PENDIDIKAN DASAR FILATELI

Dikompilasi dari Materi PDF IV PPRB, Bandung , 7 - 13 Juli 1996

Oleh : Imam Indra Prayudi (941124)

JENIS-JENIS BENDA FILATELI

  1. Prangko
  2. Souvenir Sheet (Carik Kenangan) : hampir sama dengan prangko, dapat digunakan untuk pengiriman, lebih besar daripada prangko, tepinya tidak bergigi, serta berisi satu atau lebih dari satu seri prangko.
  3. First Day Cover (FDC) / Sampul Hari Pertama (SHP) : diterbitkan bersamaan dengan penerbitan prangko (seri baru), dibubuhi satu seri komplet, terdapat teraan cap hari terbit pertama, ada logo PT Pos Indonesia (kiri atas), nomor registrasi / tahun (bagian belakang), dan dilampirkan buletin / informasi penerbitan.
  4. Sampul Peringatan / Pameran (SP) : untuk memperingati suatu peristiwa (pameran filateli), terdapat teraan cap pameran, dan diterbitkan oeh perkumpulan filateli setempat / dinas pos.
  5. Postal Stationery : berupa kartu pos, warkat pos, atau sampul pos yang bagian mukanya telah tercetak prangko. Di Indonesia disebut kartu pos bergambar, warkat pos berprangko, dan sampul berprangko (PSE).
  6. Maximum Card : kartu pos bergambar, dengan gambar yang sama / mendekati desain suatu prangko, biasanya pada bagian gambar kartu pos ini dibubuhi prangko yang sama / sejenis. Ada teraan cap khusus, biasanya setema dengan gambar di kartu pos / prangko.
  7. Carnet (Folder) : lembaran kertas tebal dalam bentuk lipatan, di dalamnya memuat satu seri prangko, ada teraan cap khusus, serta terdapat keterangan mengenai prangko di dalamnya.
  8. Stamp Pack (Presentation Pack / Post Office Pack) : hampir sama dengan carnet, tetapi tidak ada teraan cap khusus, sehingga prangkonya masih mint.
  9. Label / Carik : lembaran kertas kecil yang dikeluarkan oleh pos, direkatkan pada kiriman pos, seperti : carik pos udara, carik kilat, carik tercatat, dan lain-lain.
  10. International Reply Coupon (IRC) / Kupon Balasan Internasional (KPI) : kupon yang diterbitkan oleh dians pos anggota UPU untuk memudahkan dalam pengiriman prangko balasn ke luar negeri. Kupon ini ditukar dengan prangko di kantor pos negara tujuan penerima surat.
  11. Formulir / Blangko Benda Pos : sampul, kartu pos, warkat pos, kartu C-7 yang dikeluarkan pos. Yang generally used merupakan objek koleksi postal history.
  12. STP / STP Terpadu (Sampul Tanggal Pertama) : sampul hari pertama untuk souvenir sheet, bila ditambahi prangko seri yang bersangkutan dinamakan STP Terpadu, diberi teraan cap tanggal penerbitan / cap SHP, dan diberi ilustrasi pada sampul.
  13. FFC (First Flight Cover) / Sampul Penerbangan Pertama
  14. FDI (First Day of Issue) : USPS / US Postal Service tidak pernah mengeluarkan FDC, hanya cap FDI, bekerja sama dengan pihak swasta ARTCRAFT membuat semacam SHP.
  15. Miniature Sheet (USA) = Souvenir Sheet (Bld) = Block (Ger), ukuran besar
  16. Sheetlet : souvenir sheet yang berisi lebih dari dua / tiga prangko, prangkonya bis asama atau berbeda-beda.
  17. Postal Headquarters : pembesaran prangko seperti aslinya, tanpa cap dan tanpa prangko.

PERLENGKAPAN FILATELI

  1. Album Prangko : untuk menyimpan prangko mint / used, terbagi dua jenis :
    1. Album Strip : prangko tinggal disisipkan saja
    2. Album Tempel : ada contoh prangko, tinggal diberi prangko yang sesuai (menggunakan hawid / mount [mint] atau hinges / engsel [used])
  2. Album SHP : untuk menyimpan SHP / sampul lain, satu lembar berisi 2 - 4 sampul.
  3. Pinset (Penjepit Prangko) : untuk menjepit / mengambil prangko, terbuat dari plastik / logam, bertujuan mengurangi tropis (bintik kuning) yang sering muncul apabila prangko langsung dipegang tangan (terkena keringat). Pinset yang baik berujung tumpul.
  4. Kaca Pembesar : untuk memperjelas penglihatan kita pada benda filateli yang dilihat untuk mengetahui adanya cacat / keistimewaan (misprint, salah cetak). Bentuknya : biasa, dapat dilipat, memakai lampu.
  5. Pengukur Perforasi : untuk mengukur perforasi suatu prangko
  6. Katalog Prangko : untuk mengetahui informasi tentang penerbitan prangko. Isi suatu katalog : nama negara, seri, tanggal terbit, jenis prangko, nilai nominal prangko, nama prangko, gambar prangko, nama perancang, nama perusahaan pencetak, harga prangko (asli dan pasaran, mint [kiri] dan used [kanan]), dan harga SHP.
    Ada empat jenis katalog prangko :
    1. Katalog Dunia, merupakan katalog seluruh negara di dunia
    2. Contoh : Scott (Amerika Serikat), Stanley-Gibbons (Inggris), Michel (Jerman), Yvert et Tellier (Prancis), Zumstein (Swiss).
    3. Katalog Negara, merupakan katalog satu negara saja
      Contoh : Katalog Indonesia dari Pos, Popular (Surabaya), Zonnenbloem (Belanda), dan APPI (sejak tahun 1990)
    4. Katalog Khusus, merupakan katalog berisi koleksi tertentu (tematik)
    5. Katalog Lelang, merupakan katalog yang berisi penawaran sejumlah prangko
  7. Mount (Hawid / Showguard) : untuk membungkus prangko mint, terdiri atas dua plastik, bening dan hitam.
  8. Hinges (Kertas Sendi) : untuk menempelkan prangko used pad aalbum tempel, terbuat dari kertas minyak.
  9. Watermark Detector : untuk melihat watermark pada suatu prangko.
  10. Stamplift : untuk melepas prangko mint yang menempel pada kertas.
  11. Lampu Ultraviolet : untuk melihat fosfor pada prangko.
  12. Arricator : merupakan tanda panah yang digunakan dalam menyusun bahan pameran pada bagian benda filateli yang perlu perhatian khusus.

JENIS-JENIS PRANGKO

  1. Prangko Umum, yang dipakai untuk bea pelunasan surat.
    1. Prangko Biasa (Definitif), untuk memenuhi kebutuhan pemrangkoan sehari-hari
      Contoh : Seri Presiden, Pelita
    2. Prangko Peringatan (Commemorative), untuk memperingati kegiatan tertentu
      Contoh : 50 Tahun Indonesia Merdeka, Sumpah Pemuda
    3. Prangko Istimewa (Special Stamps), untuk mempropagandakan / mempromosikan sesuatu.
      Contoh : Kebudayaan, Margasatwa
    4. Prangko Amal (Charity Stamps), untuk menghimpun dana untuk kepentingan sosial. Ciri-ciri prangko amal, pada harga nominal ada tambahan harga, contoh : 200 +25
      Contoh : Hari Anak Nasional, Cacat Mental
    Jumlah Proses Cetak Masa Edar
    Prangko Biasa Tak terbatasDapat dicetak ulang Kebijakan Pos
    Prangko PeringatanTerbatas (2 juta),
    kadang-kadang kurang / lebih
    Tidak dapat dicetak ulang3 tahun*)
    Prangko Istimewa
    Prangko Amal
    *) Masa edar prangko non definitif 3 tahun :
    Contoh : terbit tahun 1991

    Prangko non definitif waktu edarnya terbatas, habis atau tidak habis sebelum ditarik
  2. Prangko Khusus, dipakai untuk tujuan khusus
    1. Prangko Kilat (1968)
    2. Prangko Pos Udara (Ned Indie)
    3. Prangko Denda / Porto (1991) (= prangko denda = prangko pungut)
    4. Sumbangan Ongkos Cetak (SOC)
    5. Prangko Dinas

BENTUK-BENTUK PRANGKO

Secara umum, bentuk prangko segiempat. Ada pula bentuk prangko : segienam, segitiga, lingkaran, trapesium, belah ketupat. Selain dalam bentuk lembaran (sheet), prangko juga dicetak dalam bentuk :
  1. Booklet (Buku Prangko) : beberapa prangko yang diterbitkan dalam bentuk lembaran kecil dan melekat pada selembar buku kecil. Pada umumnya dijual dengan menggunakan mesin automat. Indonesia pernah mengeluarkan pada tahun 1978, 1979, 1981, 1995, 1996.
  2. Prangko Coil (Prangko Gulungan) : dijual melalui prangko automat, hanya ada dua sisi yang bergigi (horisontal), dua sisi lain (vertikal) tidak bergigi. Contoh : Swedia (Sverige), USA, Kanada.
  3. Prangko Label (Frama Label) : dicetak khusus dan dijual melalui mesin automat (vending machine), tidak berperforasi, nilai nominal tercantum pad alabel. Contoh : Australia, Hongkong, Indonesia (1994)
  4. Prangko Stiker (Peel-and-Stick) : gigi prangkonya lebih runcing, hal yang unik adalah untuk pemrangkoan dan berbentuk stiker. Biasa dikeluarkan oleh negara : Sierra Leone, Tonga, Australia, Amerika Serikat.
  5. Prangko Tiga Dimensi : bentuknya agak tebal, terbuat dari bahan khusus. Sering dikeluarkan oleh negara Bhutan.
  6. Hologram

CAP

Prangko bukan merupakan satu-satunya benda filateli. Di samping prangko masih ada banyak lagi benda filateli yang lain. Salah satu di antaranya adalah cap. Cap yang dimaksud di sini adalah cap pos, antara lain :
  1. Cap Tanggal, biasanya digunakan untuk mematikan prangko dan terdapat pada semua kantor pos, kantor pos pembantu, dan kantor pos tambahan. Cap tanggal terdiri atas empat tipe, yaitu :
    1. Cap Blok Panjang (Large Bulk Stempel)
    2. Cap Blok Pendek (Karte Bulk Stempel)
    3. Cap Rol (Hancol Stempel)
    4. Cap Mesin (Machine Stempel), hanya terdapat di kantor pos terbesar, bentuknya sama dengan cap rol.
  2. Cap Rumah Pos, merupakan fasilitas fisik pelayanan pos di tempat yang belum ada kantor pos pembantu. Surat yang dikirim dari suatu rumah pos diterakan cap rumah pos. Cap rumah pos tidak diterakan di atas prangko. Cap ini terdapat di kantor kecamatan.
  3. Cap Slogan, digunakan pada waktu tertentu saja dan ditujukan untuk mempropagandakan sesuatu.
    Contoh : Cantumkan Kode Pos pada Alamat Anda, Visit Indonesia
    Cap slogan tidak dikenakan di atas prangko.
  4. Cap Pos Militer, digunakan untuk mengecap surat yang dikirimkan oleh instansi militer dari kantor pos militer.
  5. Cap Peringatan (Cap Pameran), biasanya digunakan pada pameran filateli / peringatan peristiwa tertentu, dan sebenarnya tidak bisa mematikan prangko.
  6. Cap FDC, diterakan pada Sampul Hari Pertama (First Day Cover)
  7. Cap PSMI (pekan Surat-Menyurat Internasional), dimulai tahun 1956 diterakan pada sampul PSMI yang diposkan di kantorpos-kantor pos tertentu selama berlangsungnya PSMI (18-21 Oktober). Di Bandung : KPB II, Sentral Pengolahan Pos, dan FilPos
  8. Cap Mesin Prangko (Red Meter Franking), digunakan oleh perusahaan tertentu yang sering mengirimkan surat sehingga tidak perlu menggunakan prangko lagi. Cap ini terdapat di KPB.
  9. Cap Pos lainnya, seperti : cap kilat, kilat khusus, pos udara, pos laut.

ISTILAH DASAR FILATELI

  1. Gutter Pair (Gp), adalah tiga buah prangko yang bergandengan, pada bagian tengah kosong / diisi tanda tertentu.
  2. Se-Tenant (s.t.), adalah dua buah prangko yang desainnya berkesinambungan / bergandengan sehingga ada yang terbagi menjadi beberapa nominal yang sama / berbeda. Contoh : Thomas Cup (1979), Olympic Mexico (1968)
  3. Strip, adalah sama dengan se-tenant, namun terbagi atas lebih dari dua nominal. Contoh : Borobudur (1968)
  4. Tropis (tr) / Gumtoning (Gn), adalah bintik kuning pada bagian belakang prangko yang dapat menyebar merata sehingga terlihat pad agambar prangko, terjadi karena pengaruh suhu dan kelembapan, dapat diatasi dengan : bungkus plastik OPP dan disimpan di tempat yang kering.
  5. Tab, adalah bagian di sisi prangko yang memuat lambang khusus dan tidak bernominal.
  6. Imperforated (Imf), adalah prangko tanpa gigi perforasi, banyak dijumpai pada terbitan lama (abad XIX).
  7. Têté-Bêché (ttbc), adalah dua buah prangko yang memiliki desain sama, tapi ditempatkan secara bertolak belakang. Contoh : Seri ASI (1978), UNDP (1978).
  8. Misprint (mis), adalah prangko salah cetak, misal kekurangan warna / cetakannya bergeser.
  9. Short Sets (s/s), adalah prangko dalam seri tidak lengkap.
  10. Block of Four (B/4), adalah pengumpulan prangko berbentuk blok empat ukuran 2x2.
  11. Register (R), adalah carik label yang disertai dengan resi.
  12. Watermark (wmk), adalah tanda air yang berfungsi mencegah pemalsuan prangko.
  13. Perfins (Perforated Initials), adalah lubang di sekitar prangko berupa inisial / logo suatu perusahaan.
  14. Face Value, adalah harga nominal prangko. Istilah yang berkaitan :
    1. High Value (HV), adalah nominal prangko dengan harga tinggi (US$ 1, £ 1, Rp 1000).
    2. Low Value (LV), adalah nominal prangko dengan harga rendah (1 ¢, 10 ¢, Rp 55).
  15. Traffic Light, adalah suatu gambaran tentang jumlah warna yang digunakan dalam mencetak prangko yang bersangkutan.
  16. Plate Number, adalah pemberian nomor / angka pada bagian margin putih (di luar prangko). Dapat pula di dalam prangko (1858-1880), contoh : Penny Black.
  17. Prangko Cinderella (Cinderella Stamp), adalah prangko yang dikeluarkan tanpa nilai nominal.
  18. Joint Issue, adalah prangko yang dikeluarkan atas kerja sama beberapa negara dengan desain serupa / tidak serupa. Contoh : Indonesia - Pakistan (IPECC), Australia - Selandia Baru - USA - Inggris (200 tahun Australia), Australia - USSR (Eksplorasi Laut), Australia - Indonesia (Koala 96), Thailand - Cina (Gajah), USA - Cina (Bangau), Swiss - USA (White House).
  19. Omnibus Issue, adalah prangko yang dikeluarkan oleh banyak negara dalam rangka peringatan peristiwa tertentu. Contoh : Piala Dunia 1994, Olimpiade, Royal Wedding (1981), HUT Lady Diana.
  20. Barcode, adalah pola garis lurus yang hanya dapat dibac oleh peralatan elektronik. Di Jepang digunakan untuk label R.
  21. Inverted, adalah pencetakan prangko dalam posisi terbalik pada satu sheet / pad aposisi tertentu. Contoh : prangko klasik Inverted Jersey (gambar pesawat terbang).
  22. Official Stamps, adalah prangko yang digunakan khusus oleh dinas pemerintah.
    1. OHMS (On Her Majesty's Service) : India dan jajahan Inggris
    2. Service : Pakistan
    3. Dienstz : Belanda
    4. Offenthig Sak : Norwegia
    5. Official
  23. NVI (Non Value Indicator), adlah prangko tanpa nilai nominal (bukan cinderella) yang hanya berlaku di negara yang bersangkutan. Contoh : Amerika Serikat (kode A, B, C, D, E), Namibia, Singapura.
  24. B/4 st (Block of Four se-tenant), adalah empat prangko bergandengan dengan gambar yang masing-masing berbeda satu dengan yang lain. Contoh : seri Jamboe Nasional 1996.
  25. Missent, adlah salah pengiriman untuk tujuan tertentu.
  26. SOS (Stamp on Stamp), adlah keadaan prangko yang terdapat satu / lebih prangko yang pernah diterbitkan suatu negara. Contoh : seri 35 Tahun Merdeka (1980), 130 Tahun Prangko di Indonesia (1994).
  27. Marginal Inscription, adalah gabungan dari traffic light dan plate number.
  28. Pre Cancels, adalah semacam cetak tindih yang bertuliskan nama kota / seri / kode, seringkali digunakan di Amerika Serikat / Kanada.
  29. Pre Decimal, adalah prangko yang nominalnya berupa pecahan tertentu. Contoh : Inggris (3p), Australia (3d, 3s).
  30. Fancy Cancellation, adalah teraan cap pos dengan gambar khusus (lucu-lucu), dikeluarkan oleh USA (1931).
  31. Reprints, adalah prangko yang dicetak ulang, bisa beda warna, perforasi, kertas. Contoh Australia (ke-1-4 ditandai jumlah koala, ke-5 kanguru, ke-6 1 kangur 1 koala, ke-10 2 kanguru, dst).
  32. Premature, adalah benda filateli yang dikeluarkan sebelum tanggal resmi penjualan. Contoh : seri World Cup 1994.
  33. Fragment, adalah potongan dari sebuah sampul yang berisi satu / lebih prangko, biasanya dalam pameran, yang terjadi karena : sampul yang terlalu panjang atau sampul dalam kondisi rusak.
  34. Booklet Pane, adalah lembaran prangko dalam booklet yang terpisah dari sebuah buku kecil.
  35. Bogus Stamp, adalah prangko palsu (fiktif) untuk tujuan propaganda. Contoh : North Borneo, Nagaland.
  36. Red Meter Franking, adalah teraan pada sampul dengan menggunakan cap mesin warna merah.
  37. Single Franking, adalah prangko yang ditempel pada sampul adalah single issue sesuai dengan rate yang berlaku.
  38. Tagged Stamps, dibagi dua :
    1. Fluorescence, hanya ada / timbul selama sumber cahaya (uv) dinyalakan
    2. Phosphorescence, menyala dalam keadaan ada / tidak sumber cahaya, tergantung waktu.

PERKEMBANGAN TERAKHIR DUNIA FILATELI

  1. Hologram, adalah suatu bentuk cetak tingkat tinggi, dengan menggoyangkan benda filateli (prangko, FDC, PSE, kartu pos, carnet, cachet) akan tampak sejumlah warna yang berlainan untuk objek yang sama. Contoh : prangko USA, Kanada, RRC, Hongkong (kartu pos), Selandia Baru (prangko), Belanda (Souvenir Sheet).
  2. Security Compound Perforation (SCP), adalah suatu bentuk perforasi yang memiliki lubang yang lebih besar daripada ukuran yang ada (dua kali). Pertama kali digunakan di Inggris (2 Maret 1993) pada nominal £ 10, diikuti negara lain (Polandia).
  3. Embossing (Cetak Timbul), digunakan sejak tahun 1838 - 1973 dengan berpola silhouette (tokoh / objek lain). Dewasa ini pada ¾ bagian prangko dengan relief yang timbul. Contoh : Novelle Caledonia / New Caledonia.
  4. Pinggiran Emas / Perak dan sepuhan pada prangko, sebagai daya tarik bagi filatelis pemula. Contoh : Kanada, Malaysia, Inggris.
  5. Tema yang disesuaikan dengan booming publik . Contoh : Walt Disney (Beauty and The Beast), Hanna-Barbera (The Flintstones), The Dinosaur (Jurassic Park).
  6. Silk (Cachet Cover) di Benham (Inggris).
  7. Magic Eye (Stereogram), dikeluarkan pertama kali oleh Guernsey.
  8. Info Dinas Pos di internet, contoh : UNPA, Aland, Konda.

BAGIAN-BAGIAN PRANGKO

Sebuah prangko mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
  1. Nama negara yang terletak pada bingkai (frame);
  2. Nilai nominal (denomination);
  3. Gambar (vignette / portrait);
  4. Perforasi (perforation), adlah bagian yang melengkung / bundar, bagian kertas prangko yang dicacah dengan alat pencacah;
  5. Gigi Perforasi (perforation tooth), adalah bagian yang menonjol, patahan dari dua prangko;
  6. Margin (tepi prangko), adalah bagian paling tepi dari sebuah prangko, perforasi dan gigi perforasi termasuk bagian margin;
  7. Garis Tepi (borderline), adalah batas antara gambar dengan tepi prangko. Batas ini bukan berupa garis tersendiri, tetapi bagian tepi gambar dianggap sebagai garis tepi;
  8. Bingkai (frame) adalah bagian terluar / terdekat gambar utama. Bingkai ini sebenarnya bagian dari margin, garis tepi, dan tulisan (huruf, angka, kata) yang terdapat di sekeliling gambar;
  9. Cap Pos (postmark / cancellation), khusus pada prangko used;
  10. Watermark / Tanda Air, untuk menghindari pemalsuan;
  11. Cetak Tindih, jika ada hal-hal tertentu, waktu terbatas, dan lain-lain;
  12. Gom (perekat / lem), terdapat pada bagian belakang prangko;
    1. Logo Perum Pos dan Giro, digunakan antara tahun 1985 - 1995 yang diberi tanda khusus berupa logo Perum Pos dan Giro. Letak logo ini tidak beraturan;atau
    2. Logo PT Pos Indonesia (Persero), digunakan sejak Perum Pos dan Giro berubah menjadi PT Pos Indonesia (Persero) dan letaknya beraturan. Logo-logo ini dapat dilihat dengan lampu ultraviolet / dimiringkan ke tempat yang terang.

WATERMARK (TANDA AIR)

Definisi

Gambar pada sehelai kertas yang dapat dilihat bila kertas diterawangkan ke arah cahaya.

Tujuan

Menghindari pemalsuan prangko
Kadang-kadang, ada pula prangko yang dicetak pada kertas yang memakai watermark.

Contoh : Prangko Indonesia tidak ada yang ber-watermark, kecuali seri Porto 1950 (cetak tindih), dicetak di Melbourne dengan watermark C of A (Commonwealth of Australia).
Cara untuk melihat watermark : direndam dalam air.
Apabila tidak dapat dilihat dengan cara di atas, maka dapat dilihat dengan alat khusus : philatector, watermak detector.

CETAK TINDIH

Ada dua jenis cetak tindih :
  1. Overprint, yaitu cetak tindih yang hanya bertuliskan kata saja.
  2. Surcharge, adalah cetak tindih untuk mengganti nilai nominal prangko. Catatan :
  3. Surcharge dilakukan jika :
    1. Mengubah nilai mata uang;
    2. Waktu transisi (sementara);
    3. Waktu terbatas

Contoh cetak tindih :

  1. Surcharge
    1. Bencana Alam I (7 Februari 1961), dari seri Hasil Bumi;
    2. Presiden Soeharto (1 Februari 1991), dari Rp 55 menjadi Rp 50;
    3. Seri Alat Musik 1967 menjadi seri Porto;
    4. Zaman transisi / prangko sisa dari penjajahan Belanda dan Jepang;
    5. Bencana Alam 1953 (8 Mei 1953) di atas seri Gedung PTT yang bernominal 35 sen ditambah 10 sen.
  2. Overprint
    1. RIS (1 Mei 1950) dari seri Candi dan Bangunan;
    2. 65 dan Sen (13 Desember 1965) dari sebagian seri Presiden Soekarno (1964, 6v) dan sebagian seri Alat-Alat Transportasi (1964, 3v);
    3. SS dengan c.t. Italia World Champion (14 Juni 1982);
    4. Indopex '93 (20 April 1993) dalam seri Kupu-Kupu;
    5. Indopex '93 (29 Mei 1993) dalam seri 700 Tahun Surabaya;
    6. Primera '95 dari seri Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC);
    7. Riau;
    8. UNTEA;
    9. Irian Barat.

PERFORASI

Definisi

Lubang kecil yang terdapat di antara prangko pada suatu lembar prangko yang berfungsi untuk memudahkan pemisahan prangko.

Pada awal hadirnya prangko di dunia dibuat tanpa perforasi. Sistem perforasi ditemukan oleh Henry Archer (Irlandia) pada tahun 1847. Prangko berperforasi pertama muncul di Inggris (1864). Perforasi diukur dengan cara menghitung jumlah lubang sepanjang 2 cm.
Contoh : Perforasi 12 x 11½ artinya : bagian atas dan bawah prangko setiap 2 cm mempunyai 12 lubang, bagian kiri dan kanan prangko setiap 2 cm mempunyai 11½ lubang.

Alat untuk mengukur perforasi disebut pengukur perforasi (perforation gague). Tujuan alat ini adalah untuk mengetahui keaslian suatu prangko (untuk mengetahui ukuran perforasi, lihat pada buletin pada SHP seri yang bersangkutan). Alat pengukur perforasi terbuat dari karton atau plastik. Apabila terdapat perbedaan dengan yang sesungguhnya maka hal ini dapat membuat prangko tersebut berharga.
Catatan :

Tiga macam perforasi :

  1. Perforasi Garis / Line : Amerika
  2. Perorasi Sisir / Comb : Indonesia
  3. Perforasi Blok : untuk souvenir sheet
Selain perforasi ada juga roulette. Apabila perforasi melubangi kertas, roulette tidak.
Dalam katalog prangko kadang-kadang ditemukan perforasi P (=perforasi garis) P...x... atau L (=perforasi sisir) P...:... Jika kita mempunyai pengukur perforasi yang terbuat dari karton, maka kita akan melihat tujuh jenis roulette seperti tipe saw, serpentine, dll.
Satu lembar prangko dalam bahasa Belanda = 1 vel, dalam bahasa Inggris = 1 sheet.
Security Compund Perforation (SCP), diterapkan di Inggris, Skotlandia.

MINT DAN USED

Mint

Keadaan prangko yang belum dicap

Used

Keadaan prangko yang sudah dicap.

Tingkatan mint dan used :

Ciri-ciri cto :

Perbandingan Harga :

  1. mint : Rp 1000
  2. used : Rp 500
  3. cto : Rp 100

Penilaian Prangko Used

  1. Prangko used yang baik teraan cap = 25% dari permukaan prangko
    Nilai turun apabila : menutupi prangko (capnya) dan tinta terlalu tebal
  2. Cap baik : bundar dan asli dikeluarkan oleh Pos (CDS = Circulated Date Stamp)
  3. Tidak mempersoalkan gom (lem)

Kurang disukai filatelis :

  1. Cap slogan, gelombang
  2. Cap > 25% dari permukaan

Menyimpan prangko mint / used :

  1. Mint :
    1. Dibungkus plastik tiap prangko (plastik OPP)
    2. Mount merk Hawid / Prinz / Lighthouse
    3. Jangan gunakan kertas engsel (nilai turun)
    4. Jangan dibungkus satu album secara rapat
  2. Used :
    1. Tidak perlu dibungkus plastik per prangko
    2. Langsung masuk album
    3. Dapat menggunakan hinges
Meletakkan album prangko harus berdiri, tidak boleh tidur / ditumpuk.

SALAH CETAK (MISPRINT)

Contoh Misprint :

Misprint di Indonesia :

FAO 1981 (pemalsuan jumlah telur 5 menjadi 6) Pelita 1969 [kelas 3 (Indonesia), kelas 1 (Belanda), nominal Rp 15,00]

UKURAN PRANGKO

Ukuran standar internasional prangko adalah sebagai berikut :
KODE UKURAN KERTAS(mm) UKURAN GAMBAR(mm)
A 24,25 x 31,50 21,25 x 28,50
B 20,80 x 25,30 17,80 x 22,30
C 24,00 x 31,96 21,00 x 28,96
AA 31,50 x 45,50 28,50 x 42,50
BB 25,30 x 41,60 22,30 x 38,60
CC 31,96 x 48,00 28,96 x 45,00
E 31,00 x 31,00 29,00 x 29,00
EE 31,00 x 64,00 29,00 x 61,00

PROSES PENGADAAN PRANGKO

Kegiatan Depparpostel Ditjen Postel Perum Peruri Kantor Pusat Loket Filateli
1. Usulan dari Departemen / Lembaga 15 Hari
15 Hari
2. Rapat Tim Pembina Filateli / Prangko 30 Hari
45 Hari
3. Persiapan dan Pencetakan Prangko 90 Hari
135 Hari
4. Distribusi Prangko 35 Hari
170 Hari
5. Persiapan Penjualan Prangko 5 Hari
175 Hari

BLACKLIST

Definisi

Prangko-prangko yang secara resmi tidak diakui oleh UPU karena sebab-sebab tertentu. Blacklist digolongkan menjadi beberapa bagian :
  1. Kelompok Jazirah Arab (akhir 60-an dan awal 70-an), mengeluarkan prangko sendiri tanpa batas (tidak tergantung UPU).
    1. Abu Dhabi
    2. Ajman
    3. Dubai
    4. Fujeira
    5. Khor Fahkan
    6. Ras Al Khaima
    7. Sharjah
    8. Umm Al Qiwain
    9. Manama
      1 - 9 tahun 1972 bergabung menjadi Uni Emirat Arab dan diakui UPU
    10. Hadramaut
    11. Mahastate
    12. Q'uaiti State
    13. Kahtin State of Seiyun
    14. Upper Yafa
      9 - 14 tahun 1970 bergabung menjadi Yaman Selatan (PAR Yaman)
    15. Yordania , resminya Hashemite Kingdom of Jordan
    16. State of Oman , resminya Oman / Sultanate of Oman / Oman & Muscat
    17. Dhofar (propinsi dari Oman)
    18. Mutawakelite Kingdom of Yaman ,resminya Yemen
  2. Kelompok tertentu, seri-seri dari negara yang belum diakui UPU yang menyimpang dari standar, pernah terjadi pada :
    1. Paraguay : cto, cetakan baik, 1 seri > 4 v
    2. Panama : idem
  3. Kelompok negara palsu, hanya propaganda pihak oposisi / pemberontak lawan pemerintah yang berkuasa demi memperjuangkan kemerdekaan wilayahnya, disebut Bogus Stamp
    1. RMS (Republik Maluku Selatan)
    2. PRRI / PERMESTA
    3. Negara Kesatuan Kalimantan Utara (1961)
    4. Republik Abkhazia dan Batum (di Republik Georgia)
    5. Republik Tuva (di Rusia)
    6. Nagaland (di India)
  4. Kelompok Pulau Kecil, berlaku untuk wilayah suku itu sendiri dan tidak diakui UPU
    1. Staffa
    2. Surif Islands
    3. Bernera Islands
    4. Shetland Islands
    5. Fasdale Islands
    6. Eynhalkou
  5. Kelompok Negara dalam Negara
    1. Transkli, Ciski, Venda, Bophutatswana (bagian Afrika Selatan)
    2. Eritrea di Ethiopia (sejak 1993 merdeka dan diakui UPU)
    3. ND Hrvatska (Yugoslavia)
    4. Biafra (Nigeria)
    5. Katanga (Rep. Dem. Kongo)
  6. Kelompok yang pernah tidak diakui UPU
    1. Afrika Selatan (sampai 1985)
    2. Israel
  7. Kelompok Khusus, hanya untuk beberapa seri untuk tiap negara, jumlahnya sangat banyak, untuk Indonesia hampir dikatakan tidak ada, pernah terjadi pada seri Bunga (1965-1966) di Indonesia.
  8. Prangko Palsu (memalsukan prangko asli)

MENATA PRANGKO

Cara pengerjaan / prosedur penyusunan

  1. Sediakan 6 - 10 prangko used, setema, mancanegara (bertujuan untuk mencari judul)
  2. Pilihlah kondisi prangko yangbaik (tidak sobek / cacat, dll)
  3. Sebarkanlah prangko-prangko tersebut pada kertas pameran yang telah tersedia secara merata, tidak terlalu kosong / penuh
  4. Bila telah disebar secara merata, tentukan letak prangko yang benar, dengan menggunakan pensil, tentukan empat sudut (terluar, dengan jarak + satu kotak terluar prangko). Antartitik tidak dihubungkan dengan pensil
  5. Setelah semua prangko dipasang secara tepat, tidak ada yang miring, digunakan spidol / sejenisnya warna hitam untuk pengotakan secara rapi
  6. Tempelkan hinges (¼ bagian) pada bagian belakang prangko dengan lem. Tunggu hingga kering dan sisanya diberi lem (¾ bagian) dan tempelkan pad akertas pameran
  7. Setiap benda filateli wajib diberi keterangan. Cantumkan pada judul dengan tulisan besar, simetris, serta keterangan secara umum
  8. Batas benda filateli paling bawah harus sama
  9. Berilah nama dan alamat pada bagian belakang kertas
  10. Sebelum diserahkan kepada petugas, periksa sekali lagi posisi prangko, miring / tidak.

Beberapa kesalahan mendasar

  1. Tidak ada judul, keterangan secara umum (kadang kala bisa ditiadakan) dan per prangko
  2. Antara judul dan keterangan sama besar ketinggian hurufnya
  3. Penyebaran prangko tidak merata (terlalu kosong / penuh)
  4. Pemasangan prangko miring
  5. Pengotakan kurang tepat
  6. Kesesuaian antara judul dan keterangan, antara prangko dan keterangan tidak sama
  7. Tidak diberi bingkai, hanya pensil
  8. Baik pengotakan maupun keterangan tidak menggunakan tinta hitam
  9. Prangko tidak dapat dibuka jendelanya (pembuktian ¾ menempel pada kertas pameran)
  10. Batas bawah benda filateli tidak sama.

KELOMPOK PENGUMPUL PRANGKO

Digolongkan berdasarkan tujuan membeli prangko, sebagai berikut :
  1. Pengumpul Murni, dengan ciri-ciri :
  2. Pengumpul Investor, dengan ciri-ciri :
  3. Pedagang Prangko, dengan ciri-ciri :
Profesi yang berkaitan dengan prangko, seperti :
  1. Juru Lelang (periodik, sifat tertulis / langsung)
  2. Importir dan Eksportir Prangko
  3. Agen Filateli (mendapat provisi tertentu dan pembelian dalam jumlah besar), untuk prangko Indonesia di Amsterdam (wilayah Eropa dan Afrika)
  4. Expert : ahli yang meneliti prangko mahal / langka dengan mendapat imbalan dengan persentasi tertentu dari nilai prangko yang bersangkutan serta mengeluarkan sertifikat jaminan dan foto prangko yang diteliti
  5. Wartawan Filateli : menginformasikan berita-berita kepada publik yang berkaitan dengan filateli
  6. Penerbit Filateli : mengeluarkan katalog prangko dalam periode tertentu.

KOLEKSI NEGARA DAN TEMATIK

Koleksi filateli dibagi dua, yaitu negara dan tematik
  1. Koleksi Negara, yaitu koleksi filateli berdasarkan satu negara misalnya: Indonesia, Malaysia
  2. Contoh : Koleksi Indonesia dapat dikhususkan menjadi :
  3. Koleksi Tematik, yaitu koleksi filateli berdasarkan satu tema : Pramuka, Olah Raga

Perbedaan Koleksi Negara dan Tematik

Faktor-Faktor Koleksi Negara Koleksi Tematik
1. Pengadaan Bahan Sulit Mudah
2. Harga Relatif Mahal Relatif Murah
3. Pengumpul Senior Yunior
4. Yang Dikoleksi Satu Negara Satu Tema
5. Penguasaan Pengetahuan Periode Tertentu Secara umum, tema tertentu

MENUJU PAMERAN FILATELI

Pameran Filateli merupakan puncak kegiatan hobi filateli Kelas yang tidak dipertandingkan :
  1. Koleksi Dewan Juri
  2. Koleksi Institusi / Lembaga (Dinas Pos, Percetakan, Museum)
  3. Koleksi Eksibisi para pemenang yang pernah mendapat medali tertinggi (gold)
Kelas yang dipertandingkan :
  1. FIP Championship Class atau FIAP Championship Class (3 emasFIP / 3 emas besar FIAP selama 10 tahun) sebanyak 8 frame
  2. Traditional Philately : definitif
  3. Postal History : postally used
  4. Aerophilately : pos udara
  5. Thematic Philately : FIP ($20 / frame) FIAP ($10 / frame)
  6. Youth Philately :
  7. Maximaphily : maximum card
  8. Literature :
  9. Mophila Salon : koleksi selama 10 tahun terakhir, dijuri oleh publik, pameran 3 - 5 frame
  10. Postal Stationery
  11. Revenue Section (fiscals, revenue, photograph)
  12. Ecophila

Medali dan Penilaian

Senior Yunior Nilai (FIP) Nilai (FIAP)
Large Gold
-
95 ke atas
-
Gold
-
90 - 94
-
Large Vermeil Large Vermeil 85 - 89 85 ke atas
Vermeil Vermeil 80 - 84 80 - 84
Large Silver Large Silver 75 - 79 75 - 79
Silver Silver 70 - 74 70 - 74
Silver Bronze Silver Bronze 65 - 69 65 - 69
Bronze Bronze 60 - 64 55 - 64
Diploma Diploma 45 - 59 45 - 54
Certificate Certificate 0 - 44 0 - 44

Peraturan Penjurian

MENUJU TINGKAT LANJUTAN

  1. Menentukan tema / negara (persiapan untuk menata prangko / pameran)
    1. Tematik
    2. Negara
      • Tujuan : membeli hanya yang dituju saja (periodisasi tertentu), contoh : 1864 - 1942, dan lebih hemat / tidak membeli semua benda filateli yang ada
      • Bagi filatelis pemula yang ingin mengumpulkan koleksi negara RI, dapat dimulai untuk periode 1958 - 1969, 1985 - sekarang, karena nilai filatelinya masih terjangkau dan mudah dicari
      • Sebaiknya membeli secara berurutan, tidak diacak
      • Biasanya dikumpulkan filatelis senior
  2. Mendapatkan benda filateli yang baik

Tiga langkah dasar yang harus diketahui

  1. Mengumpulkan benda filateli apa saja
  2. Membaca pengetahuan dasar filateli
  3. Meningkatkan benda filateli dan penguasaan materi (merawat dan meletakkan yang benar)
    Jangan lupa tanamkan sikap : hemat, teliti / cermat, jujur, ketekunan, dan disiplin

Tips membeli prangko

  1. Perhatikan secara keseluruhan keadaan prangko -> tropis, cacat, robek, terlipat, gom tipis, kebersihan, luntur, noda, tekanan cap, dll
  2. Setelah Anda menilai baik semua keadaannya, lihat besar nominal prangko tersebut
  3. Anda harus dapat membedakan antara postally used, cto, blacklist
  4. Setelah dipertimbangkan masak-masak (segi harga), tanyakan harganya
  5. Apabila cocok, silakan membeli.

SEJARAH PRANGKO DAN FILATELI

Pada dasarnya : komunikasi -> universal -> surat dan pelunasan dengan prangko Komunikasi sudah dimulai sejak zaman dahulu, melalui :
  1. Menggunakan bahasa isyarat tangan
  2. Cara berteriak
  3. Dengan memukul kentongan
  4. Dengan memukul gong
  5. Dengan terompet (sangkakala)
    a - e disebut komunikasi secara lisan
  6. Komunikasi dengan cahaya / api
  7. Dengan asap
  8. Dengan menggunakan obor
    f - h disebut komunikasi secara visual
  9. Prasasti (huruf Pallawa)
  10. Dengan daun lontar
  11. Tulisan / lukisan di dinding gua / batu-batu gua
    i - k disebut komunikasi secara tulisan
  12. Mengirimkan kurir (yang membawa kertas papyrus)
  13. Pesan di atas batu
  14. Pesan di atas kain
  15. Pesan di atas batang bambu
  16. Pesan di atas kulit

  17. m - p disebut media pengiriman informasi melalui jasa kurir
Komunikasi juga telah dikenal sejak bangsa Mesir dan Babylonia kuno
  1. Bangsa Mesir, 2600 - 2500 SM (zaman Dinasti Pharaoh) -> rute Libya - Ethiopia - Jazirah Arab
  2. Bangsa Babylonia Kuno, 1900 SM (Raja Hammurabi)
  3. Bangsa Assyria, 668 - 626 SM
  4. Bangsa Persia, 559 - 530 SM
  5. Bangsa Yunani Kuno, 521 - 486 SM
  6. Bangsa Romawi Kuno, 27 SM - 14 M
  7. Bangsa Arab, 749 - 1258 M
Sebelum ditemukan prangko, untuk pelunasan biaya surat sudah mulai dikenal (1800-1n_, di antaranya :
  1. Frans Von Taxis (1500 M) : memperkenalkan cara memberikan bea bagi sipengirim berita yang kemudian dikenal sebagai Thurn- Taxis Post
  2. Fenovard de Villayer (1653 - 1660) : memperkenalkan Siluer de Port Paye, yaitu sertifikat pembayaran bea untuk pengiriman surat
  3. Sir Rowland Hill (6 Mei 1840) : Bapak Prangko pertama di dunia Penny Black (rancangan Charles Heath), dengan ciri-ciri :
Gagasan mengenai prangko sebelum tahun 1840 antara lain :
  1. Tahun 1823 oleh Curry Gabriel Traffenberg (Swedia), mengusulkan penataan kembali sistem perposan. Pengirim surat menggunakan amplop yang sudah tercetak 'prangko' di atasnya.
  2. Tahun 1834 oleh Charles Knight (Inggris), mengusulkan penggunaan pembungkus pos dengan tulisan 'One Penny' tercetak di atasnya agar pengiriman lebih cepat sampai.
  3. Tahun 1834, oleh James Clalmers of Dundee, mengusulkan semacam stiker yang telah tertulis bea untuk pengiriman surat.
  4. Tahun 1835, oleh Loment Kosir (Austria), mengusulkan penggunaan prangko sebagai bea pengiriman surat.

Istilah filateli diperkenalkan oleh George Herpin (Prancis) pada tanggal 3 November 1864. Filateli berasal dari bahasa Yunani, Philos (teman) dan Atelia / Ateleia (pembebasan). Filateli diternitkan oleh sebuah majalah dengan nama 'Collections de Timbre Paste'. Kata 'prangko' berasal dari bahasa Latin 'Franco' (tanda pembayaran untuk melunasi biaya pengiriman surat). Orang mengumpulkan benda-benda filateli disebut Filatelis. Tahun 1860, perkumpulan filatelis berdiri di Kanada, Inggris, Jerman, Belgia, dan Prancis. Perkumpulan Filatelis pertama di Inggris (London) : Philatelic Association (1869), Perkumpulan Filatelis Royal (1906). Pameran filateli pertama diadakan tahun 1852 di Brussel, Belgia, yang kedua tahun 1870 di Dresden, Jerman.

Beberapa tokoh / orang yang mengumpulkan prangko sebagai hobi

  1. Dr. Gray (pejabat museum) di Inggris (1841)
  2. Zeant Baptish (Belgia, 1848) pada usia 15 tahun
  3. Sir Daniele Cooper (1821 - 1902)
  4. Judge Frederich Adolphus Philbirck (1835 - 1910)
  5. M. La Rénotiéré (1848 - 1917)
  6. James Ludovic Lindsay (1847 - 1913)
  7. Henry J. Duveen (1856 - 1919)
  8. Alfred, Duke of Edinburgh, putra kedua Ratu Victoria (1844 - 1900)
  9. Raja George V (Inggris), mulai mengoleksi prangko sejak menjadi calon opsir laut di Bacante
  10. J.A. Tilleard (1850 - 1913)
  11. Sir Edward Denny Bacon (1860 - 1938)
  12. Sir John Wilson Bt. (1898 - 1975)
  13. King of Carol II (rumania, 1893 - 1953)
  14. Raja Fuad (Mesir, 1936)
  15. Beberapa pangeran dari India
  16. Pangeran Windsor (1894 - 1972)
  17. Franklin D. Roosevelt, Presiden USA (1882 - 1945)
  18. Arthur Hind (1856 - 1933)
  19. Anatoly Karpov
  20. Ibu Tien Soeharto, pendiri MUPI (1984)

SEJARAH POS DI INDONESIA

VOC (1596) : kapal Belanda dipimpin Cornelis de Houtman memberi dua surat untuk disampaikan kepada Raja Batavia dan Banten. Kantor pos pertama didirikan diBatavia (26 Agustus 1746) oleh Gubernur Jenderal Baron van Imhoff.

Prangko pertama di Indonesia

Ciri-ciri lain :
  1. Tidak berperforasi
  2. Tidak ada gom / lem
  3. Tulisan atas / bawah : 10 cent dan Potzegel; kiri / kanan : Nederl dan Indie
  4. Hanya beredar dan berlaku di Indonesia
Tahun 1868 keluar prangko serupa, menggunakan perforasi

Periodisasi pos di Indonesia

Prangko dan benda filateli keluaran Indonesia dikeluarkan oleh Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) di Jakarta.

Masa Kerajaan

Masa VOC

Masa Pemerintahan Rep. Belanda

Masa Pemerintahan Daendels (1808 - 1811) -> Prancis

Masa Pemerintahan Raffles (Inggris, 1811 - 1814)

Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Masa Pemerintahan Jepang (1942 - 1945)

PERCETAKAN PRANGKO INDONESIA

Tahun 1945 -> seri Perjuangan, diterbitkan di Yogyakarta dan tempat lainnya Dewasa ini prangko Indonesia dicetak di Perum Peruri Perkembangan pencetakan prangko Indonesia hingga dewasa ini mengalami perkembangan pasang surut dalam periode tertentu. Berdasarkan catatan selama ini telah lima kali prangko Indonesia dicetak oleh lembaga percetakan baik dalam maupun luar negeri :
  1. Seri Presiden (1951), cetakan Percetakan Kebayoran
  2. Seri HUT UNO ke-6 (1951), Percetakan American Bank Note
  3. Seri Pertamina (1974), percetakan di Jepang
  4. Seri Porto c.t. 2 ½ sen di atas 20 sen, percetakan di Melbourne
  5. Prangko lainnya dicetak di Perum Peruri
  6. Seri Ikan Hias, dicetak di Kudus (?) -> hologram
Selain itu, di masa perjuangan, pernah pula prangko Indonesia dikeluarkan / dicetak di luar negeri, seperti :
  1. Seri Prangko Wina (Austria) oleh Staats Ducherei, proses cetak photoengraving
  2. Seri Prangko Blokade dan seri lainnya dicetak di Amerika (E.W. Wright Bank Note Company). Nominal : Rp 5,00, Rp 10,00, Rp 25,00 (High Value), proses cetak engraving.

MATERI PDF IV PPRB - 1996 (lengkap) :

  1. Latar Belakang, PPRB, AD/ART, Sekretariat, Kepengurusan, dan Kegiatan PPRB
  2. Struktur Organisasi Pos
  3. Kesekretariatan dan Teknik Mengelola Organisasi
  4. Menata Prangko*
  5. Open Philately
  6. Sejarah Hadirnya Prangko dan Memulai Hobi Filateli*
  7. Sejarah Pos di Indonesia*
  8. Mint dan Used*
  9. Jenis-Jenis Benda Filateli dan Perlengkapan Filateli*
  10. Jenis-Jenis dan Bentuk-Bentuk Prangko*
  11. Cetak Tindih, Bagian-Bagian Prangko dan Perforasi*
  12. Mengumpulkan Cap, Salah Cetak, dan Pencetakan Prangko Indonesia*
  13. Data Teknis Prangko
  14. Tim Pembina Pemrangkoan dan Filateli
  15. Proses Pengadaan Prangko*
  16. Kebijakan Pos mengenai Filateli
  17. Pemusnahan Prangko
  18. Kelompok Pengumpul Prangko*
  19. Istilah Dasar Filateli dan Perkembangan Terakhir Dunia Filateli*
  20. Identifikasi Nama Negara dan Letaknya
  21. Museum sebagai Sarana Visualisasi
  22. Pelayanan Jasa Pos dan Fasilitas Fisik
  23. Blacklist*
  24. Menuju Tingkat Lanjutan*
  25. Menuju Pameran Filateli.*
- dedicated to Mbak Yani, Amel, Ira, dan Nina, wherever you are now.. -.