Masariku Network, 02 December 2003
Teror Terhadap Masyarakat Kristen Meningkat
Laporan POSO WATCH NETWORK, Minggu 30 November 2003.
Eskalasi teror yang diduga dilakukan oleh kelompok Jamaah Islamiah basis Poso
makin meluas dengan intensitas serangan yang semakin tinggi dan Variatif.
Masyarakat Kristen semakin resah, ketakutan dan terintimidasi.
Tadi malam, 29 November 2003, ada empat peristiwa serangan; dua diantaranya
terjadi di dua desa dikawasan yang selama peristiwa konflik/kerusuhan, belum pernah
terjamah, yaitu Desa Kilo Trans, 35 km arah barat kota Poso(jalan menuju kota Palu),
dan Desa Tobamawo Kecamatan Ulu Bongka, 140 km arah Timur kota Poso (jalan
menuju kota Ampana dan Luwuk).
Sekitar pukul 19.15 Desa Kilo Trans(Kristen) dikejutkan dengan serangan mendadak
yang menurut informasi dilakukan oleh kelompok yang beranggotakan sekitar 20
personil yang kelihatannya agak terlatih, langsung melepaskan tembakan secara
sporadis kearah Perumahan dan Penduduk Desa. Pada saat itu sebagian Masyarakat
sedang melakukan kebaktian. Masyarakat panik dan berlarian mencari perlindungan.
Beberapa orang tertembus peluru; 2 orang tewas, I made Simson umur 27 tahun,
tewas seketika, dan I Ketut Sarman (Kepala Desa) umur 43 tahun tewas dalam
perjalanan ke Rumah Sakit Poso, yang lainnya luka-luka. Setelah melakukan aksinya
para penyerang langsung menghilang.
Pada saat yang hampir bersamaan di desa Tobamawo Kecamatan Ulu Bongka,
sekitar pukul 19.30, tiba-tiba Desa(Kristen) yang selama ini tenang, dikejutkan
dengan bunyi rentetan tembakan dari kelompok penyerang kearah tempat Umat
Kristen Gereja Pantekosta di Indonesia sementara Beribadah. Saat itu Ibu Gembala,
Ibu Sandra Tengker, sementara berkhotbah. Kebaktian terhenti karena beberapa dari
Jemaat terjatuh termasuk Ibu Gembala terkena tembakan. Para Anggota Jemaat
yang korban adalah : 1.Ruslam, umur 32 tahun tewas seketika tertembak dibagian
dada dan perut. 2.Arifin, umur 28 tahun tewas seketika tertembak di bagian pantat
dan dada.
3.Moda, umur 37 tahun tertembak dibelakang dan mulut/hancur, belum meninggal
kondisinya Parah.
4.Yulmin, umur 23 tahun tertembak di tangan.
5.Sandra Tengker (Ibu Gembala), tertembak dikaki.
Sekitar pukul 21.00 bom meledak dikawasan Pasar Sentral kota Poso. Tidak
diketahui Jelas apakah bom ini meledak sendiri ditangan perakit atau pemegangnya
(kawasan ini sesungguhnya basis muslim militan kota Poso), atau sengaja
dilemparkan dan kemudian dibuat seolah-olah pelakunya adalah orang kristen(Trik
semacam ini sudah seringkali dilakukan oleh mereka).
Pada malam yang sama di kota Tentena menjadi tegang karena terdengar rentetan
Tembakan pada pukul 11.30.- dan pukul 02.45 dinihari. Yang terjadi adalah aparat
Polri/Perintis mengejar seorang pengendara motor akibat salah paham dijalan, dan
kemudian melepaskan tembakan kearah korban, Beny Makere 23 tahun, di jalan
Kejaksaan tentena, walaupun terkena 2 peluru, korban tetap melaju dengan kencang
dengan maksud mencari tempat berlindung; pada saat mengejar, sang Aparat
mengimformasikan kepada masyarakat bahwa ada penyusup/teroris masuk Tentena
dan dia sementara mengejarnya. Masyarakat terpancing dan melakukan pengejaran
bersama. Ternyata setelah ditemukan, korban menceritakan peristiwa yang
sesungguhnya, dan memang adalah masyarakat Tentena, maka massa yang tedinya
sudah terprovokasi berbalik menuju ke mapolsek Tentena, meminta supaya aparat
yang menembak memberikan pertanggung-jawaban. Makin lama massa makin
banyak dan merengsek ke kantor mapolsek; lalu sekitar pukul 02.30, pihak ! polisi
melakukan penembakan sporadis dalam usaha membubarkan massa. Akibatnya Ben
Ranterole, 37 tahun, terserempet peluru di kepala. Massa menuntut supaya resimen
perintis/Brimob tersebut ditarik keluar dari Tentena. Pukul 03.30 Bantuan
pengamanan TNI tiba dari Poso. Situasi Tentena kembali Normal..
POSO WATCH NETWORK
Ferdinand Henock Ph.D
Received from malukuwashdc via MASARIKU NETWORK
|