Media Indonesia, Senin, 13 Desember 2004 10:14 WIB
NUSANTARA
Kapolda Sulteng: Penyerangan di Palu Sebuah Kecolongan
PALU--MIOL: Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Brigjen Aryanto Sutadi
mengatakan, pengamanan rumah ibadah di Kota Palu belum dilaksanakan sesuai
dengan sistem yang ada, mengakibatkan terjadi dua kasus penembakan disertai
peledakan bom di Gereja Anugrah dan Gereja Immanuel Palu.
"Sistem pengamanan tidak dijalankan dengan baik, ini sebuah kecolongan," katanya
di Palu, Jumat malam, seusai meninjau dua lokasi kejadian.
Jemaat Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Anugrah di Jalan Tanjung
Manimbaya pada Jumat malam sekitar pukul 19:05 Wita diberondong tembakan oleh
orang tak dikenal, mengakibatkan dua jemaatnya cedera terkena peluru senjata api.
Berselang beberapa menit kemudian atau sekitar pukul 19:20 Wita, GKST Immanuel
yang terletak di Jalan Mesjid Raya ditembaki juga oleh orang tidak dikenal,
mengakibatkan satpan gereja Bintin Jaya menderita luka pada bagian kaki.
Pelaku bahkan membuang sebuah bom dan meledak tepat di depan pintu Gereja
Immanuel ini, sehingga menimbulkan kerusakan cukup parah pada bagian depan
bangunan gereja, namun tidak ada korban jiwa sekalipun ketika itu sedang
berlangsung ibadah raya Minggu dan dihadiri sekitar 200 jemaat.
Menurut Kapolda Arianto Sutadi, dua gereja yang menjadi sasaran aksi kekerasan itu
seharusnya mendapat pengamanan dari personil polisi. "Namun, sistem pengamanan
itu yang tidak berjalan," ujarnya.
Seorang perwira di Polda Sulteng mengaku pada saat gelar pasukan pengamanan
Natal dan Tahun Baru di Palu beberapa hari lalu, Kapolda telah mengistruksikan
pimpinan polisi di tingkat bawah untuk melakukan pengamanan terhadap
rumah-rumah ibadah.
"Namun kenyataannya di lapangan seperti ini," tuturnya mempertanyakan kinerja
Kapolresta Palu. (Ant/O-1)
Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
|