Dari buku Laporan Perkembangan Kehidupan Jemaat GKI
Pasteur
Periode April 2000 - Maret 2001
Pemahaman Visi dan Misi
GKI Pasteur (1)
Oleh: Pdt. Bachtiar Kokasih,
M.Th.
Visi GKI Pasteur Dalam Konteks
Perubahan Yang Cepat Menyongsong Abad XXI Tahun
ini kita sedang memasuki abad globalisasi sekaligus tahun Yubelium
Agung. Globalisasi atau “mendunia” dapat terjadi karena kemajuan
teknologi informasi yang demikian pesat. Adanya sarana internet,
memungkinkan seorang yang berada di belahan dunia yang satu dengan
sekali “klik” segera dapat megetahui kejadian yang terjadi di
belahan dunia yang lain. Trend mode di suatu benua dengan segera
akan melanda benua yang lain hanya dalam waktu yang singkat. Pola
baru kehidupan di suatu negara dengan segera mempengaruhi pola
kehidupan masyarakat negara lainnya. Demikian pula dengan krisis.
Keadaan krisis di suatu negara juga akan segera mengimbas ke negara
lainnya. Saat ini sedang terjadi perubahan pada hampir semua segi
kehidupan kita melalui kecanggihan teknologi informasi disamping
karena adanya perubahan-perubahan di negara kita sendiri. Agar kita
tidak terseret dan kehilangan arah dalam perubahan-perubahan yang
negatip, maka perlulah kita mempelajari perubahan-perubahan tersebut
dengan seksama. Kemudian secara bijaksana memilih mana yang
dibutuhkan dan yang sesuai dengan kehidupan sosial dan kehidupan
jemaat kita. Maka dengan demikian kita dapat mengambil manfaat dari
perubahan-perubahan yang terjadi bagi pertumbuhan gereja dan jemaat
kita.
1.1. Makna Perubahan Dalam
bahasa Inggeris ada beberapa kata yang menyiratkan makna perubahan,
yakni: Change (perubahan), progress (kemajuan), evolution (perkembangan),
development (pembangunan), reformation (pembaharuan), transformation
(perubahan total dan pembaruan). Bagi sementara orang, kata
perubahan menjadi alergis. Kebanyakan orang ingin menghindari
perubahan dan lebih menyukai kemapanan. Dalam Alkitab, khususnya
Matius 25 (perubahan talenta), Tuhan Yesus dengan jelas menceritakan
dan mengajarkan tentang makna dan perubahan. Yakni dari dua talenta
menjadi empat talenta, dan dari lima talenta menjadi sepuluh talenta.
Perubahan-perubahan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, terdiri dari
beberapa jenis perubahan. Antara lain: perubahan yang bersifat
gradual/bertahap dan perubahan radikal/revolusioner, melaui
pertobatan hati. Atau perubahan trenasformatif, yaitu langit dan
bumi lama diubah menjadi langit dan bumi baru. Di tengah-tengah
kehidupan jemaat Tuhan pada saat memasuki abad globalisasi ini,
dapat pula terjadi dua pola jenis perubahan. Yakni pola perubahan
yang bersifat transformasi/perubahan total, atau pola perubahan
sosial melalui pendampingan (perubahan model hidup persekutuan
jemaat). Pola transformasi/perubahan toal
membutuhkan seorang pemimpin/pembicara tunggal yang berkuasa dan
kharismatis, artinya mempunyai daya tarik khas.
Pada pola transformasi anggota jemaat lebih menyerupai gerbong
(yang perlu ditarik). Dan anggota jemaat lebih menerima apa adanya (taken
for granted). Artinya anggota menerima segala sesuatu yang sudah
jadi dan hanya mengikuti setiap petunjuk pemimpin tersebut.
Kekurangan pada pola perubahan ini adalah bersifat otoriter. Peran
anggota jemaat dalam proses perubahan sangat kecil, selain daripada
setia dan menuruti pemimpin. Sedang pola perubahan
yang kedua adalah perubahan sosial melalui pola pendampingan.
Pada pola ini pemimpin lebih berperan sebagai fasilitator/motivator.
Yang mendayagunakan setiap potensi dan karunia Roh yang dimiliki
oleh setiap anggota jemaat melalui proses pendampingan dalam
kelompok dan melalui belajar bersama. Sebagai contoh: bila ditemukan
anggota jemaat yang mempunyai potensi kepemimpinan maka ia akan
diarahkan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinannya. Bagi anggota
jemaat yang mempunyai waktu, diarahkan dan didampingi untuk dapat
melawat sesama anggota, demikian seterusnya. Kelebihan pola
perubahan sosial melalui pendampingan ini adalah keterlibatan semua
anggota dalam berbagai aktivitas bersama. Perubahan sosial dalam
kehidupan bergereja dari para anggota jemaat terjadi melalui proses
penyadaran melalui pendampingan. Kesadaran akan pentingnya hidup
bergereja dari para anggota jemaat akan menjadi suatu dasar atau
pondasi yang kuat bagi gereja. Yang pada gilirannya akan menumbuhkan
komitmen iman dari para anggota jemaat serta kerinduan untuk
mengambil bagian dalam menumbuh kembangkan gereja Tuhan itu sendiri.
Jadi masalahnya adalah bagaimana memotivasi secara spiritual
terhadap setiap anggota jemaat. Kelemahan dari pola ini adalah
diperlukannya waktu serta kesabaran yang cukup dalam melakukan
pendampingan. Pola perubahan mana yang lebih
dikehendaki dan sesuai dengan kondisi serta situasi jemaat saat ini
haruslah dipelajari secara seksama dari sudut pandang, pemahaman
serta persepsi yang sama dan berdasarkan konsensus dari para
pemimpin dan aktivis jemaat. Semua hal yang tersebut di atas
bukanlah hal yang baru di jemaat GKI Pasteur. Hanya pokok-pokok
pemahaman pola perubahan tersebut ditata secara lebih sistematik (teratur,
terarah, oleh diri sendiri dan bukan karena kekuatan dari luar
jemaat, seperti keputusan sinode dllnya). Di bawah
ini diuraikan pola perubahan sosial/persekutuan jemaat melalui
proses penyadaran terhadap para anggota, guna mengerti apa visi
jemaat di awal abad XXI ini. Untuk
merumuskan visi jemaat GKI Pasteur dalam perubahan yang cepat ini,
digunakan teori input (masukan), proses transformai\si (terjadi
proses perubahan dan pembaharuan) dan Output (akibat/hasil yang
terjadi pada kehidupan jemaat), seperti tergambar di bawah ini. Pemahaman
ini merupakan suatu pengembangan dan revisi dari pemahaman visi,
misi danpengembangan GKI Pasteur dalam buku Laporan Kehidupan Jemaat
(LKJ) GKI Pasteur sebelumnya (thn. 1994-1997, 1997-1998, 1998-2000).
|