Putireno Baiak - Alam Takambang Jadi Guru

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ekspresi disini jadi puisi, jadi tulisan tentang kehidupan, fikiran, perasaan, imaji, obsesi, dsb. Putireno Baiak, mencoba mencari makna lewat kata. 

Kemarau

 

Pada sisa paya bakau

sekumpulan bangau berjuang

mencari anak ikan yang ditinggalkan kerontang

 

Ditepian sungai

sekelompokdomba lelah

mendamba rumput hijau

yang disisakan kemarau

seekor kupu-kupu terbang

kemana angin membawa

agaknya dia pasrah karena payah,

mencari bunga pelepas dahaga

 

Tepian Krueng Cut, 15 Feb 2004

 

Baru kumengerti

 

Baru kumengerti apa arti kebebasan, Tuhan

saat temui sepi pantai dambaku

tanpa badan-badan tak bertuan

sekarang kubisa berjalan, lepas berangan

 

Pasir tenang seolah lupa bahwa disini pernah dicampakkan

tubuh-tubuh tanpa tetanda

mereka menyebutnya OTK

gelombang telah menyapu bersih sisa darah, bahkan sisa benak

akankah ombak menghapus juga luka didada yang mendamba damai

dan tak hanya ada di negeri andai?

 

September 28, 2003

 

Puisi Pagi ditanah konflik

 

Puisi pagi adalah salak senjata

jerit anak-anak dan wanita

 

Puisi pagi adalah elegi dan darah dan darah...

panas dan gerah

ketika kasih tak lagi punya makna

 

Puisi pagi adalah nyeri hati

dan diriku yang bisu, beku, kaku

sebab tak mampu melakukan apa

 

Tuhan, aku kehilangan kata

Tuhan aku kehabisan doa.

 

BNA-Kontak, 4 July 2003

 

Ledakan keangkuhan

 

aku telah melewati duriduri di rimba yang beronak

pedih perih menusuk menggores

menyetrum benak

tapi tak seberapa sakit seperti ini

 

aku telah mendaki diterjal bukit-bukit, menapak harihari sulit

licin memilin memiuh tubuh

namun tak mengigit begini

 

aku telah melalui harihari mimpimimpi

kosong melompong – tak menyisakan rona

hanya melempar ke sepi ngarai

menanggung sansai

 

aku telah mengalahkan kelam

yang dahsyat menenggelamkan di pekat malam

tapi tak

meredam

hasrat meyesat

 

aku telah belajar, tapi tak belajar

aku telah sasar, tapi tak sadar?

 

aku telah mengalahkan kalian

tapi tak

keangkuhan sendiri

 

Lamreung, 21 Juni 2004

 

 

 

 

 

 

     Foto : Alue Naga, Hasbi Azhar, Banda Aceh

 

 

 

 

My Favorite Links:

 

 

 

 

 

 

 

 

Fauna & Flora International

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumatran Elephant Conservation Programme

 

 

 

 

 

 

 

 

mataharitimoer

 

 

 

 

 

 

 

 

What Love Said

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada alam yang terhampar, mari belajar mencari makna kehidupan, mencari ilmu, jadikan guru, mencari cinta sang Pencipta…

 

 

 

 

 

 

 

 

Name:

Putireno Baiak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Email:

yr_tiara@yahoo.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lagukan kasmaran

 : Abank

 

Memelukmu

di malam bergemintang

berdua terbang merentang angan dalam dendang

menyatukan sesak, isak

dan rindu

 

Di angin yang mencumbu kelam

biarkan diam melagukan keindahan impian

dalam tafakur cinta

yang nirwana

 

Darussalam, 14 Mei 2004

 

Bermuara kemanakah gemuruh

 

Malam

gelisah menggempa

lelah kususuri rahasia hati

mencari di dalam

tak bertemu

mencari di luar

tak tentu

mencari dimana?

dibumiMu, dilangitMu, di ayatMu?

 

Telah mengembara jiwa

kesetiap relung kalbu

melebur di nadi, di aorta

menyusur pembuluh

baur sudah dalam pekat darah, mengalir, mencalir

masih, masih saja tak kusua

bermuara kemanakah gemuruh?

 

Darussalam, 13 mei 2004

 

Tanyaku

 

Pekat

rasa

akankah melumat

sepi?


Untuk Anakku

: Ufi dan Uqan

 

Di ayunan ini

kita jalani ritual malam

menyatukan cinta dalam nyanyian;

tentang bintang kecil di langit yang kelam

tentang matahari yang membagi sinarnya kepada rembulan

tentang kehidupan yang damai dan keindahan

 

Kita berdendang

tentang masalalu, masakini dan masa depan

merajut bahagia pada pendar telaga

dimatamu anak-anakku

 

Kita memuji,

keagungan Tuhan yang telah memberi

nikmat malam ini

dan malam-malam yang kan kita jelang dengan harapan.

 

Darussalam, 7 Mei 2004