Sekitar tahun 1992 , beberapa pendatang Indonesia asal Minahasa mulai berdatangan ke pesisir pantai Timur Ibaraki, ke "Cucian Besar" (Oarai berarti cucian besar). Kebanyakan dari mereka awalnya bekerja di perusahaan-perusahaan kecil pengolahan ikan , yang cukup banyak terdapat di kota pantai Oarai. Melihat kesempatan kerja yang luas di kota ini, para pendatang kemudian saling memanggil rekan-rekan yang berada di Tokyo dan sekitarnya, bahkan mereka mulai memanggil keluarga mereka dari Indonesia.
Kelompok pendatang baru yang berbasis budaya yang diwarnai secara kental oleh Kekristenan ini kemudian atas dasar pembicaraan bersama diantara mereka memulai ibadah pertama kali bulan Juli 1993 di apartemen perusahaan Juto, kediaman keluarga Pangkerego-Umboh, di depan toko Kanouya, Oarai. Mereka yang terkumpul mula-mula adalah: Kel.Pangkerego-Umboh, Kel.Bolang-Dumais, Kel.Pangau-Rotty, Kel.Makalew-Lengkong, Kel.Bolang-Sundah, Kel.Pangau-Sundah, Kel.Chandra-Rina, Kel.Lasut-Pinontoan, Bp.Jerry Pinontoan, Bp.Wim Pinontoan, Bp.Heintje Makadada, Bp.Yori Mononutu, Ibu.Miyuki Sato, Ibu.Loudy Kambey, Ibu.Wuisye Sumampow, Ibu.Anna Sundah, Sdri.Linda Kilapong, Sdri.Feiby Umboh.
Kelompok yang terbentuk ini tetap mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah setiap Sabtu malam sekalipun belum ada tenaga pelayan di Oarai. Bulan berikutnya (Agustus 1993) beberapa anggota kelompok tersebut untuk pertama kalinya menghadiri kebaktian di Oarai Kiristo Kyoukai, yang dilayani oleh Pdt.Nishida.
Pengalaman pertama mengikuti ibadah dalam bahasa yang kurang akrab di telinga mereka akhirnya mendorong mereka dan juga Hamba Tuhan setempat untuk mencari jalan keluarnya, agar mereka dapat mengerti Pemberitaan Firman Tuhan dalam bahasa mereka sendiri.
KMKI-TFKI dan OFKI
Allah Yang Setia tidak pernah meninggalkan umat gembalaanNya. Ia menyediakan dalam KemahatahuanNya dan providensiNya, Keluarga Rev.Yasuo Atsumi, M.Div, yang baru menyelesaikan pelayanan misi di Sintang-Pedalaman Kalimantan Barat (lk. 16 tahun) , kembali ke Jepang. Sesuai dengan permintaan masyarakat Kristen Indonesia di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo, maka Keluarga Pdt.Atsumi melayani jemaat Kristen tersebut. Berawal dari kebaktian yang diadakan di Gereja Masyarakat Korea di Tokyo (Tokyo Fukuin Kyoukai), maka kelompok tersebut kemudian menamakan diri TFKI (Tokyo Fukuin Kyoukai Indonesia), yang dalam bahasa Indonesia disebut Gereja Injili Indonesia di Tokyo. Sejak terbentuknya TFKI pada tahun 1989, maka kebaktian berbahasa Indonesia yang Interdenominasional mulai secara rutin diadakan di Tokyo daerah Shinjuku.
Kebaktian berbahasa Indonesia di Tokyo, akhirnya diketahui oleh Pdt.Nishida, yang kemudian menghubungi TFKI untuk meminta layanan penerjemah. Tenaga penerjemah pertama dalam kebaktian Oarai Kiristo Kyoukai adalah Sdr.Rusdiono, dan selanjutnya didampingi oleh Ibu.Atsumi. Dalam perkembangan selanjutnya, TFKI juga mendatangkan pelayan Mahasiswa Praktek dari I-3 Batu Malang, untuk membantu pelayanan TFKI. Mahasiswa Praktek tersebut melayani selama 1 tahun sesuai dengan masa prekteknya. Baru pada kesempatan kedua TFKI menugaskan tenaga pelayan Mahasiswa Praktek tersebut untuk melayani di Oarai Sabtu satu kali sebulan. Mahasiswa Praktek yang pertama bertugas di Oarai adalah Sdr.Agus Mulyono (STT I-3, Malang JATIM) 1993/1994, dibantu oleh tenaga penerjemah (para mahasiswa Indonesia yang belajar/tugas di Jepang). Pada waktu itulah kelompok doa di Oarai diberi nama "Persekutuan Hosana Oarai", dan bersamaan dengan itu dibentuk pengurus persekutuan yang pertama.
Demikianlah frekuensi pelayanan mahasiswa praktek di Oarai semakin meningkat. Mahasiswa praktek yang bertugas kemudian setelah Sdr.Agus M adalah Sdr.Ferry Tumelap (I-3 Malang JATIM) 1994/1995, Sdr.Jansen Amiman (STT-ATI Anjungan KALBAR) 1995/1997.
Pelayanan terus berjalan. Persekutuan Hosan Oarai yang semula dipimpin oleh Bp.Agus Pangkerego, diteruskan oleh Bp.Jantje Kambey pada tahun 1997. Pada waktu itulah (16 Februari 1997) berdasarkan pembicaraan antar pengurus Persekutuan Hosana Oarai, Mahasiswa Praktek, dan dengan persetujuan Rev.Y.Atsumi, M.Div, sebagai gembal TFKI, Persekutuan Hosana Oarai ditingkatkan statusnya menjadi GEREJA dibawah naungan dan tanggung jawab Tokyo Fukuin Kyoukai Indonesia dan Oarai Kiristo Kyoukai. Gereja ini kemudian disebut dengan OFKI atau Oarai Fukuin Kyoukai Indonesia.
Sejak tahun 1997, mengingat kebutuhan perkembangan pelayanan dalam tubuh TFKI/OFKI, maka ditetapkan untuk memanggil dua tenaga pelayan dari Indonesia yang sudah menyelesaikan studynya di Sekolah Tinggi Teologia untuk melanjutkan pelayanan Sdr.J.Jansen Amiman. Maka Sdr.Marthen Luther Maarisit, S.Th dan Sdr.Albert Adam, S.Th, di panggil untuk melayani di Tokyo dan Oarai.
Pada tanggal 26 Desember 1998 dalam Rapat Majelis, TFKI dan OFKI mendapat nama dalam bahasa Indonesia "Gereja Interdenominasi Injili Indonesia", yang ditetapkan bersamaan dengan ditetapkannya Tata dasar dan Tata Laksana Gereja ini. Pengangkatan istilah "Interdenominasi" dalam nama Gereja ini adalah untuk menekan 'sifat' Gereja ini yang menerima setiap orang percaya dari berbagai latar belakang denominasi, dan menghargai keaneka-ragaman cara beribadah mereka.
Saat ini, sejak lahirnya persekutuan Kristen di kediaman Kel.Pangkerego-Umboh pada bulan Juli 1993, Ibadah Kristen oleh masyarakat pendatang dari Indonesia di Oarai telah berlangsung selama sepuluh tahun, yang terbagi atas: Masa Persekutuan 4 tahun (Juli 1993-16 Pebruari 1997) dilanjutkan Masa Bergereja 6 tahun (OFKI/GIII Oarai 16 Pebruari 1997 - saat penulisan ini).
Dalam segala hal yang berlangsung di tengah panggung sejarah OFKI dan TFKI hingga munculnya GIII Oarai, nampak tanganNya terus berkarya mendamaikan dunia ini dengan DiriNya. Di sini di"Cucian Besar" tanganNya terus menjulur menjangkau mereka yang dikasihiNya sejak permulaan zaman. AMIN.
Oarai, Medio Juli 2003
Disadur dari sejarah singkat Jemaat di Cucian Besar 2001 oleh A.Adam, S.Th
Webmaster