TEMPO, 17 May 2002 22:10:34 WIB
Berty Loupatty Akui Punya Jaringan dengan Intel Kopassus
17 May 2002 22:10:34 WIB
TEMPO Interaktif, Ambon: Pimpinan geng preman Coker (Cowok Keren), Berty
Loupatty, mengakui punya jaringan dengan intelijen Kopassus. Tapi, pria bertato itu
membantah dirinya terlibat dalam sejumlah kerusuhan di Ambon, seperti kerusuhan di
Saparua dan pengeboman Gereja St. Paulus. Kini, Berty ditahan aparat Detasemen
Polisi Militer Kodam XVI Pattimura setelah ditangkap pada Rabu lalu. “Saya
memang memiliki jaringan dengan intel-intel Kopassus,” kata Berty pada wartawan
di Markas Den Pomdam XVI Pattimura, Jumat (17/5). Nama Berty mencuat menyusul
bentrokan prajurit Kopassus dan Brimob, Selasa lalu.
Kapolda Maluku Brigjen Pol. Soenarko menyatakan polisi telah lama mengincar
gembong preman di Ambon itu. Isu yang beredar, ia preman binaan Kopassus. Tapi,
Komandan Kopassus di Ambon, Mayor Inf. Imam Santosa Rahmadany, membantah
pasukannya berada dibalik geng Coker. Catatan kelam panjang tergores dalam diri
Berty. Sebelum kerusuhan Maluku meletus pada 1999 lalu, ia dikenal punya koneksi
dengan petinggi militer dan polisi termasuk menghadiri hajatan anaknya dibaptis. Kini,
sejumlah peristiwa mengerikan dituduhkan pada Berty: mulai kerusuhan di Ketapang,
Jakarta Pusat, 22-23 November 1998, yang merusak tempat-tempat ibadah, terus
berlanjut hingga kerusuhan terakhir yang terjadi di Saparua dan penyerangan warga
Desa Soya dimana belasan korban tewas.
Tapi, seluruh tuduhan itu dibantah Berty. Malahan, ia mengaku panik karena merasa
disudutkan. “Beberapa peristiwa yang terjadi belakangan ini seperti pemboman
Motor Kalifornia, pembakaran kantor Gubernur Maluku dan penyerangan terhadap
warga Desa Soya serta peristiwa antara Desa Porto dan Haria di Saparua. Semua
peristiwa itu dituduhkan terhadap saya dan membuat saya menjadi panik,” tuturnya.
Berty kini ditahan oleh Tim Penyelidik Gabungan. Menurut Kapolda Maluku Brigjen
Pol. Soenarko DA, peran sentral Berty dalam serangkaian kerusuhan di Ambon
terungkap dari Yunus, anak buahnya di geng Coker, yang kini telah ditahan oleh
polisi. Pada penyidik, ia membantah telah di-back up Kopassus untuk membuat
rusuh di Ambon. Justru, Berty mengaku mencintai negara kesatuan Indonesia. Dan,
ia banyak memasok informasi ke Kopassus perihal sepak terjang Front Kedaulatan
Maluku. (Yusnita Tiakoly – Tempo News Room)
© tempointeractive.com
|