PMKRI Cabang Denpasar Online Kririk dan Saran
 
PMKRI Cabang Denpasar
 
Tentang Kami
Buku Tamu
Foum Diskusi
Margasiswa
Struktur DPC
Alumni
Buletin Genta
Daftar Anggota Baru
  
   
Berita Utama

Wapres soal Pertemuan dengan Bush
Tokoh Agama Islam Bebas Bersikap


Jakarta, Kompas - Keputusan empat tokoh agama Islam di Indonesia untuk menghadiri pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat George W Bush di Bali tanggal 22 Oktober 2003 bergantung sepenuhnya pada mereka yang menerima undangan terkait. Dalam kaitan itu, Wakil Presiden Hamzah Haz hanya menyarankan agar keputusan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan manfaat yang bisa dipetik dari pertemuan nanti.

"Harus dilihat kepentingan dari pertemuan itu. Jika pertemuan tersebut penting untuk kemaslahatan umat, maka tidak apa-apa hadir di sana," tutur Wakil Presiden (Wapres) seusai shalat Jumat di Masjid Al Ittihad di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (17/10).

Dalam lawatan sekitar empat jam di Bali, Rabu pekan depan, selain mengadakan pertemuan dengan Presiden Megawati Soekarnoputri, Bush diagendakan juga bertemu dengan empat tokoh agama Islam Indonesia. Keempat tokoh dimaksud adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi, Rektor Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra, dan pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung Abdullah Gymnastiar.

Menurut Wapres, penilaian terhadap pertemuan tersebut sepenuhnya ada pada empat tokoh tersebut. "Kami serahkan kepada mereka masing-masing, apakah pertemuan itu ada gunanya atau tidak," ujarnya.

Namun, lanjut Wapres, bila pertemuan tersebut semata- mata untuk mendiktekan pandangan Presiden Amerika Serikat (AS) kepada para tokoh, pertemuan tersebut tidak ada manfaatnya. "Kalau hanya untuk mendikte, buat apa kami datang. Namun, kalau untuk menjelaskan apa yang terjadi, ya enggak apa-apa," kata Hamzah yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP).

Menanggapi seruan Bush agar Indonesia menjelaskan wataknya kepada dunia, Hamzah mengatakan, "Apa yang harus dijelaskan. Sebab, tidak ada istilah Islam keras atau Islam moderat. Yang ada adalah Islam yang ramah dan menjunjung tinggi nilai moral. Kalau di masyarakat ada yang bertemperamen tinggi, moderat, atau ramah, itu hal biasa. Kita harus melihatnya secara obyektif."

Tidak hadir

Berkaitan dengan undangan tersebut, KH Abdullah Gymnastiar memastikan dirinya tidak akan memenuhi undangan pertemuan dengan Presiden Bush. Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid yang dikenal sebagai Aa Gym itu akan menyampaikan pandangan dan pikirannya kepada Bush melalui sepucuk surat.

"Lima menit tidak cukup untuk menjelaskan betapa indahnya Islam," kata Aa Gym kepada wartawan di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat.

"Saya berharap semoga dengan pertolongan Allah, saudara-saudara kita yang akan hadir bisa memberi sesuatu yang bermakna bagi Presiden Bush. Dengan demikian, bisa menjadi bagian penting dari perubahan kebijakan Presiden Bush, agar lebih menggunakan nurani, lebih adil," kata Aa Gym lagi.

Dalam suratnya kepada Bush, Aa Gym antara lain mengatakan, "Saya ingin benar Amerika besar bukan karena persenjataan, bukan karena para tentaranya, bukan karena bomnya, tetapi Amerika besar karena keadilannya yang benar- benar adil, dan juga kearifannya. Negara Amerika tidak akan pernah aman dari siapa pun kalau banyak menyakiti orang lain. Rasa aman itu hanya terjadi kalau mereka banyak memberi manfaat, bukan banyak menzalimi yang lain."

Ia juga menjelaskan, ketidakhadirannya memenuhi undangan Bush karena pada waktu bersamaan ia akan menunaikan ibadah umrah. "Saya tidak bisa mengingkari janji saya kepada jemaah untuk berangkat umrah. Saya sedang belajar menjadi Muslim yang baik," ujarnya.

Menurut Aa Gym, pihaknya telah melakukan kontak dengan Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta dan menyatakan ketidakhadirannya. Ia berharap pihak Kedubes AS dapat memahami bahwa dirinya tidak mungkin mengingkari janji terhadap jemaahnya untuk berangkat umrah sesuai dengan rencana, yakni tanggal 22 Oktober 2003.

Namun, secara pribadi, ia mengaku tidak siap bertemu dengan Bush karena ada kesedihan mendalam di dalam dirinya, melihat akibat dari kebijakan politik Bush yang tidak adil dan telah mengakibatkan penderitaan bagi rakyat Irak, Afganistan, dan Palestina. Mereka diserang dan ditangkapi hanya berdasarkan dugaan, prasangka, yang tidak pernah terbukti.

"Kalau Amerika sedih dengan penderitaan rakyatnya dalam Peristiwa World Trade Center (WTC), mengapa kita tidak sedih terhadap warga Irak, Afganistan, dan Palestina," ungkapnya.

"Saya mengerti bahwa sikap saya ini bisa menimbulkan pemikiran yang berbeda-beda dari berbagai pihak," papar Aa Gym.

Ia lebih jauh menegaskan bahwa Islam itu hanya satu. Tidak ada Islam moderat ataupun Islam radikal, apalagi Islam teroris. Islam adalah agama yang diturunkan sebagai rahmatan lil ’alamin, untuk mengangkat peradaban manusia menjadi lebih baik.

Sehari sebelumnya, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Amien Rais mendesak agar sebelum menerangkan konsep dan langkah-langkah untuk menumpas terorisme, Pemerintah Indonesia harus meminta penjelasan terlebih dahulu kepada Presiden Amerika Serikat George Walker Bush perihal posisinya dalam menumpas terorisme.

Mencari simpati

Pernyataan itu diberikannya, menanggapi permintaan Bush supaya Indonesia menjelaskan kepada dunia bahwa mayoritas penduduknya berwatak moderat, menghargai demokrasi, dan kehidupan damai. Bush mengungkapkan hal itu menjelang lawatannya ke Asia, termasuk ke Australia dan Indonesia pada 19-23 Oktober 2003 (Kompas, 16/10).

Menurut Amien, maksud kunjungan Bush ke Asia adalah untuk mencari simpati setelah popularitasnya di Amerika dan Eropa, khususnya Perancis dan Jerman, merosot tajam.

"Posisi Bush sekarang sudah terpojok karena tuduhannya tentang adanya kaitan antara Osama bin Laden dan Saddam Hussein tidak terbukti. Demikian juga perihal keberadaan senjata pemusnah massal di Irak yang menjadi alasan utama Amerika menginvasi negara tersebut," ujar Amien, Kamis, ketika ditemui di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Tidak terbuktinya dua tuduhan Bush di atas, lanjut Amien, menunjukkan bahwa dia tidak memiliki posisi yang jelas dalam menumpas terorisme. "Oleh karena itu, kita perlu meminta keterangan perihal konsep dan tindakan Bush dalam memerangi terorisme. Setelah itu kita baru menjelaskan kepadanya apa yang telah kita lakukan," kata Amien.

Ia menilai langkah yang dilakukan Indonesia selama ini untuk memerangi terorisme sudah cukup baik. "Jika diberi nilai, sudah 7,9," paparnya.

"Pemerintah Indonesia sudah memiliki kemauan politik yang amat kuat untuk memerangi terorisme. Kalaupun ada kekurangan, hal itu terletak pada minimnya sarana dan personel untuk mengamankan ribuan pulau yang ada di Indonesia," katanya menambahkan.

Perihal adanya tokoh seperti Aa Gym yang menolak bertemu dengan Bush saat Presiden Amerika Serikat itu berada di Indonesia, Amien menilai bahwa sikap tersebut tidak tepat waktu dan tidak cukup arif. Sebab, sifat dari pertemuan yang akan dilakukan dengan Bush hanyalah kosmetik sehingga tidak akan ada hal-hal subtansial yang akan diperoleh.

(Sumber: Kompas Online Sabtu, 18 Oktober 2003 )

 
 
© Copyright 2000-2003 PMKRI Denpasar. All Rights Reserved.