Islam Agama Rasional
Sejak kecil aku lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga Katholik yang taat. Soal pendidikan pun aku di sekolahkan
di lembaga pendidikan Katholik. Pendidikan dasar di SD Theresiana Semarang. SMP Dominico Savio Semarang, SMA Loyola
Semarang. kemudian lanjutkan studi ke Universitas Katholik Atmajaya Jakarta di Fakultas Teknik jurusan Arsitektur.
Sejak remaja aku tercatat sebagai aktivis gereja, iktu aktif di organisasi Pemuda Katholik, menjadi anggota Presidium
Mahasiswa Katholik Republik Indonesia(PMKRI). Pernah aktif menjadi pengurus di Paroki, Keuskupan, dan Kerasulan
Awam. Aku juga penah menjadi pembina di Pimpinan Pusat Pemuda Katholik. Juga pernah menjadi ketua panitia pembangunan
Gedung Bintang yang digunakan sebagai tempat perkumpulan Umat Katholik Semarang.
Disamping aktif di organisasi keagamaan, aku juga aktif di KNPI Jawa Tengah dan Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan
Bangsa (Bakom PKB) Kodya Semarang. Sedang ketika masih pelajar dulu aku aktif di Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia
(KNPI), dan juga ikut dalma organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).
Semula, pandanganku tentang Islam sangat negatif, diataranya terbentuk opini publik bahwa umat Islam itu suka berperang.
Misalnya, perang Iran-Irak. Pemeluk (umat) nya banyak yang tidak disiplin, terlibat KKN, dan prilaku buruk lainnya.
Tetapi, entah mengapa, pada tahun 1996 aku mulai mempelajari berbagai buku-buku keagamaan umat lain termasuk buku-buku
Islam.
Semakin banyak membaca literatur keislaman, pengetahuanku tentang Islam makin bertambah. Setelah kurasa cukup,
aku kemudian bertukar pikiran dengan seorang ustadz, namanya Habib Ahmad Syakur di Semarang. Pada pertemuan itu
aku dijelaskan banyak hal tentang Islam. Penjelasan habib tentang Islam sangat rasional dan humnistik. Ternyata,
nabi penyebar agama Islam, yaitu Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang jujur, rendah hati, dapat dipercaya dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Hal-hal yang kurang kuketahui dari agama Islam, kutanyakan langsung pada Habib Ahmad Syakur. Bahkan konsep ketuhanan
dalam Islam dapat dijelaskan dengan rasional. Tidak dogmatis. Sejak itu Habib Ahmad Syakur kujadian sebagai guru
pembimbing.
Aku pertama kali tertarik pada Islam, yaitu pada hal-hal yang berbau mistis, juga ajaran tasawuf dan tarekat. Oleh
guruku aku disuruh mencari ketenangan batin di goa yang terletak di Pacitan, Jawa Timur, dan juga ziarah ke makam
wali, yaitu Sunan Gunung Jati Cirebon, Jawa Barat.
Pada tahun 1997 setelah mantap mempelajari agama Islam, aku mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan guruku
Habib Ahmad Syakur dan disaksikan oleh dua temanku yang terkejut. Aku mungkin mengecewakan teman-teman dan keluargaku.
Bahkan anak dan istriku tidak menyetujuinya sampai sekarang.
Pada awal-awal aku masuk Islam, aku belum sepenuhnya melaksanakan shalat lima waktu. Paling sering aku hanya shalat
Maghrib dan Isya'. Jika shalat terasa semutan. Untuk lebih memahami Islam, aku mengundang guru agama Islam untuk
mengaji Al-Quran.
Sebagai warga negara Indonesia, aku saat ini mulai tertarik pada masalah politik. Akupun bergabung dengan Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah, menjabat sebagai Wakil Sekertaris. [Suratin/Albaz]
- = 0O0 =
-