Melawan Kanker
Pengantar
Pendahuluan
Kisah Peperangan
Sebuah 'Kekeliruan Negatif'
Beralih ke Nutrisi
Prinsip Pertama - Kenali Musuh Anda
Apa Kanker Itu?
Apa Penyebab Kanker?
Sistem Kekebalan Anda
Strategi Pengobatan
Prinsip Kedua - Putuskan Jalur Pasokan Musuh
Pembersihan Internal & Detoksifikasi
Enema
Koloniks
Puasa Juice
Prinsip Ketiga - Bangunlah Kembali Sistem Pertahanan Alamiah Anda
Menjadi Vegetarian
Menemukan Alergi Makanan
Lemak
Olah Raga
Prinsip Keempat - Ikutsertakan Balabantuan
Vitamin
Mineral
Pasukan Lainnya
Prinsip Kelima - Pertahankan Semangat
Menolak Berperan Sebagai Korban
Menemukan Humor
Prinsip Keenam - Pilihlah Pertolongan Profesional Anda Secara Seksama
Bidang-Bidang & Filosofi
Menjadi Rekan Seperjuangan
Teman-Teman Tetap Terlibat
Mendukung Orang-Orang Yang Menolong
Apendiks A
Apendiks B

 

 

Melawan Kanker

Anne E. Frahm & David J. Frahm

Pembersihan Internal Dan Detoksifikasi

Ahli nutrisi saya berkata, "Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membersihkan tubuh anda." Saya sedang menginjakkan sebelah kaki pada proses "buang yang lama, masukkan yang baru."

Tujuan utama dari program pembersihan yang diterapkan sendiri adalah untuk mendorong sistem kekebalan saya agar dapat bekerja lebih efektif memerangi kanker yang telah menguasai tubuh saya. Sebenarnya, kanker adalah suatu penyakit akibat sistem tubuh yang lemah. Namun dalam upaya mencapai tujuan tadi, paling tidak ada dua hal yang harus terjadi.

Seperti yang telah saya katakan dalam Bab 2, hati merupakan hubungan yang vital bagi sistem kekebalan dalam memerangi kanker. Bukan saja karena ia membantu melindungi tubuh dengan cara membuang substansi-substansi beracun dari aliran darah, jika tetap ada, mungkin dapat menyebabkan kanker, tapi juga mengaktifkan enzim-enzim yang memetabolisme nutrien dari makanan. Nutrien-nutrien ini pada gilirannya dikirim ke setiap sel dalam tubuh, termasuk sel-sel yang membentuk sistem kekebalan. Apakah anda melihat betapa pentingnya hati? Peran hati di dalam perang tubuh melawan kanker sangat penting sekali. Dr. Norman Walker menulis, "Hati-hatilah dengan liver anda. Apabila hati anda rusak dan tidak dapat diperbaiki, anda akan tamat bersama tubuh anda dan akan meninggalkan dunia selamanya."

Hati menggunakan sebuah substansi yang disebut empedu untuk membilas sendiri racun-racun yang telah terakumulasi dari aliran darah. Kandung empedu adalah sebuah organ yang terletak pada hati dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu. Jika empedu yang mengalir melalui hati terhalang oleh sebab apapun, produk-produk sampah dan racun-racun yang seharusnya dibuang dari darah menjadi bertumpuk, dan fungsi vitalnya melambat. Ini yang disebut sebagai "hati malas." Kondisi seperti ini "kemungkinan mencerminkan kerusakan minimal pada fungsi liver. [Tetapi] Karena peranan penting hati dalam proses metabolik banyak, maka kerusakan fungsi liver yang sedikit saja sudah dapat menimbulkan dampak yang besar."

Menurut para ahli di bidang terapi nutrisi, kanker kemungkinan adalah tanda bahwa hati sudah tidak kuat lagi dalam membuang racun-racun dari tubuh, kemampuannya untuk memenuhi peran vitalnya yang lain dalam membantu menjaga nutrien-nutrien mengalir ke sistem kekebalan (sistem imun) juga telah terhenti.

Jadi apa yang menyebabkan aliran empedu di dalam hati berhenti? Sederhana saja, makanan! "Lebih spesifik lagi, defisiensi-mineral, dan makanan yang telah diproses (refined) cenderung menghasilkan partikel-partikel padat dari komponen-komponen empedu (batu empedu) ... Namun sebelum batu terbentuk, dapat terjadi liver yang melemah akibat dari tersumbatnya sebagian aliran empedu." Demikian tulis Ann Wigmore, pendidi Institut Kesehatan Hippocrates yang terkenal di Boston dan pengarang buku Diet Hippocrates.

Para pengarang An Encyclopedia of Natural Medicine mengatakan, "Ada sebuah perkiraan konservatif bahwa 20 juta orang di Amerika Serikat mempunyai batu empedu hampir 20% dari populasi wanita dan 8% dari populasi laki-laki di atas usia 40 ditemukan mempunyai batu empedu saat dibiopsi, dan setiap tahunnya hampir 500.000 kandung empedu dibuang oleh karena batu. Prevalensi batu empedu di Amerika Serikat berhubungan dengan diet tinggi lemak/rendah serat yang dikonsumsi oleh sebagian besar orang Amerika."

Ini menjadi jelas buat saya bahwa jika sistem kekebalan diperkuat untuk berperang secara efektif terhadap kanker, awalnya saya perlu memberi perhatian segera untuk membersihkan dan mendetoksifikasi hati dan kandung empedu saya. Harapan saya ialah bahwa dosis besar kemoterapi yang saya jalani belum menimbulkan kerusakan yang tak-dapat-diperbaiki pada organ-organ ini.

Hal kedua yang perlu saya lakukan adalah memberi perhatian pada kolon saya, saluran usus sepanjang lima kaki (+ 152 cm) yang dikenal sebagai usus besar. Saya pelajari bahwa bukannya tidak lazim menjumlai timbunan bahan sampah beracun yang melapisi dinding usus dari penderita kanker (sebenarnya, banyak orang Amerika). "Makanan umum diet Amerika, misalnya roti putih, kue-kue, biskuit, daging, susu, donat, spagheti, dan sayuran matang, adalah makanan-makanan rendah-serat yang mempersulit kolon untuk melakukan kerjanya."

Dalam Colon Health: The Key to a Vibrant Life, Dr. Norman Walker menganggap serat sebagai "sapu usus" kita. Tanpa massa serat di dalam diet kita, berbagai makanan yang biasa kita makan "meninggalkan suatu lapisan lendir pada dinding dalam kolon bagaikan plester pada sebuah dinding. Dengan berjalannya waktu lapisan ini perlahan-lahan ketebalannya dapat bertambah sampai hanya ada sebuah lubang kecil di bagian tengah." Jadi, meskipun ada gerakan usus yang teratur, kolon bisa tertutup oleh suatu substansi tebal menyerupai karet yang terbentuk setelah waktu yang lama.

Semakin lama sampah beracun ini tinggal di dalam kolon anda semakin mungkin racun-racun itu diserap kembali secara kontinyu ke dalam aliran darah anda. Ini dapat menyebabkan konsekuensi yang berbahaya. Ini seperti membuang sampah ke jalan, membiarkannya busuk sebentar lalu membawanya masuk lagi untuk makan malam. Bukan saja hati akan kelebihan beban akibat semua polutan ini masuk kembali ke aliran darah, tetapi darah mengirimkan bahan-bahan beracun ini ke seluruh tubuh di mana mereka berkesempatan untuk menjadi perusak yang menyebabkan penyakit pada sel-sel kita.

"Umumnya, kita dapat mengatakan bahwa darah itu sebersih usus," tulis Dr. Bernard Jensen dalam Tissue Cleansing Through Bowel Management, "dan karena darah bersirkulasi melalui setiap organ tubuh dan mencapai setiap sel di dalam tubuh, racun-racun di dalam darah diakibatkan oleh usus kotor yang mengkontaminasi seluruh tubuh. Untuk membersihkan jaringan tubuh secara tepat kita harus memulai pembersihan menyeluruh pada usus." Bersama dengan hati dan kandung empedu saya, proses pembersihan pada kolon juga perlu perhatian besar. Periksakan semua ini pada konsultan nutrisi pribadi anda.

Enema

 

S i t u s - L a i n :

Edi Cahyono's Experience
Nur Rachmi's World
Semsar Siahaan's Gallery
Oey's Renaissance
George Grosz
Satu Mei
Yayasan Penebar Page
Political-Economy Page
<<Previous  ||  Next>>