hariankomentar, 12 April 2004
Pendeta dan warga Sulut jadi korban
7 Warga Ditembak Saat Ibadah Paskah di Gereja
Laporan: Raymond Pasla, Poso
Akibat penembakan itu, tujuh orang tercatat luka parah dan lang-sung dilarikan ke
Rumah Sakit Umum Poso untuk mendapat pe-rawatan intensif. Kapolres Poso, Ajun
Komisaris Besar Polisi, Abdi Dharma Sitepu, yang dikonfirmasi Komentar beberapa
saat setelah peristiwa itu terjadi, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dia
mengatakan, salah satu dari tujuh warga yang kena tembak itu adalah seorang bocah
bernama Sela Matoneng yang masih berusia empat tahun. Bocah perempuan yang
belum bersekolah ini kena tembak di telapak kaki bagian kanan. "Dia kena tembak di
te-lapak kaki, karena saat terjadi pe-nembakan di dalam gereja itu, ayahnya langsung
memeluknya dan tiarap di lantai gereja," kata Kapolres.
Korban lainnya adalah Hendrik Pau (49 tahun) kena tembak di kaki kanan, Rizal
Matoneng (24)-pen-deta yang memimpin ibadah-kena tembak di tangan dan paha
kanan, Dibet Matoneng (47) kena tembak di tangan dan pantat bagian kanan, Devi
Gorigi-perempuan (29)-tertembak di lengan kanan dan Sunce Engkolawa-perempuan
(34) kena tembak di paha kanan, serta seorang warga asal Minahasa (Sulut) bernama
Dorkas Tulung ikut jadi korban. Perempuan berusia 45 tahun ini tertembak di lengan
kiri, dan kini harus men-jalani perawatan akibat luka tembak.
"Begitu mendengar letusan pertama, jemaat gereja langsung tiarap sehingga
tembakan hanya kena di bagian kaki, tangan dan pantat sehingga tidak ada yang
meninggal dunia. Kalau saja posisi jemaat tidak tiarap mungkin saja korban akan
lebih parah," kata mantan Pj Dansat Brimob Polda Sulteng ini. Menurut Kapolres,
berdasarkan pengakuan beberapa saksi mata di tempat kejadian, sebelum ada
penembakan itu, ada tiga orang yang menggunakan cadar menaiki satu sepeda motor
bebek dari arah Kota Poso menuju Palu. Setibanya di depan Gereja Tabernakel, dua
orang turun dari sepeda motor dan langsung masuk menyerang ke dalam gereja.
Setelah menembak, kedua pe-lakunya langsung lari menuju ke arah hutan di Desa
Kilo. Kapolres Poso mengatakan, berselang 15 menit kemudian, 200 anggota Bri-mob
langsung melakukan penyi-siran ke arah hutan yang diduga sebagai tempat
bersembunyi pelaku.
Apakah ada kaitan dengan pe-ristiwa penembakan misterius sebelumnya? Kapolres
Abdi Dharma mengatakan, pihaknya belum bisa berkesimpulan seperti itu. Hanya
saja, jika dilihat dari tempat kejadian peristiwa, ke-mungkinan besar pelakunya masih
satu kelompok dengan pelaku sebelumnya. "Untuk sementara dugaan saya memang
mengarah ke pelaku sebelumnya. Hanya saja, cara dan metode penyerangan tidak
lagi secara sembunyi-sembunyi, tapi sudah berani terang-terang masuk ke dalam
rumah ibadah. "Ini bia-dab dan kita akan kejar sampai ke mana pun mereka lari,"
tegas Kapolres Abdi Dharma.
Pekan lalu, peristiwa penem-bakan juga terjadi di Poso. Dalam peristiwa itu, dua
orang meninggal dunia, yaitu Jhon Christian Tana-lida dan Pendeta Fredy Wuisan,
sedangkan Rosia Pilongo, Dekan Fakultas Hukum Universitas Sintuwu Maroso luka
parah di bagian kepala karena tertembus peluru. Perkembangan terakhir, seperti
diinformasikan ke Kapolres Minggu tadi malam, situasi Kota Poso pascapenembakan
itu relatif aman. Hanya saja di Tentena, usai penembakan terjadi konsentrasi massa.
"Sekarang ini tidak terlihat lagi adanya konsentrasi massa. Kami terus melakukan
pene-lusuran dan pengembangan atas kasus penembakan ini," kata-nya.(***)
|