|
||||
PAPANDAYAN
|
Letak Sedang dalam pengerjaan ... Di Cisurupan saya tidak mendapati teman-teman saya menunggu di sana. Saya kecewa berat saat itu, tapi kemudian menyadari, tidak mungkin menunggu saya sampai malam, karena akan kesulitan mendapatkan kendaraan ke Garut yang dapat menyebabkan mereka tidur di jalanan. Dengan uang sisa beberapa keping recehan, tidak mungkin saya ke Garut. Saya tidak memiliki keberanian bersitegang dengan kondektur bis soal ongkos. Akhirnya saya memutuskan untuk menunggu teman saya menjemput dan tidur di emperan toko di tepi jalan, walaupun agak naik ke atas terdapat masjid yang dapat digunakan untuk tidur. Hal ini saya lakukan sambil berharap bila ada teman saya yang menyusul atau mencari-cari saya, tidak kesulitan menemukan saya. Saat hampir tengah malam yang dingin, saya didatangi oleh beberapa orang. Keadaan cukup gelap waktu itu, tapi tidak takut karena saya tidak punya apa-apa, selain pakaian bekas dan sepatu butut. Seandainya mereka ingin barang-barang tersebut, akan saya relakan, toh, besok pasti teman-teman saya akan menjemput saya (yakin sekali, karena saya kenal sekali dengan sifat-sifat teman saya yang setia kawan dan saling menolong). Tapi ternyata dugaan saya meleset sama sekali. Saya justru ditawari menginap di rumah salah seorang dari mereka. Mereka ternyata para pengojek yang mangkal di pertigaan Jalan Raya Cisurupan dan jalan menuju Gunung Papandayan. Rupanya mereka tidak tega melihat seorang ABG (anak baru gede, waktu itu saya masih SMA) tidur kedinginan sendirian di pinggir jalan raya). Akhirnya salah seorang meminta saya berkemas dan mengajak saya menuju rumahnya. Orang tersebut namanya Dadang, mempersilakan saya tidur di tempat tidur yang empuk, setelah sebelumnya meminta adik-adiknya tidur di tempat lain. Keesokan harinya, setelah mandi, makan sekenyangnya dan tentu saja buang air besar, saya diajak kembali oleh Kang Dadang ke tempat para teman-temannya (Ojek Cisurupan). Setelah ngobrol sebentar (birokrat bilang: ramah-tamah), mereka berkumpul, bisik-bisik, dan ternyata mereka urunan, kumpulin uang, buat ongkos saya ke Jakarta. Aduh, baik sekali Mahluk-Mahluk Allah ini. Sebelumnya saya berencana menunggu teman saya menjemput saya. Kemudian mereka memberhentikan bis (elf), dan titip pesan (jangan ditagih ongkos) untuk keberangkatan saya. Sebelumnya saya mengucapkan banyak terimakasih kepada mereka (dan Kang Dadang) atas pertolongan, perhatian dan keramahtamahan mereka kepada saya. Mudah-mudahan segala amal perbuatan mereka mendapat balasan dariNYA cepat atau lambat.
|
Website ini dikelola dan dikembangkan oleh Sachrul Iswahyudi
Kirim e-mal ke: sachrul@softhome.net jika ada
tanggapan, kritik atau saran
Terakhir di-update pada: August 30, 2003