HOME

Arsip: Milis Diskusi e-BinaGuru <gabung: subscribe-i-kan-binaguru@xc.org>

Subject: FAQ MI 2 (lihat juga: FAQ MI 1 / FAQ MI 3 / FAQ MI 4 / FAQ MI 5 / dst)

Tanggal: 17 Oktober 2005

Oleh: Meilania <meilania@telkom.net>

 

FAQ 2:
Bagaimana mengetahui kecerdasan majemuk anak, apabila potensinya rata-rata semua (tidak ada yang menonjol) ?

Tanggapan:
Untuk anak balita, saya sarankan "mengadopsi" cara yang dilakukan oleh Howard Gardner dalam Project Spectrum (dan ide inilah yang juga saya terapkan dalam mengelola Learning Center saya).

Prinsipnya, Spectrum dimulai dg asumsi bahwa setiap anak mempunya potensi untuk mengembangkan kekuatan dalam satu atau beberapa area kecerdasan. Ingat, setiap anak yang normal (tidak memiliki keterbelakangan mental atau gangguan perkembangan lainnya) pasti memiliki 9 jenis kecerdasan, meski dalam kadar dan variasi yang berbeda-beda.

Prakteknya, dalam Project Spectrum, anak-anak dikelilingi oleh material yang kaya (maksudnya beragam, bukan mahal lho ya :-) ... dan melibatkan aktivitas yang membangkitkan penggunaan sejumlah kecerdasan. Dg kata lain, lingkungan anak benar-benar mendukung untuk tersalurkannya beragam jenis kecerdasan yang ada dalam dirinya. DAN anak tidak ada yang dipaksa melakukan suatu aktivitas, bahkan mereka dibebaskan untuk memilih aktivitas yang telah disediakan. Kemudian, sepanjang anak bermain dan beraktivitas (atau saat diberi tugas dan mereka diminta untuk menyelesaikannya), para Peneliti / Observer mencatat proses serta hasilnya (baik dalam bentuk catatan, rekaman video, portofolio tugas anak, dll). Semua didokumentasikan.

Dari "treatment" Spectrum ini, akhirnya didapati hasil KOMBINASI kecerdasan masing-masing anak :-)

Pada umumnya, seorang anak menonjol dalam satu atau beberapa area kecerdasan, tapi bisa jadi seorang anak kelihatannya tidak menonjol dalam area tertentu. Ini bukan berarti si anak tidak cerdas, melainkan komposisi kecerdasannya cenderung terbagi secara rata alias tidak ada jenis kecerdasan tertentu yang menonjol. Tidak apa :-) Malah enak kan, kemungkinan besar dia cocok dengan hampir semua tipe guru maupun aktivitas. Beda dengan anak yang sangat menonjol dalam satu area kecerdasan, biasanya malah dia akan kesulitan dalam area kecerdasan yang kurang diminatinya. Contoh, anak yang kecerdasan kinestetiknya tinggi tapi kecerdasan linguistiknya rendah (hampir dipastikan dia akan menderita di sekolah - yang cenderung menuntu anak diam tapi banyak mendengarkan dan menulis).

Untuk anak yang lebih besar, cara "membaca" potensi kecerdasannya memang lebih sulit karena sudah melewati masa Explorasi.

Ada beberapa tips yang mungkin bisa kita gunakan:
[1] Tanyakan pada orang tua, dulu waktu masih balita sukanya main apa?
Atau hal khusus apa yang orang tua paling berkesan / paling ingat?
(Repotnya kalo tuh anak diasuh ama babysitter yang ganti tiap tahun)

[2] Yang pernah saya lakukan untuk anak dan remaja adl sbb:
Guru membuat kliping gambar dari majalah, koran, brosur, dll
Usahakan gambar2 tsb mewakili "produk akhir" sebuah jenis kecerdasan,
misalnya: gambar Penyanyi / Group Band mewakili kecerdasan musik,
gambar bangunan, desain interior mewakili kecerdasan spasial (tapi gambar
seorang pembalap juga mewakili jenis kecerdasan spasial loh :-),
gambar seorang yang bekerja serius di depan komputer mewakili kecerdasan
logis, dsb dsb. Usahakan gambarnya cukup banyak dan jauh melebihi jumlah
anak shg tidak berebut dan resiko anak memilih gambar yg sama diminimalkan.
Setelah memilih gambar, ajak anak diskusi - sharing - cerita ttg gambar yang
mereka pilih itu. Biasanya sedikit banyak akan terungkap mengenai MINAT
dan potensi kecerdasan mereka.

[3] Libatkan anak dalam sebuah proyek kelompok yang membutuhkan beragam
jenis kecerdasan, dan minta masing-masing bertanggung jawab atas tugas
tertentu dimana mereka boleh pilih tugas apa yang mau mereka ambil.

Selamat mencoba :-)

Moderator (meilania).