| Sang Manusia | Aristoteles | SatuBumi | Masa_Depan | Makna 10.000 tahun peradaban |
| Author |
Peradaban imperialisme uang yang rakus dan masa depan Bumi Sang petani yang mandiri Saya teringat sewaktu masih belia usia 7 tahun sekitar tahun 1968, dibawa pulang kampung oleh bapak saya di kaki gunung Dempo Sumatera Selatan. Masa kecil yang menyenangkan di kampung dengan udara sejuk dingin dengan kehijauan kebun-kebun kopi yang masih berharga saat itu. Saya ingat betul, kakek-nenek saya itu memelihara sapi, kambing, bebek, ayam di bawah rumah panggung-nya yang masih menggunakan lampu petromax, mempunyai kolam ikan, mempunyai kebun kopi, dan juga sawah padi yang cukup untuk menyimpan beras untuk menopnang kehidupan sehari-harinya. Kakek-nenek saya sanggup menyekolahkan ke-3 anaknya ke Palembang, Jakarta dan Bogor, bukti kemampuan keluarga petani saat itu.
Ada pertanyaan yang menggelitik, jika saya bermimpi pekerja petani mandiri, dan saya mencoba berfikir back to basic, jika hidup yang tidak perlu mengejar gaji bulanan di kota-kota, tetapi cukup untuk kebutuhan pangan. Saat itu saya yakin kebutuhan sandang-papan atau emas dapat dipenuhi dari hasil penjualan panen raya kopi. Walaupun saya ingat, bahwa kakek-nenek saya akhirnya naik haji ke Makkah atas biaya bapak saya yang pegawai negeri. Sebenarnya suatu keyakinan yang sederhana, jika kita bisa merubah dari peradaban pertanian ke peradaban industri, maka dengan kemajuan teknologi saat ini, maka kita dapat menciptakan suatu proses alamiah yang reversibel dan peradaban kita menjadi peradaban yang mandiri, pertanian yang mandiri OK atau industri-pun OK. Di masa mendatang, saya percaya untuk menciptakan masa depan Satu-Bumi yang lebih baik, maka peradaban imperialisme uang yang rakus harus dibatasi.. Manusia yang menciptakan peradaban uang Ada hal yang tidak boleh dilupakan kita bahwa peradaban manusia yang meciptakan peradaban uang dari peradaban fitrah asalnya yakni peradaban pertanian . Makna uang seperti serbuk mesiu, dia dapat menjadi berbahaya eksplosif, barangkali uang di zaman milenium ini diibaratkan sebagai bahan Uranium yang diperkaya, dampaknya lebih dahsyat dari serbuk mesiu, sanggup membuat suatu bangsa menjadi bangkrut karena hutang uang, sanggup menciptakan reaksi berantai karena rakus-uang sehingga dunia menjadi resesi. Tetapi kita juga harus berterima-kasih kepada peradaban uang yang telah menggerakkan revolusi industri dan teknologi. untuk menciptakan kemanusiaan yang lebih baik. Ada sisi kebaikan peradaban uang tetapi lebih banyak sifat kejahatan dari dampak peradaban uang, katakanlah 70% kebaikan peradaban uang, tetapi sayangnya 30% sisi gelap kejahatan dampak peradaban uang itulah yang mendominasi dunia. Sederhana sekali pembuktiannya, lihatlah dampak hutang luar negeri, lihatlah jurang nilai pertukaran valuta asing, lihatlah perdagangan semu saham-saham. Mungkin akselerasi kemiskinan dunia disebabkan oleh dampak sisi kejahatan uang seperti korupsi, manipulasi yang malah tidak memberi kesempatan menolong nasib kemanusiaan di masa mendatang. Inilah pertanyaan kita tentang nasib peradaban uang dan manfaatnya bagi masa depan bumi.
Dunia saat ini didominasi oleh sistem kapitalistik uang, setiap manusia lahir saat ini dikejar untuk menjadi pekerja yang digaji uang. Sedangkan sistem uang saat ini diputar oleh bank dengan sistem bunga ber-bunga yang mengexploitasi Riba yang berlebihan. Sistem uang yang tidak bernilai dan berlaku "ekivalen hidup" di setiap negara, uang rupiah Indonesia yang mungkin tidak bernilai dengan dollar Amerika. Saya sedang berfikir apakah sistem kapitalistik uang di dunia ini telah berlebih-lebihan menjadi setan-dalang yang menyengsarakan kemanusiaan yang jumlahnya akan melampaui 7 milyar di bumi ini. Pemerintah dan swasta industri dipaksa dan terpaksa berhutang kapital-uang luar negeri bunga ber-bunga secara berlebihan. Sudah menjadi sifat manusia, uang membuat menjadi tamak dan rakus, dapat dibayangkan suatu negara kuat kapitalisme-nya menjadi rakus dan tamak, dan akhirnya mengalami krisis seperti Amerika saat ini. Melihat tingkat kompetisi perdagangan dunia yang semakin tajam, munculnya produk-produk teknologi bersaing dari Cina dan India, dominasi ekonomi negara-negara Eropa dan Amerika yang semakin surut di masa mendatang, ancaman perang nuklir , jumlah penduduk dunia yang akan mencapai 7 milyar, ketidak-berdayaan peradaban manusia dalam mengatasi tingkat persaingan dunia dan seleksi alam seperti di negara-negara Afrika dan Asia, kesemuanya ini mengkhawatirkan tentang masa depan bumi dan manusia-nya. Di masa depan malah sistem kapitalistik uang dan saham ini malah menggoda negara-negara super-power kapitalistik dengan kapasitas nuklirnya, untuk menggunakan teori seleksi alam Darwin yang picik, seperti merekayasa benturan-benturan peradaban, ras dan agama, teori katastrofi Malthus yang menganggap penduduk dunia saat ini sudah terlalu banyak sehingga tidak dapat menopang bumi. Bahkan mungkin beranggapan bahwa peradaban yang tertinggal perlu dienyahkan. Seperti Amerika saat ini, dengan gampangnya menggunakan alasan terorisme nuklir di Irak, lantas menyerbu Irak, gejala-gejala sistem kapaitalisme yang berubah menjadi setan semakin terbuka kedoknya. Manusia dapat kembali ke fitrah awalnya, peradaban pertanian Seharusnya sistem kapitalisme memberikan alternatif daur-ulang reversibel kehidupan alamiah, manusia harus dapat kembali ke fitrah awalnya, tercukupi pangan-sandang-papan tetapi tidak rakus uang, mungkin seperti kehidupan kakek-nenek saya diatas. Sudah banyak ide-ide seperti transmigrasi mandiri, desa mandiri, sarjana mandiri. Sayangnya sistem kapitalisme dunia seperti mengharamkan ide-ide revolusi hijau-biru ini. Tidak terbayangkan jika terjadi pergeseran peradaban kota yang tidak tertarik membeli mobil-mobil yang memacetkan dengan polusi di jalan-jalan di kota-kota dunia, tidak tertarik membeli saham-saham riba di bursa Wall-Street atau Nikkei, tidak tertarik belanja di shopping-center dan mal-mal pusat konsumerisme berlebihan, tetapi kembali biru-hijau-nya desa-desa di pegunungan. Kemajuan teknologi informasi, teknologi pertanian dan industri sebenarnya sangat mendukung revolusi hijau-biru ini, sayangnya sistem kapitalisme dan imperialisme uang telah mncengkeram rasa kemanusiaan yang mendasar. Jika Perserikatan Bangsa-Bangsa saja didominasi oleh pemikir-pemikir dengan ide kapitalisme yang rakus, kaidah-kaidah hukum-hukum agama yang baik terpinggirkan seperti konsep-konsep Zakat dan anti-riba. Nah dunia seperti saat ini, negara kita terjerat dengan hutang luar negeri yang berat, Amerika dalangnya kapitalisme uang akhirnya terjerat krisis ekonomi, dunia akhirnya mengalami resesi dunia. Jika permintaan dunia merosot tajam termasuk permintaan produk-produk non-migas Indonesia, bayang-bayang PHK massal pekerja industri perkotaan akan menjadi realitas pahit berkepanjangan. Suatu contoh studi pengembangan tentang revolusi hijau-biru : Diagram ini menggambarkan suatu model konsep perubahan keseimbangan dari kapitalisme industri perkotaan menjadi kapitalisme industri pertaniaan pedesaan, yang saya definisikan sebagai daur-ulang reversibel revolusi hijau-biru
Suatu perusahaan perkebunan sawit, karet, coklat dengan pabrik-pabrik pengolahan hulu-hilir skala besar nasional mempekerjaan seorang insinyur pertanian, tetapi bisa saja perusahaan tersebut mengusahakan dan menyediakan untuk karyawannnya tersebut untuk memenuhi kebutuhan mandiri dengan sistem koperasi yang didukung pemerintah seperti :
Nah jika pemerintah dapat menciptakan kawasan industri perkotaan dengan infra-struktur-nya maka seharusnya pemerintah juga sanggup menciptakan untuk sistem kapitalisme pedesaan yang sama dimulai dari integrasi perkebunan diatas yakni :
Kemudian untuk mengintegrasikan dengan partisipasi masyarakat, maka konsep-konsep agama yang baik perlu diterapkan secara konsisten dalam menjalankan revolusi biru-hijau ini, yakni :
Misalnya jika ada seorang insinyur teknik sipil baru lulus yang ingin menghayati arti revolusi hijau-biru, dapat saja dia memulai di daerah perkebunan terpadu tersebut untuk menyumbangkan pemikirannya tentang irigasi atau membangun perumahan apartemen dan memeliharanya sebagai insinyur operasi.dan pemeliharaan. Dengan adanya paket-paket percetakan pertanian mandiri dan lahan-lahan yang tersedia, dia dapat mengembangkan usaha teknologi pertanian mandiri. Ringkasan Jika ada suatu alternatif upaya daur-ulang reversibel kehidupan alamiah, kenapa peradaban manusia tidak dapat menciptakan pergeseran keseimbangan dari kapitalisme industri perkotaan kembali ke fitrah awal manusia yakni kapitalisme industri pertanian pedesaan mandiri. Mungkin ini dapat menyelamatkan masa depan peradaban manusia dari nafsu setan berlebihan seperti akumulasi kerakusan dan ketamakan imperialisme uang saat ini. Jika terus-menerus bangsa ini bergantung kepada hutang luar negeri untuk menggerakkan ekonominya di saat krisis dunia saat ini, sementara permintaan dunia akan produk non-migas menurun tajam, harga minyak bumi turun drastis, tingkat persaingan produk kita kalah dengan China atau India, bagaimana caranya agar bangsa ini tetap bisa mempunyai harga diri untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Tuhan YME sudah memberikan rahmatnya persatuan Nusantara, hutan tropis dan tanah pertanian yang subur, mimpi tinggal landas dalam mencapai negara industri yang disegani, dan seterusnya.. Yah apa boleh buat, selanjutnta silahkan pembaca meneruskan pemikiran berikutnya, karena pembahasan ini tidak akan cukup dalam esai singkat ini. Dubai UAE, 10-10-2008 Mohamad SM Referensi data : Wikipedia |