Untuk kalangan sendiri/For members only
No. 4/1999, 2 April 1999


Buletin Intern Gereja Kristen Indonesia San Francisco
(Internal bulletin of GKI SF - a ministry of the San Francisco Presbytery, Presbyterian Church USA)


Paskah


     Paskah sudah dirayakan jauh sebelum gereja mengenal tradisi perayaan Natal.  Bahkan sebelum tahun 313, gereja hanya mengenal satu perayaan Kristen, yaitu Paskah.  Bagaimana dengan Paskah dewasa ini?  Bukankah hari Raya Paskah tampaknya agak dianak-tirikan oleh umat Kristen?  Dibandingkan dengan perayaan Natal, maka perayaan Paskah seringkali sepi-sepi saja.  Mengapa?  Karena banyak warga jemaat kurang memahami kekayaan dan kedalaman makna Paskah.  Padahal peristiwa Paskah adalah sumber dan titik tolak iman Kristen.
     Keempat kitab Injil dan seluruh kitab Perjanjian Baru ditulis karena terjadinya peristiwa Paskah.  Paskah adalah dasar dan pusat iman Kristen.  Rasul Paulus menulis: "Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu" (1Korintus 15:14).  Seluruh hidup dan pekerjaan Tuhan Yesus selama di dunia itu hanya dapat kita mengerti kalau kita memahami makna peristiwa Paskah.  Begitu sentralnya peranan Paskah dalam kehidupan Kristen sehingga dapat dikatakan bahwa sebenarnya tiap hari Minggu adalah perayaan Paskah.  Baru sesudah tahun 313, gereja mengenal perayaan Natal.  Dalam perkembangan waktu, perayaan Natal makin lama makin meriah.  Kecenderungan itu membekas hingga kini.  Hal itu sebenarnya bukan persoalan.  Yang menjadi persoalan adalah kalau gereja sekarang cenderung untuk menganak-tirikan Paskah, jika dibandingkan dengan Natal.  Kemeriahan menyambut Paskah tampaknya tidak seimbang dengan kemeriahan menyambut Natal.
     Coba Anda bandingkan: Dalam rangka Natal ada begitu banyak kegiatan, bagaimana dalam rangka Paskah?  Untuk Natal ada anggaran belanja, apakah untuk Paskah anggarannya kira-kira sebanding dengan itu?  Juga perorangan dan keluarga-keluarga menyambut Paskah jauh lebih sepi dari Natal.  Coba saya numpang tanya, berapa kartu ucapan Selamat Natal Anda kirimkan dan Anda terima?  Tetapi pada hari Paskah, apakah Anda juga mengirimkan dan menerima kartu ucapan selamat Paskah?  Anda berkata, jarang ada yang menjual kartu ucapan Selamat Paskah.  Anda benar.  Ternyata penerbit dan toko buku Kristen pun ikut-ikutan menganak-tirikan Paskah.  Dalam hubungan ini dapat pula disinyalir betapa sedikitnya tempat yang disediakan untuk Paskah dalam liturgi dan khotbah.  Padahal enam minggu sebelum Paskah adalah minggu-minggu Pra-Paskah dan tujuh minggu sesudah Paskah adalah minggu-minggu Paskah.  Enam minggu sebelum dan tujuh minggu sesudah Paskah adalah masa raya gerejawi dimana peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus menjadi titik tolak penyorotan dalam liturgi dan pemberitaan Firman.  Soalnya bukanlah bagaimana kita mengurangi kemeriahan Natal, melainkan bagaimana menambahkan kemeriahan Paskah.  Bahkan, sebenarnya bukan menambahkan, melainkan memulihkan.  Sebab pada awal lahirnya gereja, Paskah dirayakan sebagai pusat perayaan Kristen.
     Harap Anda jangan salah faham.  Yang saya maksud dengan kemeriahan bukanlah pesta dan bermewah-mewah, melainkan keagungan dan kegembiraan. Yang sekarang diperlukan adalah kemauan melangkah untuk mengembalikan Paskah kepada tempatnya yang semula, yaitu sebagai pusat perayaan gereja.

(NN)

Buletin GKI SF


Isi yang lain/In this issue:
•  Paskah
•  Tulisan Di Kayu Salib
•  Dari Anda Untuk Anda
•  Ringkasan Khotbah 3/1999
•  Kalender & Pengumuman
•  Editorial