CARA MENCARI
KENALAN BARU
Berkenalan itu tidak gampang. Salah strategi,
justru bisa runyam akibatnya. Berikut jurus berkenalan
secara aman menyenangkan.
Empat Langkah Rahasia
Jangan gentar untuk membuka komunikasi
dengan orang yang baru dikenal
Empat langkah yang disarankan Dr. Lillian Glass dalam
bukunya Confident Conversation sebelum kita
berkenalan.
Langkah-langkah itu:
-
Tersenyumlah. Jika Anda kurang suka pada cara
Anda tersenyum, lihatlah ke cermin, dan carilah bentuk
senyum yang paling pas. Lemaskan otot-otot wajah yang
membentuk senyum itu. Ekspresikan ketulusan hati lewat
senyuman.
-
Kontak wajah. Arahkan seluruh wajah, bukan hanya
mata Anda. Selain matanya, tataplah juga setiap bagian
wajahnya (kening, rambut, hidung, dagu, dan sebagainya).
Saat berbicara, sapu pandangan Anda ke seluruh wajahnya
lima detik, lalu ke matanya tiga detik, ke setiap bagian
wajahnya tiga detik dengan interval 2 - 3 kali.
-
Jabat tangan. Bersiaplah untuk sewaktu-waktu
berjabat tangan. Genggaman yang penuh, bertenaga, dan
hangat, lebih impresif ketimbang genggaman lemah dan
ogah-ogahan. Hal itu juga mencerminkan rasa percaya
diri yang besar.
-
Ucapkan "Halo" dengan hangat. Tunjukkan
antusiasme, tapi kontrollah suara, jangan terlalu keras.
Pertimbangkan
faktor tempat, karena mempengaruhi kualitas perkenalan.
Sebelum membuka komunikasi dengan orang
yang sama sekali tak dikenal, "Kita harus memiliki sikap
positif, artinya tidak berprasangka negatif, agar tidak
mempengaruhi daya tangkap dan persepsi kita saat melakukan
komunikasi."
Hal yang juga penting, juga bahwa kita hendaknya
mencari tahu dulu bagaimana kira-kira kepribadian lawan
bicara kita. Hal ini dapat dilakukan apabila emosi kita
terkontrol baik dalam memberi kesempatan lawan berbicara
tentang dirinya melalui pertanyaan-pertanyaan yang kita
ajukan.
Berilah senyum, memandang penuh, mengulurkan tangan,
serta mengucapkan ‘halo’ dengan penuh percaya diri,
selanjutnya berilah penjelasan singkat tentang siapa Anda.
Hindari kesan arogan, atau merendahkan lawan bicara.
Disarankan, menyebut lengkap tempat pekerjaan serta posisi
Anda di kantor itu, ketimbang Anda hanya menyebut jenis
profesi Anda.
Namun, menurut adat ketimuran, pandai-pandailah membaca
situasi, jangan sampai terkesan menyombongkan diri. Yang
tersulit adalah memulai percakapan. Lillian menyebut ucapan
pembuka sebagai "pemecah batu". "Suasana dingin dan kaku
harus dicairkan, dengan pilihan topik yang positif. Hal-hal
aktual dalam pemberitaan koran, radio, atau televisi bisa
menjadi pembuka jalan. Tapi, jangan pilih topik yang terlalu
berat atau terlalu spesifik. Apalagi yang hanya diminati
oleh segelintir orang. Cuaca bisa juga jadi pilihan."
"Komunikasi yang efektif akan mudah dihasilkan apabila
kita dapat menyatu dengan kepribadian lawan bicara (empati),
sehingga secara tak langsung kita akan dapat membuat lawan
bicara menyetujui topik yang kita komunikasikan."
Caranya, latihlah diri Anda menjadi pendengar yang baik bagi
lawan bicara, serta latihlah diri membuat analisis yang
tepat melalui feedback (bertanya kembali).
Mengembangkan percakapan
Hendaknya tidak bersifat pribadi dan sisipkanlah sedikit
humor. Jadi, tidak terkesan terlalu tegang.
Lewat
kontak mata atau kontak wajah, pantau terus apakah ucapan
Anda membuat gerak tubuhnya berubah. Jika antusiasme
bicaranya menurun, itu pertanda ia bosan atau tersinggung.
Segeralah pindah topik.
Bisa juga Anda mengamati penampilannya, simak aksesori
yang menjadi aksentuasi penampilannya. Ini bisa menjadi
jembatan untuk bergeser ke masalah fashion atau
mode aktual.
Ada hal-hal yang tabu
dibicarakan pada kenalan baru. Antara lain, bertanya
tentang status, hal-hal pribadi, usia, rasialis, politik,
dan kepemilikan orang lain. Karena bisa menyebabkan selera
makan jadi turun.
Menutup Perkenalan
- Betapapun asyiknya pembicaraan itu mengalir,
Helmi menyadari, ia harus memburu kenalan baru lainnya.
Apalagi durasi jamuan makan malam ini terbatas. Tapi,
bagaimana mengakhirinya?
Jika Anda sudah memulai
percakapan yang amat menarik, akhirilah dengan cara yang
tidak melukai perasaan lawan bicara. Misal, "Ah,
menyenangkan sekali mendapat teman mengobrol seperti Anda.
Mungkin kita bisa melanjutkannya di lain waktu. Saya akan
call Anda suatu saat, OK?"
Lalu, jabat erat tangannya disusul tukar-menukar kartu
nama. Itu tentu akan memberi kesan akhir yang indah.
