Home > Artikel > Distro War: The Story So Far

Distro War: The Story So Far

Sejak keluarnya distro Linux pertama di tahun 1993, puluhan distro telah dibuat dan diedarkan di seluruh dunia. Puluhan distro muncul tiap tahun, puluhan lainnya punah atau membeku (tidak diupdate lagi). Sejak munculnya distro komersial pertama, puluhan perusahaan mulai mencoba menjual barang gratisan ini, dengan berlomba-lomba menghias distro buatannya dengan tool-tool konfigurasi yang lebih mudah digunakan, sistem installer yang lancar, dan kelengkapan paket software yang ditawarkan. Sejarah mencatat, distro yang hari ini populer dua-tiga tahun ke depan bisa saja meredup bahkan punah (Corel Linux...anyone?). Sebuah distro ternyata tidak cukup menjadi distro terbaik atau termudah atau terlengkap, kadang-kadang konsistensi pun diperlukan. Tak selamanya distro yang di dukung perusahaan besar pun tak selamanya bertahan tanpa mempunyai sikap yang jelas. Sebaliknya, distro yang hanya didukung oleh komunitas dan bersifat nonkomersial pun bisa lama bertahan.

Berikut ini lima distro yang populer saat ini, sebagian dari mereka sudah cukup lama berkecimpung di dunia Linux, dan bagaimana mereka bertahan dari serbuan distro-distro baru, berikut ini profil singkat mereka :

  1. RedHat Linux : distro komersial pertama, yang dikeluarkan tahun 1994. Versi terbaru adalah versi 8.0 (September 2002). DI Amerika Serikat bahkan nama RedHat identik dengan Linux. Banyak dicintai dan dibenci, terutama karena sistem RPM, yang menyusahkan dan tidak kompatibel antarversi. Setelah mengubah haluan ke perusahaan service, RedHat semakin dikenal sebagai perusahaan Linux terdepan. Konsentrasi mereka ke pasar korporat, membuat distronya semakin dijauhi pengguna desktop, meskipun menjaga cash flow mereka selalu positif. Untungnya, mereka tetap menyediakan versi gratis distronya. Berita terakhir, RedHat meluncurkan projek Fedora, semacam projek Mozilla dan OpenOffice.org, sebuah versi open source bagi distro RedHat. Distro RedHat mendatang akan sepenuhnya komersial, namun Fedora akan selalu tersedia secara bebas.
  2. SuSE Linux : distro terbesar di Eropa, versi terakhir adalah versi 8.1. Dikenal sebagai distro yang lengkap, one-stop distro, yang sama sekali menolak menyediakan versi gratis untuk didownload (baru tersedia jauh setelah versi komersialnya beredar, tanpa image ISO). Yang ada hanya versi evaluasi. Ini disebabkan mereka melindungi tool konfigurasinya, YaST, dengan lisensi komersial. Belakangan, mereka membuat koalisi dengan SCO (dulu Caldera), Conectiva, dan Turbo Linux untuk membuat distro baru, United Linux.
  3. Mandrake Linux : distro ini pada mulanya dikenal dengan RedHat plus KDE. Versi terakhirnya adalah versi 9.0. Namun setelah RedHat memasukkan KDE dalam distronya (versi 6.0 ke atas), Mandrake mulai menemukan ciri khasnya sebagai distro yang dirancang untuk desktop yang fleksibel (tersedia 10 pilihan desktop dan window manager), dan masih bisa dikembangkan untuk server, dan masih 99% kompatibel dengan RedHat. Sekarang, Mandrake adalah distro desktop yang dominan, karena kemudahan dan setianya mereka pada konsep free software. Tak ada satupun komponen distro mereka, termasuk tool konfigurasinya Drak, yang dilindungi lisensi komersial. Sayangnya, manajemen MandrakeSoft, pembuatnya, agak limbung, dan konon mendekati bangkrut. Sayang sekali jika ini terjadi dan pengembangan distro ini terhenti.
  4. Slackware Linux : salah satu distro tertua (lahir 1993) yang sempat menjadi distro terpopuler di dunia. Dikembangkan sebagai distro nonkomersial (perorangan), CD resminya dikeluarkan oleh Walnut-Creek, sebuah perusahaan yang menjual CD xBSD dan Linux. Versi terakhirnya adalah versi 8.1. Distro ini dikenal fleksibel, namun agak menakutkan bagi pemula karena tidak ada tool konfigurasi semacam Linuxconf (RedHat) atau YaST (SuSE), semuanya dikerjakan secara manual. Bertahan karena setia pada konsep awalnya sebagai distro Linux yang stabil dan hemat (hanya 1 CD).
  5. Debian GNU/Linux : didukung oleh Free Software Foundation, yang selama ini membuat software penunjang Linux, distro ini dirancang sebagai distro yang sangat fleksibel, lengkap, dan 100% gratis. Semua paket software yang disertakan diklasifikasikan secara cermat menurut lisensinya. Versi terakhirnya adalah versi 3.0. Dipastikan sebagai distro dengan dukungan komunitas terbesar di dunia. Konsepnya sebagai distro Linux yang 100% bebas (free), serta tool manajemen softwarenya yang powerful.

Bagaimana dengan para pecundang, yang sempat berjaya namun perlahan meredup? Untungnya tidak terlalu banyak yang bisa disebutkan, namun di bawah ini setidaknya ada contoh-contoh, baik yang meredup, sampai yang punah.

  1. SCO Linux : Dulu diikenal sebagai Caldera OpenLinux, yang perama kali memperkenalkan installer berbasis grafis, yang kini ditiru hampir semua distro besar. Sayangnya, pamor Caldera perlahan meredup karena ketidakkonsistenan mereka. Mereka mulai sebagai distro full komersial, dengan melindungi installer mereka, Lizard, lalu sempat memberikan download gratis untuk menarik pengguna, lalu beralih lagi ke komersial karena merugi. Perubahan nama mereka ke SCO (SCO bergabung dengan Caldera tahun 2000) pun tidak banyak menolong, karena SCO lebih familiar dengan produk Unix. Tanggal 7 Maret 2003, SCO mengajukan tuntutan terhadap IBM dengan menuduh IBM memasukkan kode-kode UNIX warisan Bell Labs (yang dibeli SCO) ke dalam souce code Linux. Tuntutan ini cukup mengejutkan, apalagi diikuti dengan tuntutan SCO bagi perusahaan-perusahaan penguna Linux. Distro SCO Linux (a.k.a Caldera OpenLinux) pun terhenti pengembangannya.
  2. Turbo Linux: Sempat menjadi distro mainstream, namun terus menurun kecuali di timur jauh. Popularitas mereka di Jepang karena dukungan aksara kanji gagal mereka tularkan ke seluruh dunia. Orientasi mereka yang kurang jelas, apakah ke desktop seperti Mandrake atau ke server seperti RedHat membuat mereka jatuh.
  3. Corel Linux : Distro ini sempat menjanjikan pada awal kemunculannya, dengan instalasi semudah Windows. Apalagi Corel sudah dikenal sebagai produsen software terkemuka. Namun, hanya dua tahun sejak diluncurkan, projek ini akhirnya terhenti, dan dijual ke Xandros. Strategi Corel yang salah, mengharapkan penjualan aplikasi, WordPerfect Office dan CorelDraw! melambung, namun ternyata gagal. Selain itu, krisis finansial Corel yang diikuti masuknya Microsoft sebagai pemegang saham agaknya turut mempengaruhi projek Corel Linux dan aplikasi-aplikasinya. Distronya tersedia dalam versi download, namun terlalu tanggung sebagai distro, tanpa aplikasi penunjang. Apalagi kedua aplikasi Corel itu masih menggunakan emulator Wine, belum linux native. Just a thought: Belakangan, sebuah perusahaan bernama CodeWeavers berhasil membuat emulator untuk Microsoft Office
  4. Linux PPC : Salah satu distro inovatif yang berjalan di atas platform PowerMac ini akhirnya menyerah pada tahun 2001
  5. Storm Linux : Perusahaan Stormix akhirnya gagal melanjutkan pengembangan distronya akibat gagal mendapatkan dana tambahan
  6. Stampede GNU/Linux : Salah satu distro yang mencoba meniru Debian, dengan bertumpu pada komunitas, bahkan mempunyai sistem pemaketan sendiri yang dinamakan .spd ini akhirnya menghentikan pengembangannya pada awal tahun 2002
  7. HP Secure Linux : Bahkan perusahaan sebesar HP pun tidak mampu meneruskan pengembangan distro Linuxnya terhitung akhir tahun 2002
  8. Trustix : Perusahaan Trustix AS, pembuat distro Trustix Secure Linux, yang menjadi basis pembuatan distro Trustix Merdeka, WinBI, dan TrustCafe, mengumumkan kebangkrutannya bulan Sepetember 2003. Selanjutnya, beberapa pengembang Trustix Secure Linux melanjutkan pengembangannya dengan nama baru. Sementara Trustix Merdeka nampaknya juga terhenti, WinBI konon akan muncul dengan teknologi baru, WinBI NG.Tawie Server Linux.
Sejumlah distro yang juga perkembangannya terhenti/punah antara lain :
  1. BearOps Desktop Linux OS
  2. Beehive Linux
  3. BluePoint Linux
  4. BYO Linux
  5. Eridani Linux
  6. Happy Linux
  7. HispaFuentes
  8. JBLinux
  9. Kondara MNU/Linux
  10. LRs GNU/Linux
  11. Luminux
  12. Madeinlinux
  13. Neat GNU/Linux
  14. Progeny Debian
  15. Red Office Linux
  16. Spectra Linux
  17. Ututo
  18. Virtual-Linux
Berikut ini, sejumlah distro lain yang masuk Hall of Fame sebagai Historical Distributions:
  1. Linux Antarctiva
  2. Armed Linux
  3. aXon Linux
  4. Definite Linux
  5. Din Linux
  6. DLD Linux
  7. EasyLinux
  8. Elf Linux
  9. Elfstone Linux
  10. Eridani Linux
  11. Gentus Linux
  12. Jurix
  13. KSI Linux
  14. Lanthan Linux
  15. Nomad Linux
  16. PingOO Linux
  17. PLAC
  18. PygmyLinux
  19. Relax Linux
  20. Linux Router Project
  21. SLS Linux
  22. SPIRO Linux
  23. Yggdrasil Linux

Namun, untuk tidak memperpanjang kesedihan, kita berikan juga sederet distro Linux potensial yang diramalkan akan melejit dan bukan tidak mungkin menggoyang lima besar distro mainstream di atas :

  1. Lycoris Desktop/LX
  2. LindowsOS
  3. ELX (Everybody's Linux)
  4. Gentoo Linux
  5. Sorcerer GNU/Linux
  6. YOPER
  7. United Linux
  8. Knoppix
  9. Xandros OS
  10. Peanut Linux

Artikel Terkait

back to index


Homepage ini seisinya © 2002-2007 oleh Imam Indra Prayudi