in new window",
akan terbuka window baru dengan gambar yang besar.
Jumat
24 September 1999, seharian penuh
Peserta dari berbagai
daerah tiba di Biara Ursulin Providentia, Jl.Anggrek 60
Bandung, dalam kelompok-kelompok,
makin lama makin banyak.
Keseluruhan peserta dan panitia / kelompok kerja berjumlah
sekitar 400an orang.
Dari tempat registrasi di Anggrek, para peserta diantar ke
tempat tinggal "keluarga angkat" masing-masing.
Acara pertama, pembukaan, sambutan dan doa malam bersama
dengan nyanyian Taizé di Gereja Katedral Jl.Merdeka,
Bandung.

(untuk
membuka gambar ini yang besar, klik dengan tombol mouse
KANAN, lalu "open link in new window")
Sabtu
25 September 1999, pagi - siang
Di gereja / paroki
tempat tinggal masing-masing, diadakan doa pagi bersama
dengan nyanyian Taizé.
Kemudian diadakan session dalam kelompok2 kecil, dengan topik
"Menemukan damai dalam diri sendiri, dan membagikan
damai kepada orang lain".
Sesudah session di paroki / gereja, seluruh peserta mengikuti
doa siang bersama dengan nyanyian Taizé,
di Gereja Kristen Jawa, Jl.Merdeka, Bandung.


(untuk
membuka gambar ini yang besar, klik dengan tombol mouse
KANAN, lalu "open link in new window")
Makan siang
sesudah lelah bernyanyi, terasa penuh suasana keakraban
persahabatan dan persaudaraan.
Biar lapar, tetap tertib.... biar tertib, tetap lapar.....


Acara dilanjutkan dengan
session besar di Aula Universitas Katolik Parahyangan di
sebelah GKJ.
Bruder Ghislain memberikan pengarahan sedikit, kemudian
dilanjutkan session dalam tiga kelompok besar :
1. Membagikan damai di rumah, di sekolah, di tempat kerja -
dipimpin Sr.Theodorine, OSU dari Surabaya.
2. Membagikan damai di dalam hidup bernegara kita - dipimpin
Rm.Agus S.Gunadi, Pr. dari Jakarta
3. Membagikan damai di gereja kita, lingkungan kita -
dipimpin Bp.Pdt.Kristanto ("Mas Tatok") dari
Lampung.
Sesudah itu para peserta pulang ke keluarga angkat
masing-masing, bersiap-siap mengikuti doa malam bersama.

Sabtu
25 September 1999, sore - malam
Seperti pada
acara-acara doa sebelumnya, para "pemusik nekat"
yang terdiri dari teman-teman dari kota / daerah asal yang
berbeda-beda, berkumpul 1-2 jam lebih awal untuk latihan
bersama. Ibu Dhien (pada gambar, berdiri paling kiri), salah
satu ibunda kita, usianya sudah 67 tahun, tetapi masih banyak
sekali menyanyikan ayat-ayat solis dengan suaranya yang
merdu.
Acara malam ini adalah doa bersama dengan nyanyian Taizé,
dilanjutkan dengan pembaringan salib / doa umat di sekitar
salib, renungan kebangkitan Tuhan dan upacara cahaya.
Pernah lihat "orang antri kepingin berdoa ?" Jalur
tengah di antara kursi umat sepanjang Gereja Katedral, PENUH
dengan umat yang mau bergantian berdoa di sekitar salib.
Sayang sekali foto antrian panjang itu tidak ada.

(untuk
membuka gambar ini yang besar, klik dengan tombol mouse
KANAN, lalu "open link in new window")
Pada doa di
sekitar salib, disediakan dua keranjang untuk meletakkan
kertas ujud / intensi doa umat yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Kertas-kertas itu akan dibacakan Bruder Ghislain
dalam doa-doanya (Bruder sendiri tidak mengerti bahasa
Indonesia, tetapi beliau akan mendoakan dengan membaca saja
semuanya seperti yang tertulis apa adanya).


(untuk
membuka gambar ini yang besar, klik dengan tombol mouse
KANAN, lalu "open link in new window")
Minggu
26 September 1999, pagi - siang
Para peserta dibebaskan
untuk mengikuti perayaan ekaristi atau perayaan kebaktian di
gereja / paroki dekat tempat tinggal keluarga angkat mereka
masing-masing.
Kemudian seluruh peserta berkumpul untuk acara terakhir di
aula Sekolah Santa Angela, Jl.Merdeka, Bandung.
Acara terakhir adalah session dalam kelompok, kemudian
dilanjutkan kesan dan pesan dari Bruder Ghislain dan dari
beberapa peserta.
Dalam kesempatan ini, Bruder menyampaikan terimakasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang memungkinkan acara
ini berlangsung.
Bruder juga tidak lupa mendoakan Sr.Be Kien Nio, OSU, ibunda
Taizé kita yang sedang dalam perawatan karena sakit. Sr.Kien
adalah ibunda yang sangat keras berpikir dan bekerja untuk
perkembangan Taizé di Indonesia sejak awal diperkenalkan di
Bandung, Indonesia, sampai saat ini.
Seluruh pertemuan ditutup dengan doa siang bersama dengan
nyanyian Taizé.
Bapak Uskup Bandung, Mgr.Alexander (dalam gambar tampak duduk
di tengah), tampak tetap setia dan tekun mengikuti seluruh
acara sampai selesai.




Setelah acara
doa selesai, makan siang dibagikan, para peserta kemudian
dibebaskan untuk saling berkenalan, bertukar alamat, berfoto
bersama, dan sebagainya, dan sebagainya, dan sebagainya.
Para "pemusik nekat" juga tidak menyia-nyiakan
kesempatan untuk berfoto bersama Bruder Ghislain.
Sebagian
peserta langsung berangkat pulang ke daerah asal
masing-masing.
Sebagian lain masih tergoda untuk tinggal lebih lama di
Bandung.
Memang waktu tiga hari terasa terlalu singkat.
Bruder Ghislain sendiri berkata, "I really hate to say
goodbye" - Saya sangat benci untuk mengatakan selamat
berpisah.
"I would rather say, see you again" - Bagi saya,
lebih baik mengatakan, sampai berjumpa lagi.
Tetapi, seperti pesan dari Bruder,
biarlah pertemuan ini bisa menjadi suatu awal dari sesuatu
yang lain yang lebih besar.
Perdamaian, persahabatan, persaudaraan, dalam kesederhanaan,
kerukunan, kebersamaan.
Ubi caritas et
amor, Deus ibi est.
Di dalam cinta dan kasih, hadirlah Tuhan.

Homepage Informasi Taizé
(non-ofisial, bahasa Indonesia)
HOMEPAGE KOMUNITAS TAIZÉ.
PERANCIS
GEREJACIHUY HOME
mailing list gerejacihuy :
mgcihuy@egroups.com