SINAR HARAPAN, Senin, 29 Desember 2003
KSAD Peringatkan Keras Gerakan RMS
Ambon, Sinar Harapan - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI
Ryamizard Ryacudu memerintahkan seluruh prajurit TNI AD khususnya yang berada
di jajaran Kodam XVI Pattimura untuk menindak tegas gerakan Republik Maluku
Selatan (RMS).
"Masalah gerakan separatis RMS bukan sekadar isu, namun mereka tengah
melakukan kegiatan untuk berbuat makar yaitu pemberontakan," jelas KSAD saat
memberikan sambutan pada Upacara Serah Terima Jabatan Pangdam XVI Pattimura
dari Mayjen TNI Agustadi SP kepada Brigjen TNI Syarufudin Sumah yang dipusatkan
di Lapangan Merdeka Ambon, Senin (29/12).
Dikatakan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan aktivis gerakan RMS tidak saja
dilakukan di dalam negeri terutama di wilayah Provinsi Maluku, tapi mereka juga aktif
melakukan kegiatannya di luar negeri bahkan telah membuka perwakilan.
"Ini harus mendapatkan perhatian yang serius dari kita semua sehingga kepada
seluruh prajurit TNI AD khususnya yang berada di jajaran Kodam XVI Pattimura saya
perintahkan bahwa tidak ada lagi toleransi sekecil apapun bagi para separatis dan
pemberontak negara," tandasnya.
Dijelaskan, kondisi dan situasi daerah seperti itu harus dipahami oleh setiap prajurit
Kodam XVI Pattimura sebagai agen-agen teritorial sehingga mampu menyikapi dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan teritorial di Maluku sesuai sasaran yang
diinginkan.
KSAD juga memerintahkan jajaran Kodam XVI Pattimura mengintensifkan kegiatan
intelijen teritorial sebagai sumber keterangan untuk menetapkan prioritas kegiatan
pembinaan teritorial.
"Kepedulian setiap prajurit kepada terhadap lingkungannya harus dibudayakan agar
semua kejadian wilayah teritorial Kodam Pattimura dapat diketahui dengan cepat dan
pasti serta semua permasalahan yang timbul dapat segera diselesaikan," paparnya.
KSAD juga mengungkapkan bahwa perkembangan situasi global yang sedang
berlangsung saat ini telah merubah tatanan dunia dan menggeser nilai-nilai budaya
bangsa yang telah mengakar di dalam masyarakat karena masuknya nilai-nilai
universal yang penerapannya dipaksakan oleh negara-negara besar terhadap negara
berkembang termasuk Indonesia.
"Kita memang mengakui dan menerima adanya perubahan karena perubahan itu
adalah keniscayaan namun nilai-nilai yang tidak sesuai dengan budaya bangsa tidak
boleh dipaksakan untuk diterima karena jika hal ini terjadi maka akan berakibat fatal
bagi bangsa Indonesia sendiri," jelasnya.
KSAD mengaku semua hal tersebut merupakan baagian dari skenario negara tertentu
yang ingin dimainkan dalam rangka menguasai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Kita tidak boleh terjebak ke dalam skenario itu karena yang diskenariokan itu adalah
konsep perang modern yang sarat dengan upaya adu domba dan provokasi.
Selain itu kita jangan pernah memberi peluang sedikitpun kepada kelompok-kelompok
tertentu di dalam negeri yang didukung oleh pihak asing untuk membuat bangsa dan
negara ini terus menjadi bangsa yang terbelakang, bangsa yang memiliki rasa
ketergantungan yang tinggi kepada pihak asing dan bangsa yang terbiasa dengan
berbagai konflik kekerasan," tandasnya.
Sementara itu, menyangkut proses pergantian Pangdam Pattimura, KSAD mengaku
alih tugas dan jabatan selalu direncanakan dan direalisasikan berorientasi kepada
sinkronisasi antara kepentingan pembinaan satuan dan kepentingan pembinaan
personel.
Pangdam XVI Pattimura yang baru Brigjen TNI Syarifudin Sumah sebelumnya
menjabat sebagai Kasdam XVI Pattimura sedangkan pejabat lama Mayjen TNI
Agustadi SP selanjutnya akan menjabat Pangdam Jaya. (izc)
Copyright © Sinar Harapan 2002
|